Nasional Bola

Ezra Walian dan Ekspektasi Tinggi di SEA Games 2017

Kredit: Instagram Ezra Walian

Pulang dari West Ham United

Ezra baru saja menjalani trial, atau masa uji coba, bersama West Ham United. Dilansir Here Is The City, salah satu media yang berbasis di London, pemain muda berusia 19 tahun ini berpeluang mendapatkan kontrak permanen bersama West Ham. Syaratnya, Ezra harus tampil mengesankan ketika memperkuat tim cadangan West Ham, dengan kontrak magang untuk sementara waktu.

Tentu ini sebuah kesempatan emas. Lantas, mengapa West Ham tertarik dengan Ezra? Dari alasan ini, kita bisa sedikit memahami potensi yang ditawarkan penyerang bertinggi 181 sentimeter itu.

Ezra adalah penyerang. Ia penyelesai peluang yang cukup andal. Belajar di Jong Ajax membuatnya mendapat ilmu sepak bola yang baik.

Melihatnya bermain, yang terasa adalah determinasi untuk tidak kalah. Ezra tak mau dengan mudah penguasaan bola di kakinya terebut lawan dengan mudah. Fisiknya yang kokoh mendukung tingginya determinasi ini. Untuk pemain muda, terkadang, teknik saja tak cukup. Justru, determinasi dan mental yang akan membantunya berkembang.

Ezra punya dua aspek ini. Saat menjalani trial bersama West Ham, ia tak canggung untuk “sedikit berkonflik” dengan pemain lawan. Ia mendapatkan kartu kuning untuk sikapnya ini. Memang, terlalu agresif bukan hal yang baik juga. Ini bisa menjadi gambaran sifat sulit diatur. Boleh saja Ezra sulit diatur, asal ia memenuhi ekspektasi dan talentanya matang, seperti Zlatan Ibrahimovic.

Nah, sebagai pemain depan, olah bolanya cukup baik. Seperti terlihat di beberapa kesempatan di dalam video, Ezra menunjukkan ketenangan di dalam kotak penalti. Matanya fokus dengan bola dan gawang, dan tentu tetap awas dengan pergerakan kawannya.

Ia memang terlihat agak canggung ketika menggiring bola. Namun, Ezra masih dalam tahap cukup aman menahan bola. Dalam artian, ia tak membuang penguasaan dengan mudah ketika berusia menggiring bola. Memang, pada dasarnya ia adalah penyelesai peluang yang banyak beredar di kotak penalti.

Aspek yang juga menonjol adalah teknik menendang bola. Ezra punya dasar dan memang harus terus diasah supaya lebih matang dan efektif.

Dengan segala potensinya, Ezra mungkin akan menjadi pilihan utama Luis Milla. Ia mungkin tak akan bermain sejak awal karena tak banyak mengikuti pemusatan pelatihan. Oleh sebab itu, Ezra harus paham bahwa ketika ia nanti masuk ke dalam lapangan, ia tak lagi bermain untuk dirinya sendiri. Ia menjadi bagian pemain yang memanggul tanggung jawab Merah Putih.

Dan di tengah ekspektasi itu, Ezra juga harus paham bahwa sepak bola Indonesia tak hanya berbicara dengan bahasa bola. Terkadang, ada bahasa-bahasa asing yang justru lebih dominan. Jangan sampai Ezra hanyut dengan suara ini dan semakin asing dengan ekspektasi yang akan ia panggul di SEA Games 2017.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen