Kolom

Mendedah Transfer: Monchi dan Jalan Terang AS Roma

Eusebio Di Francesco
Eusebio Di Francesco.

Faktor Eusebio Di Francesco

Seperti yang saya sebut di atas, Monchi tentu tak melepas pemain tanpa diskusi yang panjang dengan pelatih kepala.

Kesepahaman ide antara Monchi dan pelatih di Sevilla membuat pemain yang dilepas selalu bisa digantikan pemain yang juga punya potensi besar. Atau setidaknya, ketika menjual pemain, skuat tetap seimbang dan kompetitif. Dan yang juga penting: pemain yang didatangkan sesuai dengan kebutuhan dan filosofi bermain sebuah tim.

Untuk memindai pembelian Monchi, kita harus sedikit memahami gaya melatih Di Francesco.

Sistem yang sering digunakan Di Francesco adalah 4-3-3 dengan perubahan menjadi 4-5-1 ketika bertahan. Tim yang dilatih Di Francesco selalu menekankan pentingnya menjaga jarak antar-lini. Kerapatan selalu terjaga, dan lawan akan dipaksa bermain melebar.

Di Francesco juga cukup fleksibel. Tak hanya bertahan cukup dalam, tim yang ia latih juga fasih menekan lawan dengan garis pertahanan yang tinggi. Pressing yang dilakukan Sassuolo misalnya, adalah man-oriented atau satu pemain memegang satu.

Pelatih asal Italia tersebut konsisten menggunakan 4-3-3. Komposisi tiga gelandang di tengah adalah satu gelandang bertahan dan dua gelandang serang. Di Francesco juga menggunakan dua bek sayap yang agresif, menopang dua pemain di sisi lapangan yang biasanya bermain lebih ke tengah.

Dari sedikit penjelasan di atas, untuk gelandang bertahan, pilihan Monchi dan Di Francesco jatuh kepada Maxime Gonalons. Pemain asal Prancis tersebut handal merebut bola tanpa menjatuhkan diri. Ia pintar menempatkan diri ruang yang ideal untuk melakukan intersep. Istimewanya, Gonalons juga seorang deep-playmaker. Dan tentu saja, ia diboyong dari Lyon dengan harga murah. Lima juta euro saja!

Untuk bek sayap yang agresif, Rick Karsdorp sangat sesuai dengan kriteria tersebut. Bek berbanderol 14 juta euro tersebut punya teknik melepas umpan silang yang sangat baik. Ia bisa langsung melepas umpan silang tanpa mengontrol, sembari berlari, dengan keakuratan yang memuaskan.

Bek modern seperti Karsdorp ini biasanya dibanderol sangat tinggi. Kita bisa membandingkannya dengan usaha keras Juventus mencari pengganti Dani Alves. Mulai dari Danilo, Mattia De Sciglio, hingga Joao Cancelo. Keberhasilan mendapatkan Karsdorp di nilai 14 juta euro adalah bisnis yang menarik.

Bisnis yang menarik lantaran faktor usia, Karsdorp baru 22 tahun, membuatnya bisa menjadi investasi di masa depan. Ingat, kebutuhan bek sayap modern akan semakin besar di tahun-tahun yang akan datang. Jika sukses mengembangkan Karsdorp, Roma bisa menjualnya nanti di sekitar nilai 50 juta euro. Itu baru angka minimal.

Untuk posisi sayap, Di Francesco suka pemain yang agresif dan pandai masuk ke tengah untuk melakukan kombinasi dengan gelandang atau pemain depan. Buruan utama adalah Domenico Berardi, dengan opsi lain adalah Gregoire Defrel. Keduanya adalah mantan anak asuh Di Francesco di Sassuolo.

Satu nama lagi yang baru saja diberitakan masuk dalam daftar belanja Roma adalah Anthony Martial. Kesulitan mendapatkan Martial adalah banderolnya yang tinggi. Untuk menyiasatinya, Monchi ingin meminjam terlebih dahulu dengan memasukkan klausul pembelian. Teknik serupa digunakan Juventus untuk memboyong Douglas Costa dari Bayern München dan Bayern kala meminjam James Rodriguez dengan cara yang serupa.

Jalan terang

Dari uraian di atas, baik dari pemain yang dilepas, yang sudah dibeli dan yang diincar, terlihat jalan pikiran Monchi. Ia melepas pemain penting, namun pemain dengan kaliber besar juga sudah masuk dalam rencana pembelian. Monchi tak menjadikan Roma sebagai “toko kelontong”, tapi terpaksa melepas karena berbagai kepentingan yang sudah diukur dengan baik.

Yang harus dilakukan suporter Roma saat ini adalah menabung kesabaran. Monchi bergabung dengan Sevilla sebagai diretur olahraga di tahun 2000 dan membutuhkan setidaknya lima tahun sebelum memenangi Piala UEFA (kini Liga Europa). Setelah itu, Sevilla menancapkan hegemoninya sebagai penguasa Liga Europa dan salah satu penantang serius di papan atas La Liga.

Jika diberi kesabaran, Monchi akan menggandeng Roma ke jalan yang terang. Lepas dari bayang-bayang Serie A lawas, yang dipenuhi klub tradisional dan tertinggal. Beri Monchi cinta, dia akan memberimu semuanya.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen