Eropa Jerman

Krisis Volkswagen dan Ambruknya Prestasi Wolfsburg

Pengaruh krisis Volkswagen

Rasanya bukan kebetulan jika menurunnya prestasi Wolfsburg sejak musim panas 2015 bertepatan dengan skandal diesel yang menimpa perusahaan pemilik 100 persen saham mereka, Volkswagen (VW). Skandal ini berdampak pada menurunnya produksi unit mobil VW dan berkurangnya 30 ribu tenaga kerja di perusahaan tersebut.

Volkswagen terbukti telah melakukan manipulasi terhadap kuota emisi yang dihasilkan oleh mobil-mobil produksi mereka. Perusahaan ini terciduk telah memprogram teknologi bernama turbocharged direct injection (TDI). Tujuannya agar emisi yang dihasilkan oleh mobil-mobil produksi mereka terlihat aman menurut standar International Council on Clean Transportation (ICCT).

Organisasi Amerika Serikat, Environmental Protection Agency, menuntut Volkswagen dengan alasan telah melanggar Clean Air Act (Undang-Undang Polusi Udara). Tuntutan lebih tajam datang dari organisasi Inggris, London Assembly, yang meminta semua mobil VW yang melanggar segera ditarik dari pasaran.

Media-media merespons isu ini dengan melakukan berbagai macam jajak pendapat. Hasilnya menunjukkan bahwa kepercayaan publik Eropa terhadap Volkswagen berkurang cukup drastis. Media-media kemudian mengangkat isu tersebut sebagai ancaman terhadap semua barang produksi Jerman.

Meski demikian, kanselir Jerman, Angela Merkel, hanya sebatas menginstruksikan menteri transportasinya untuk memperketat pengawasan terhadap Volkswagen. Efek yang meluas hanya sebatas menurunnya nilai jual produk VW yang akhirnya berdampak pada turunnya jumlah produksi.

Memang terlalu dini menyimpulkan bahwa skandal diesel ini memang berdampak langsung bagi menurunnya performa klub sepak bola Wolfsburg. Namun, ditundanya proyek pengembangan akademi junior Wolfsburg senilai 40 juta euro yang disusul penjualan De Bruyne dan Perisic adalah beberapa efek domino yang ditimbulkan.

Rumor yang beredar menyebutkan bahwa 60 juta euro hasil penjualan kedua bintang mereka itu sama sekali tak digunakan untuk kepentingan operasional klub, tetapi langsung mengalir ke kas Volkswagen untuk menambal kerugian finansial mereka.

Rumor lain yang dihembuskan media Deutsche Welle menyebutkan bahwa bujet per musim Wolfsburg juga dipangkas. Bujet yang biasanya di angka 100 juta euro per musim kini dipangkas 30 persen. Jika benar demikian, tak heran jika Gustavo, Rodriguez, Draxler dan lain-lain ramai-ramai meninggalkan klub yang sekarang bagaikan kapal menjelang karam.

Tidak hanya klub sepak bolanya, penduduk kota Wolfsburg juga sempat ketar-ketir kondisi perekonomian mereka akan hancur. Bisa dipahami, karena Volkswagen adalah nyawa kota Wolfsburg. Penduduk Wolfsburg pasti khawatir mereka akan menjadi seperti kota Detroit di Amerika Serikat yang divonis pailit setelah kebangkrutan perusahaan lokal mereka, General Motors.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.