Saat sebuah klub sepak bola berani mengeluarkan dana ratusan bahkan triliunan miliar, apa yang ada dalam benak Anda?
Kehadiran para orang kaya di sepak bola memang mengubah segalanya. Mereka rela keluar uang berapapun untuk membeli pemain dan pelatih yang mereka inginkan agar klub tersebut meraih gelar. Uang sudah tidak dipikirkan lagi, yang penting ada gelar bergengsi yang mampu mereka raih, tanpa berpikir bahwa dalam membangun tim sepak bola itu butuh proses panjang.
Skuat bernilai mewah memang tidak selalu menjamin gelar. Masih ingat kisah dongeng Leicester City musim 2015/2016 lalu? Siapa yang mengenal mereka sekitar lima atau enam tahun lalu? Namun, tim dengan kondisi keuangan seadanya ini mampu mengalahkan tim kaya sekelas Chelsea dan Manchester City dengan juara Liga Primer Inggris dan maju ke delapan besar Liga Champions Eropa 2016/2017.
Tetapi, kita tentu masih ingat beberapa pembelian klub oleh para orang kaya ini yang akhirnya mengubah wajah sepak bola dunia dan peta persaingan. Ada baiknya kita mengingat kembali masa-masa klub bergantung dari proses ambil alih klub oleh para konglomerat untuk membangun sebuah tim.
Siapa saja mereka? Berikut ini adalah pengambil alihan klub terbesar sepanjang sejarah sepak bola sebagaimana kami sarikan dari 90min.com:
Chelsea (2003)
Di era 1980-an, nama Liverpool lebih mendominasi (saat itu) di Divisi Satu. Dan di era Liga Primer, Manchester United dengan class of 92 dan kepelatihan gemilang Sir Alex Ferguson merajai Inggris dan menjadi tim yang sangat diperhitungkan di Eropa. Nyaris tidak ada yang memperhitungkan Chelsea kala itu. Namun, semua berubah saat konglomerat Rusia, Roman Abramovich, mengambil alih klub ini tahun 2003 dari Ken Bates dengan dana 140 juta paun.
Bates memang berjasa mengangkat harkat Chelsea yang sempat terdegradasi. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran Abramovich yang berani royal dalam membeli pemain sangat mengubah peruntungan Chelsea. Tidak tanggung-tanggung, di musim panas tahun 2003, Chelsea merekrut 14 pemain baru dengan dana 111 juta paun.
Dengan dana sebanyak itu, ternyata tidak sia-sia juga. Praktis sejauh ini, Chelsea mampu menyaingi perolehan trofi Manchester United di era Liga Primer, sesuatu yang gagal dilakukan Arsenal usai terakhir menjuarai liga pada musim 2003/2004 lalu.