Sriwijaya FC: Sayap-sayap patah Laskar Wong Kito
Permainan cepat menjadi ciri khas Sriwijaya FC sejak tampil di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Akan tetapi, gaya bermain seperti itu tak lagi menjadi momok menakutkan bagi para lawan Laskar Wong Kito, karena para speedster Sriwijaya FC di sektor sayap musim ini terlalu mudah dipatahkan aksinya.
Meski predikat penyerang kenyang pengalaman tersemat dalam diri Hilton Moreira, namun usia tak mampu berbohong. Di usia 36 tahun, kecepatan Hilton sudah banyak berkurang dan parahnya, kompatriotnya di sektor sayap seperti Anis Nabar, Nur Iskandar, Talaohu Abdul Musafri, hingga Maldini Pali (kini dipinjamkan ke Persiba Balikpapan), tak mampu mengemban tugas sebagai alternatif serangan.
Ini diperburuk dengan komposisi lini belakang yang tak kunjung full-team. Bio Paulin belum sembuh total dari cedera, padahal ia diproyeksikan sebagai bek tengah utama musim ini. Praktis hanya Beto Goncalves yang masih konsisten menampilkan performa terbaiknya dengan raihan 10 gol di putaran pertama.
Sriwijaya FC adalah tim dengan tradisi penyerang tajam dan pemain sayap cepat. Mulai dari Keith Kayamba Gumbs hingga Ngon A Djam, Benben Berlian hingga Muhammad Ridwan, mereka semua mampu membawa Laskar Wong Kito ke papan atas Liga Indonesia. Tugas berat bagi Hartono Ruslan untuk mempertahankan tradisi itu dengan kondisi skuat yang compang-camping saat ini.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.