Nama Javier “Chicharito” Hernandez mungkin hanya bagian kecil dari lingkup dunia sepak bola secara global. Akan tetapi di Meksiko, ia begitu dipuja. Chicharito sudah menyandang status legenda meskipun usianya belum mencapai 30 tahun.
Baru mulai bermain untuk timnas senior Meksiko pada tahun 2009, ia kini sudah menyandang gelar pencetak gol terbanyak negara tersebut dengan 46 gol. Melewati raihan dua penyerang legendaris lain, Jared Borgetti dan Cuauhtemoc Blanco.
Kariernya terus disorot dan diikuti. Bahkan ketika kini ia memperkuat Bayer Leverkusen di Bundesliga yang tidak begitu populer di Meksiko, cukup banyak imigran Meksiko yang rela datang jauh-jauh ke Westphalia Utara hanya untuk menyaksikan aksi si Kacang Polong Kecil di Bay Arena.
Sebelum mendarat di Jerman, Chicharito punya romansa indah di Inggris. Ia mencetak cukup banyak gol dan berhasil menggondol dua gelar juara Liga Primer Inggris bersama Manchester United. Maka ketika muncul isu Tottenham dan West Ham berminat untuk mendaratkannya kembali ke tanah Britania, hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar.
Sebagai ikon negaranya, Chicharito tentu menginginkan untuk terus bisa bermain di kompetisi level top. Ini menjadi penting agar Meksiko tetap diperhitungkan di percaturan sepak bola secara global. Ia tentu punya kesempatan untuk menerima banyak uang dengan pindah ke Cina. Atau menikmati ketenaran dan gaya hidup mewa seperti yang dirasakan kompatriotnya, Giovanni dos Santos, yang hijrah ke Major League Soccer di usia yang masih produktif.
Kembali ke Inggris tentu akan membuat Chicharito kembali lebih banyak mendapatkan sorotan. Seperti yang diketahui, jika Liga Primer Inggris popularitasnya masih begitu tinggi. Uang juga bukan masalah di sana. Jadi Chicharito mungkin akan mendapatkan bayaran yang bahkan lebih besar ketimbang ketika ia bermain di Leverkusen.
Bagi kedua kesebelasan yang berminat, kedatangan Chicharito tentu sangat dibutuhkan. Tottenham membutuhkan pelapis yang sepadan untuk Harry Kane. Catatan gol Chicharito sendiri selalu baik. Ia selalu bisa mencetak 10 gol atau lebih sejak ia mendarat di Eropa pada tahun 2011. Dan peran sebagai penyerang pengganti sudah fasih ia lakukan ketika memperkuat Manchester United.
Tentu masih segar dalam ingatan bagaimana ketika di United Chicharito sering masuk di babak kedua dan tiba-tiba mencetak gol kemenangan ketika tim menjalani partai yang sulit.
Sementara hijrah ke West Ham sepertinya akan memberikan kondisi yang lebih menyenangkan lagi. Klub yang ditangani oleh Slaven Bilic tersebut sejauh ini belum memiliki penyerang yang benar-benar bagus. Andy Caroll lebih sering berurusan dengan cedera, Enner Valencia angin-anginan, sementara Ashley Fletcher dan Toni Jimenez masih terlalu belia dan belum siap mengemban tanggung jawab sebagai pencetak gol utama klub. Hijrah ke West Ham akan memberikan jaminan posisi di tim inti untuk Chicharito.
West Ham menawarkan garansi bermain reguler. Tetapi Tottenham menawarkan Chicharito peluang untuk meraih kejayaan sekali lagi di tanah Inggris. Jadi ke mana nantinya si Kacang Polong Kecil akan mendarat?
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia