Turun Minum Serba-Serbi

Nike: Raja di Lima Liga Top Eropa

Seperti yang sama-sama kita ketahui, liga-liga di benua Eropa adalah kiblat dari sepak bola dunia. Walau tak benar-benar sempurna dan masih menyimpan banyak cela, tapi kompetisi liga di Benua Biru memang punya kualitas yang sangat unggul. Tak perlu heran jika sampai detik ini, mereka dijadikan role model oleh kawasan lain yang punya hasrat membangun sepak bolanya agar semakin baik dari waktu ke waktu.

Kualitas kompetisi sepak bola yang begitu mentereng pada akhirnya menarik atensi banyak pihak untuk memanfaatkan sepak bola sebagai media, khususnya berpromosi lantaran sepak bola memiliki penggemar yang luar biasa banyak. Situasi macam ini pula yang kemudian menggeliatkan industri di cabang olahraga yang konon diciptakan oleh orang-orang Inggris tersebut.

Sebagai salah satu perusahaan yang bersinggungan langsung dengan sepak bola, produsen perlengkapan olahraga tentu saja menikmati banyak manfaat dari keterlibatan dan aksi-aksi mereka dalam industri sepak bola.

Telah menjadi rahasia publik jika ada banyak produsen olahraga ternama yang berlomba-lomba untuk jadi pemasok perlengkapan olahraga, mulai dari seragam tanding, kaus pre-match, jersey latihan, sampai beraneka macam pernak-pernik resmi, bagi satu kesebelasan tertentu dalam kurun tiga dasawarsa terakhir.

Tentu saja tidak gratis, karena apparel-apparel tersebut bakal merogoh kocek teramat dalam supaya klub yang disodori proposal bersedia melakukan kerja sama. Sebagai contoh, apparel kondang asal Amerika Serikat, Nike, yang mesti menggelontorkan dana sebesar 60 juta paun per musim demi menjalin kolaborasi dengan klub dari Inggris, Chelsea.

Apakah nilai itu seimbang dengan pemasukan yang bisa didapat Nike? Sudah pasti!

Sebagai salah satu klub paling berprestasi di Inggris, Chelsea tentu punya nama besar di penjuru Inggris, Eropa, bahkan dunia. Kondisi ini juga membuat jumlah pendukung setia ataupun simpatisan The Blues bakal semakin tinggi seiring waktu. Para pendukung dan simpatisan inilah yang menjadi sasaran Nike agar semakin dikenal luas khalayak, produk ofisialnya diminati lalu dibeli, dan proyeksi keuntungan yang mereka incar dapat terpenuhi.

Baru-baru ini, footyheadlines melansir bahwa Nike berhasil menahbiskan diri sebagai produsen apparel yang merajai lima liga top Eropa yakni Bundesliga Jerman, La Liga Spanyol, Liga Primer Inggris, Ligue 1 Prancis, dan Serie A Italia.

Baca juga: Ketika Nike Menguasai Bundesliga

Secara keseluruhan, Nike punya 20 klien yang tersebar di lima kompetisi itu alias yang paling banyak. Ciamiknya, sejumlah klub yang menjadi rekanan perusahaan berlogo swoosh itu merupakan klub-klub ternama di liganya masing-masing. Antara lain Hertha Berlin dan Werder Bremen (Bundesliga Jerman), Atletico Madrid dan Barcelona (La Liga Spanyol), Chelsea dan Manchester City (Liga Primer Inggris), AS Monaco dan Paris Saint-Germain (Ligue 1 Prancis), serta AS Roma dan Internazionale Milano (Serie A Italia).

Kondisi ini juga membuat Nike unggul dari dua raksasa apparel asal Jerman, adidas dan PUMA, yang “cuma” memiliki belasan klien di lima liga top Eropa. Lalu, apa yang membuat Nike mampu jadi penguasa pasar?

Walau kerap dikritik lantaran desain jersey mereka begitu menjemukan, tapi teknologi yang mereka sematkan ke dalam produk tersebut masih diakui sebagai yang terbaik sehingga punya kualitas dan kenyamanan yang tinggi untuk digunakan. Bagi para pesepak bola, seragam yang nyaman jelas bisa memengaruhi penampilan mereka di atas lapangan. Bermodalkan hal tersebut, jelas mudah bagi Nike untuk merayu klub-klub di Eropa agar bersedia menjadi partner.

Tapi berbekal kualitas produk yang jempolan tentu tidak akan cukup. Karena hal esensial seperti pundi-pundi uang yang bisa didapatkan klub dari kerja sama dengan Nike, juga memiliki peran sangat penting. Semakin intensnya perkembangan industri sepak bola, perputaran uang yang ada di dalamnya pun meningkat seiring waktu. Nike, yang juga punya modal kuat di sektor ini, tentu bisa melicinkan banyak proses negosiasi yang mereka lakukan dengan pihak klub via gelontoran duit selangit.

Dengan kualitas produk dan juga uang berlimpah yang bisa didapat dari Nike, menjadi wajar apabila sejumlah klub tergiur untuk bekerja sama dengan mereka. Bila Nike masih akan menguasai lima liga top Eropa dalam kurun beberapa tahun ke depan, kita pun tak perlu kaget karena alasannya sudah begitu jelas.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional