Menjelang ditutupnya bursa transfer musim panas kali ini, doa yang sudah lama dipanjatkan oleh Milanisti tampaknya dikabulkan oleh Tuhan. Salah satu penggawa AC Milan berdarah Prancis, M’Baye Niang, telah resmi dipinjamkan ke klub Serie A yang lain, Torino, dengan opsi penebusan sebesar 20 juta euro di akhir musim mendatan
Kepergian Niang dari Milanello, markas latihan I Diavolo Rosso, tentu disyukuri oleh Milanisti. Bagaimana tidak, selama berkostum merah-hitam, Niang memang gagal memenuhi ekspektasi lantaran sering tampil inkonsisten. Padahal, mantan penggawa Stade Malherbe Caen ini digadang-gadang bakal menjadi bintang di masa yang akan datang.
Sejak memperkuat Milan pada musim 2012/2013 sampai 2016/2017 kemarin, Niang cuma 79 kali mengenakan seragam I Diavolo Rosso sembari menyumbang 12 gol dan 10 asis di seluruh kompetisi.
Penampilan tak begitu prima itu juga yang membuat Milan kerap meminjamkan Niang ke beberapa klub lain semisal Montpellier (Ligue 1), Genoa (Serie A) dan Watford (Liga Primer Inggris). Ajaibnya, meski tak begitu sensasional, aksi-aksi Niang ketika dipinjamkan terbilang cukup apik ketimbang saat berkostum Milan.
Musim ini sendiri, usai diakuisisi oleh Yonghong Li, Milan memang bersolek habis-habisan dengan memboyong sejumlah pemain bintang untuk memperkokoh semua sektor permainan. Khusus di lini depan, tim asuhan Vincenzo Montella telah mendaratkan Andre Silva, Fabio Borini, dan Nikola Kalinic.
Baca juga: Nasib Malang M’Baye Niang
Datangnya nama-nama baru itu pada akhirnya membuat kehadiran Niang menjadi surplus di tubuh skuat. Maka, keputusannya pindah ke Torino meski hanya dengan status pinjaman tentu menjadi sebuah opsi yang bagus. Keberlangsungan karier Niang bisa terjamin, Milan pun bahagia karena bisa mengurangi jumlah pemain di tim inti yang cukup gemuk.
Apalagi di Il Toro nanti, Niang bakal bereuni dengan sosok pelatih yang memberinya kesempatan bermain cukup banyak saat menukangi Milan, Sinisa Mihajlovic. Kedekatan ini pula yang disinyalir banyak kalangan menjadi alasan utama Niang bersedia dipinjamkan ke Torino walau kesebelasan asal Rusia, Spartak Moskow, berkenan untuk menebus harga jual yang ditetapkan manajemen I Diavolo Rosso. Harapan Niang jelas, di bawah bimbingan Mihajlovic, performanya bisa meningkat dan semakin matang.
Akan tetapi, Niang juga tak bisa bersantai dan yakin bahwa pelatih berkebangsaan Serbia itu akan memberinya satu tempat utama di sektor depan Torino secara cuma-cuma. Ya, reuni dengan Mihajlovic kali ini takkan jadi sebuah reuni yang santai dan kelewat manis.
Karena bagaimanapun juga, hanya Andrea Belotti yang statusnya tak tergoyahkan di barisan penggedor Il Toro. Nama-nama lain kudu bekerja keras dan senantiasa bermain konsisten agar mendapat kepercayaan lebih untuk menjadi pendamping Belotti.
Selain Belotti, di musim 2017/2018 ini, Torino juga masih punya Iago Falque, Adem Ljajic, dan Maxi Lopez di sektor depan. Jumlah itu semakin membengkak dengan kehadiran pemain-pemain muda dalam diri Mattia Aramu, Alex Berenguer, dan Umar Saddiq.
Dengan padatnya barisan depan Il Toro, Niang pun harus berjuang keras untuk mendapatkan kesempatan bermain yang diidam-idamkannya. Setelah mendapat kesempatan merumput, Niang pun harus bisa tampil maksimal supaya Mihajlovic, manajemen serta suporter fanatik Torino meyakini bahwa dirinya layak untuk mengenakan seragam klub yang berdiri pada tahun 1906 tersebut.
Sebab dengan cara seperti itulah, kans Niang untuk dipermanenkan Torino bisa semakin membesar. Apalagi, peluangnya untuk kembali mengenakan seragam Milan di masa yang akan datang juga semakin menipis.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional