Lalu sebenarnya, siapa yang serakah? Agen atau pesepak bola?
Pertanyaan yang kelihatannya sulit dijawab, ya? Intinya, agen hanya ingin sang pemain mendapat kontrak yang menguntungkan. Karena jujur saja, siapa yang mau hidup merugi di dunia ini?
Saat Raheem Sterling pindah ke Manchester City dari Liverpool dengan nilai transfer 49 juta paun pada 2015 (dinilai kemahalan bagi pemain yang saat itu masih 20 tahun), tudingan serakah ditujukan pada sang agen, Aidy Ward.
Lepas dari segala tudingan miring, pemain jelas butuh agen. Tanpa agen yang mengurus kontrak sana sini, berurusan dengan sponsor, tentu nasib di pemain tidak seperti sekarang, bukan?
Dan dari contoh Sterling, sebenarnya baik agen ataupun pesepak bola membutuhkan uang, sebagaimana kita membutuhkan uang untuk menjalani hidup sehari-hari. Satu yang sering suporter lupa, baik agen dan pesepak bola adalah manusia biasa yang memiliki naluri bertahan hidup dan mencari uang adalah salah satu upayanya.
Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)