Kolom

Chester Bennington, Linkin Park dan Hidup yang Berkelindan dengan Sepak Bola

Meskipun namanya terdengar sangat Inggris. Chester Bennington nyatanya lahir dan besar di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Chester, frontman Linkin Park ini ditemukan tewas dengan cara gantung diri di kediamannya di kawasan Palos Verdes Estates, California dini hari tadi waktu Indonesia, (21/7). Namanya melambung ketika ia bersama Linkin Park meluncurkan album Hybrid Theory pada tahun 2000.

Bagi siapapun yang saat ini berusia sekitar 23 tahun ke atas, Linkin Park adalah grup musik yang mewarnai kehidupan remaja mereka. Suara teriakan khas Chester, dipadukan dengan rap dari Mike Shinoda serta aksi Joe Hahn di belakang turntables, adalah sebuah fenomena yang tidak biasa. Karena mereka memadukan banyak komponen music, meskipun rock alternatif merupakan genre utama mereka.

Di dunia musik, Chester mendapatkan rasa hormat besar atas segala yang ia lakukan di bidang tersebut. Ia mewarnai perhelatan musik secara global dengan suaranya yang khas selama hampir dua dekade. Namun tidak banyak yang tahu bahwa Chester pun sebenarnya punya hubungan baik dengan dunia sepak bola.

Jika ada yang bertanya klub sepak bola mana yang menjadi favorit Chester, bisa jadi ada dua jawaban. Pertama adalah Bayern München, yang kedua adalah Ipswich Town. Bagaimana bisa demikian?

Chester dan Linkin Park memang punya kedekatan khusus dengan Bayern. Kedua “tim” dari bidang yang berbeda ini pertama kali berkolaborasi dalam sebuah acara peduli lingkungan di Jerman pada tahun 2015. Kala itu, Chester dan personel Linkin Park yang lain menyempatkan diri untuk berkeliling dan melihat fasilitas akademi FC Bayern.

Yang teranyar, Chester bersama Dave Ferrell alias Phoenix, memberikan ucapan selamat ketika tim asal Bavaria tersebut berhasil memenangkan gelar Bundesliga kelima mereka secara beruntun. Ucapan selamat tersebut kemudian dibalas dengan ucapan selamat dari para penggawa Bayern atas peluncuran album baru Linkin Park yang bertajuk One More Light.

https://www.instagram.com/p/BUkeouHjAns/

Sementara soal Ipswich Town, bermula ketika ayah Chester, Lee Bennington, mengunjungi Inggris sekitar tahun 1990-an. Ketika itu, Lee yang merupakan seorang polisi, sering sekali menyaksikan pertandingan Ipswich Town karena rekan-rekannya sesama polisi di sana terus mengajaknya. Lee lama-lama mulai menyukai kesebelasan tersebut dan menularkannya kepada Chester.

Chester sendiri memang belum pernah berkunjung ke Ipswich sekalipun, meskipun Linkin Park terhitung cukup sering melakukan tur di daerah Inggris Raya. Tetapi kabarnya, ia selalu mengikuti sepak terjang Ipswich melalui internet. Sayangnya hingga kemudian ia mangkat, keinginan tersebut tidak tercapai. Lagu-lagu Linkin Park sendiri cukup sering berkumandang di Portman Road, kandang Ipswich Town.

Aktivitas lain Chester dan Linkin Park dengan sepak bola adalah ketika ia melakukan promo untuk album Hunting Party di Prancis. Kala itu, Chester, Phoenix dan Mike Shinoda, menjumpai para penggemar mereka dengan mengenakan seragam timnas Prancis. Juga ada reportase pertandingan sepak bola antara Linkin Park dengan kru Warner Brothers di Jerman pada tahun 2012 lalu. Di pertandingan tersebut, Chester sempat bermain sebagai kiper.

Walau tak bertautan cukup intens, Chester memiliki napas yang berhembus seirama dengan napas sepak bola. Sebuah kehilangan yang sedikit banyak patut disesali. Selamat jalan, Bung!

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia