
Gelandang

Cesc Fàbregas (Arsenal ke Barcelona, Agustus 2011)
Menyandang ban kapten sekaligus memakai nomor punggung 4 khas Patrick Vieira, nyatanya tak membuat Francesc Fàbregas Soler sebagai idola sepanjang masa di Emirates Stadium. Puasa gelar yang dialami Arsenal membuat pemain lulusan akademi La Masia ini gerah dan ketika itulah Barcelona menawari Fàbregas untuk kembali ke klub masa kecilnya.
Barcelona yang saat itu masih dinakhodai Pep Guardiola memang sedang menikmati masa kejayaan. Mereka baru saja meraih double winners berupa trofi Liga Champions ketiganya dan gelar juara Liga Spanyol. Keinginan Fàbregas untuk pergi demi meraih trofi tak dapat dibendung lagi dan akhirnya Arsenal harus kembali kehilangan kapten mereka.
Patrick Vieira (Arsenal ke Juventus, Juli 2005)
Arsene Wenger menyelamatkan karier Vieira dari kehancuran di Milan, namun karena kebijakannya yang enggan menyimpan pemain berusia di atas 30 tahun, Wenger harus menerima salah satu penyesalan terbesar dalam hidupnya.
Saat diboyong Juventus, usia Vieira saat itu 29 tahun, masih jauh dari kata veteran. Dua hingga tiga musim lagi setidaknya gelandang setinggi 193 sentimeter ini masih dapat bermain di level terbaiknya, tapi Wenger justru menyetujui tawaran Juventus senilai 17,5 juta paun. Sang profesor beralasan bahwa penjualan Vieira dilakukan untuk memberi tempat pada Fàbregas yang disiapkan sebagai gelandang sekaligus kapten masa depan The Gunners.
Wenger memang benar. Fàbregas menjelma sebagai gelandang sekaligus kapten Arsenal, namun itu hanyalah penyesalan yang tertunda karena Arsenal harus kembali kehilangan kaptennya. Hingga detik ini, Arsenal belum mampu lagi menjuarai Liga Primer Inggris sedangkan Fàbregas sudah meraihnya dua kali di Chelsea.
Mark van Bommel (Bayern München ke AC Milan, Januari 2011)
Jago merebut bola, tekel presisi, umpan akurat dan tendangan keras menjadi ciri khas gelandang setinggi 187 sentimeter ini di tiap klub yang dibelanya.
Meski sempat kesulitan di awal kedatangannya di Bayern, perlahan tapi pasti, eks pemain PSV Eindhoven ini tampil sebagai andalan di lini tengah FC Hollywood. Setelah Oliver Kahn pensiun, ia dipercaya sebagai kapten die Roten dan membuat dirinya menjadi pemain non-Jerman pertama yang menjadi kapten The Bavarians.
Jika Arsenal hobi melepas kapten mereka, AC Milan justru sebaliknya. Il Diavolo Rosso gemar mendatangkan para kapten dari penjuru Eropa untuk mendongkrak performa timnya sebagai opsi jangka pendek maupun jangka panjang. Mark van Bommel kemudian berlabuh di Milan pada musim dingin 2011 dan menyerahkan ban kapten Bayern pada Philipp Lahm yang awet melingkar di lengannya hingga pensiun musim lalu.
Sama seperti Oddo yang didatangkan untuk solusi jangka pendek, van Bommel langsung menjadi pemain utama dan membantu Milan meraih Scudetto musim 2010/2011. Pada Juli 2012, van Bommel kembali ke PSV dan pensiun di sana pada akhir musim 2012/2013.