Versatility atau keserbabisaan adalah sebuah poin plus bagi seorang pesepak bola. Bentuknya dapat bermacam-macam, serbabisa dalam hal menendang dengan kedua kaki, atau serbabisa untuk bermain di berbagai posisi. Keduanya juga barang tentu berkaitan satu sama lain.
Bek andalan Chelsea, Cesar Azpilicueta memiliki dua keserbabisaan tersebut. Bagi Azpi, nama akrabnya, tidak masalah untuk menendang bola dengan kaki yang mana, atau ditempatkan di sisi kanan, kiri, atau tengah. Semua itu ia lakoni dengan solid dan mumpuni. Keserbabisaannya ini ternyata lahir seiring masa mudanya di tanah yang berada di utara Spanyol, kota Pamplona.
Azpi mengawali karier sepak bolanya bersama klub Osasuna yang berada di kota tempat ia menjalani masa kecilnya. Disini juga, keserbabisaan Azpi untuk bermain di berbagai posisi terasah. Pemain kelahiran tahun 1989 ini bermain di lini depan ketika mengawali kariernya sebagai pesepak bola. Tak beberapa lama, ia digeser ke lini tengah, sebelum akhirnya mematenkan dirinya sebagai bek.
Bersama Osasuna, Azpi telah bermain di tim utama sejak berusia 18 tahun, dan posisi yang ia tempati ketika bermain reguler bersama tim utama adalah bek kanan. Kala itu, Azpi sudah digadang-gadang sebagai pemain yang akan menjadi pengisi posisi bek sayap kanan timnas Spanyol di masa depannya, dan beberapa klub besar pun mengincar dirinya. Namun, Azpi merasa bahwa ia masih perlu untuk berkembang lebih jauh lagi sebelum bermain di klub besar, dan karena itu ia pindah ke klub yang tidak terduga.
Tahun 2010, ketika Azpi masih berusia 21 tahun, ia pindah dari Osasuna ke klub Prancis, Marseille, dengan mahar sekitar 6 juta euro. Bersama Marseille, posisinya tak banyak berubah. Ia kebanyakan diturunkan tetap sebagai bek kanan.
Azpi mengalami masa-masa yang cukup indah di Prancis, berhasil merebut total empat trofi, walau tak satu kali pun ia meraih trofi Liga Prancis. Namun, ia juga memiliki momen buruk bersama Marseille, terutama ketika ia harus terkena cedera yang menjadi momok bagi atlet, cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament), ketika melawan Montpellier di tahun 2010. Azpi hanya berkarier selama dua tahun di Marseille sebelum akhirnya pindah ke klub besar tempat ia bernaung hingga sekarang.
Chelsea membeli Azpi di tahun 2012 dengan biaya sebesar 8,8 juta euro. Sebenarnya, Azpi masih berusaha untuk loyal terhadap Marseille dan Marseille pun masih membutuhkan tenaga Azpi, namun, Marseille harus melepas Azpi untuk menambah dana segar mereka.
Di Chelsea-lah, nama Azpi mulai bergaung besar. Hanya berselang beberapa bulan, tepatnya di bulan Februari 2013, Azpi, yang memang sudah menjadi langganan timnas Spanyol usia muda, dipanggil untuk masuk ke skuat senior.
Azpi menjelma menjadi bek kanan yang solid, namun ketika Jose Mourinho kembali untuk menangani Chelsea, Azpi kemudian digeser ke sisi kiri lapangan dan bermain sebagai bek kiri. Posisi aslinya di bek kanan masih ditempati oleh salah satu pemain senior Chelsea kala itu, Branislav Ivanovic.
Eksperimen yang dilakukan Mourinho terbukti manjur. Azpi pun tampil dengan lihai, bahkan mampu menggeser bek kiri Chelsea yang memang kaki alaminya adalah kaki kiri, seperti Ashley Cole dan Filipe Luis. Kepindahan Azpi ke sisi kiri ini menjadi era baru lahirnya inverted wingback, bek sayap yang kaki alaminya tidak sama dengan sisi yang ia tempati.
Seusai era Mourinho berakhir, tugas yang Azpi emban pun berbeda lagi. Setelah awal yang kurang memuaskan, pengganti Mourinho, Antonio Conte, mengubah skema yang ia terapkan di Chelsea menjadi 3-4-3. Dalam skema ini, Azpi bermain di sisi tengah lini belakang Chelsea. Hasilnya? Chelsea berhasil menjuarai liga di akhir musim dan tentu pindahnya posisi Azpi menjadi salah satu faktor kesuksesan Chelsea.
Chelsea hanya kebobolan sebanyak 33 gol, tersedikit ketiga di Liga Inggris. Kombinasinya bersama Gary Cahill dan David Luiz terbukti ampuh dalam skema Conte yang ofensif itu. Peran Azpi di Chelsea pun semakin penting. Setelah kepergian John Terry, Azpi kini didapuk menjadi wakil kapten Chelsea. Azpi pun dicintai oleh supporter Chelsea, yang memberikan nama panggilan “Dave” bagi dirinya.
Cesar Azpilicueta Tanco adalah salah satu komoditas langka sekaligus berharga di dunia sepak bola. Keserbabisaan menjadi poin penting dalam permainannya. Namun, tidak hanya sekedar serbabisa, ia juga selalu memberikan 100%, di posisi manapun ia dimainkan.
Feliz cumpleanos, Azpi!
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket