Eropa Spanyol

Esteban Granero, Bintang Tur Espanyol di Indonesia

“Saya sudah tidak asing lagi dengan Indonesia. Beberapa tahun lalu saya datang ke sini, meskipun bukan ke Jakarta.”

Penegasan itu keluar dari mulut Esteban Granero ketika berlangsungnya konferensi pers sehari menjelang laga persahabatan Persija melawan Espanyol. Pemain kelahiran Madrid ini memang pernah menjajal Persebaya Surabaya pada tur Queens Park Rangers (QPR) pada tahun 2012 lalu. Granero seperti ingin menepis dulu anggapan jika nanti ia tidak bermain baik karena kendala adaptasi dengan situasi di Indonesia.

Pemain yang baru saja berulang tahun ke-30 ini baru saja didatangkan Espanyol dengan status bebas transfer dari Real Sociedad dan langsung bergabung dengan rombongan Los Pericos yang berangkat ke Indonesia. Di Jakarta, tepatnya Bekasi, Espanyol diadu oleh promotor dengan klub kebanggaan warga Jakarta, Persija.

“Tim ini tampil sangat baik tahun lalu,” Granero mengomentari performa klub barunya yang musim lalu finis di posisi delapan, hanya berbeda satu posisi dengan wakil terakhir Spanyol di Eropa, Athletic Bilbao. “Rasanya saya melompat ke sebuah kapal yang melaju sangat cepat, saya juga harus bergerak cepat.”

Tawaran dari Espanyol di musim panas 2017 ini memang seolah angin segar bagi karier Granero. Musim lalu bukanlah musim yang bagus untuknya. Ia dimainkan dua puluh kali oleh pelatih Real Sociedad, Eusebio Sacristan, tapi hanya delapan kali sebagai pemain inti. Alhasil, ia hanya mencatat satu asis dan gagal mengukir gol dalam semusim.

Mungkin itulah penyebab La Real enggan memperpanjang kontraknya, padahal klub Basque ini sempat menyelamatkannya dari kesemenjanaan ketika bermain di klub lemah Inggris, QPR.

Reputasinya sebagai mantan cantera Real Madrid membuat Granero menjadi pemain paling diburu para wartawan di konferensi pers yang juga dihadiri oleh Football Tribe tersebut. Selain itu, nama Granero juga merupakan nama paling familiar di telinga warga Indonesia di antara para pemain Espanyol lain. Yang paling penting, mantan andalan Getafe ini juga fasih berbahasa Inggris, buah dari masa tinggalnya selama dua tahun memperkuat QPR.

Sesumbar Granero bahwa dirinya akan beradaptasi dengan cepat dibuktikannya pada laga menghadapi Persija. Sebelumnya, pelatih Quique Sanchez Flores menegaskan bahwa klubnya tak akan main-main dalam turnya di Indonesia. Bagaimanapun juga, laga persahabatan melawan Persija merupakan masa persiapan Espanyol untuk menghadapi musim 2017/2018 yang sudah di depan mata.

Granero membuktikan dirinya belum habis dengan bermain apik di lini tengah Los Pericos. Berulang kali ia membahayakan pertahanan Persija dengan aksi-aksinya. Ia bahkan mencetak dua gol berturut-turut hanya dalam kurun waktu dua menit, yaitu menit ke-16 dan ke-21. Laga itu pun berkesudahan tujuh gol tanpa balas untuk Espanyol.

Menarik untuk ditunggu apakah Granero akan disiapkan peran yang cukup penting bagi tim utama Espanyol. Pada awal musim 2017/2018, Los Pericos baru saja ditinggalkan salah satu ikonnya, yaitu Jose Antonio Reyes. Banyak kalangan memprediksi Granero akan segera menggantikan peran Reyes sebagai gelandang menyerang yang tak jarang diposisikan sebagai penyerang sayap.

Granero sendiri tentu saja berharap bisa memulihkan kariernya yang sempat bersinar ketika menjadi bagian tim muda Spanyol yang menjuarai Piala Eropa U-19 tahun 2006. Kita tunggu saja kiprah Granero bersama Espanyol musim depan.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.