Digadang-gadang sebagai salah satu bintang masa depan Chelsea, Dominic Solanke akhirnya harus menerima fakta didepak dari Stamford Bridge. Penyerang yang baru berusia 19 tahun itu sempat menawan saat dipinjamkan ke Vitesse Arnhem, sebelum akhirnya dibekukan dari skuat dan dilepas pada musim panas ini. Solanke merupakan satu dari sekian banyak kebijakan peminjaman The Blues yang, untuk satu dan lain hal, gagal bersinar saat kembali.
Kebijakan transfer Chelsea yang kerap menghamburkan uang dengan membeli pemain bintang menyisakan efek negatif untuk pemain muda. Jangankan tim utama, merangsek ke barisan pemain cadangan pun sulit. Alhasil, banyak penggawa belia yang akhirnya dipinjamkan. Dari sekian banyak klub yang jadi ‘sekolah’ untuk youngster The Blues, Vitesse Arnhem bisa dibilang jadi yang paling banyak menampung.
Maklum, klub kontestan Eredivisie Belanda itu secara tak tertulis menjalin kerja sama sebagai feeder club Chelsea. Rombongan pertama diberangkatkan pada musim 2010/2011. Trio Balkan, Slobodan Rajkovic, Matej Delac, dan Nemanja Matic, dipinjamkan dengan harapan bisa jadi andalan klub di masa mendatang. Semua tahu, nama terakhir akhirnya jadi poros lini tengah The Blues, tapi lewat perjuangan yang tak sebentar.
Setelah dipinjamkan ke Vitesse, Matic dilego ke Benfica sebagai bagian dari transfer David Luiz menuju Stamford Bridge. Tiga tahun di Liga Primeira Portugal, pemain timnas Serbia itu kembali ke Chelsea dengan tebusan mahal dan jadi bintang, hingga pada musim panas ini diisukan hijrah ke Manchester United. Kendati demikian, Matic bisa dibilang pemain pertama dan sejauh ini terakhir, yang sukses setelah dipinjamkan Chelsea ke Vitesse.
Banyak diwarnai kegagalan
Bandingkan dengan rekan satu angkatan gelandang bertahan berusia 28 tahun itu, yakni Rajkovic yang sudah pindah ke Palermo, atau Delac yang sejauh ini telah dipinjamkan Chelsea sebanyak 10 kali. Ya, 10 kali. Setahun setelahnya, nama menjanjikan semacam Patrick van Aanholt malah terdampar bersama Crystal Palace, di mana Ulises Davila pulang kampung ke Santos Laguna. Satu yang bertahan dari angkatan mereka hanya Tomas Kalas, yang masih terus disekolahkan oleh The Blues.
Masih ingat dengan nama Gael Kakuta? Pemain yang sempat dihukum berat FIFA karena melanggar kontraknya di Lens akibat ngebet ke Chelsea ini nasibnya sekarang tak menentu. Setelah dipinjamkan ke Vitesse periode 2012 hingga 2014, Kakuta tak lantas ke tim utama Chelsea.
Dia dipinjamkan lagi ke Lazio dan Rayo Vallecano, sebelum hijrah permanen ke Sevilla dan kini dimiliki klub Liga Super Cina, Hebei China Fortune. Secara keseluruhan, pemain timnas Kongo ini hanya tampil enam kali bersama Chelsea.
Musim 2013/2014, ada lima pemain muda yang diberangkatkan Chelsea ke Vitesse untuk menimba ilmu. Dari kelimanya, Christian Atsu dan Bertrand Traore musim panas ini resmi pindah, masing-masing ke Newcastle United dan Olympique Lyon, sementara Sam Hutchinson turun kasta ke Divisi Championship bersama Sheffield Wednesday. Dua yang masih bertahan, Cristian Cuevas dan Lucas Piazon sudah lima kali dipinjamkan.
Sejauh ini rekor pemain non-kiper yang punya catatan terbanyak dipinjamkan oleh Chelsea dan pernah berkostum Vitesse adalah Wallace Oliveira dengan enam kali. Dia memperkuat klub Belanda itu berbarengan dengan Josh McEachran musim 2014/2015, yang kini sudah jadi pemain Brentford. Dua musim lalu, deretan pemain seperti Nathan, Danilo Pantic, Lewis Baker dan Isaiah Brown, belum juga terdengar namanya hingga saat ini.
Baker mungkin suatu pengecualian setelah sukses berkontribusi atas gelar KNVB Beker untuk Vitesse musim 2016/2017. Namun, sosoknya hingga sekarang belum diminta untuk mengisi skuat utama tim asuhan Antonio Conte itu. Pada musim yang sama, kontingen Chelsea diwarnai kehadiran Matt Miazga dan Mukhtar Ali. Sayangnya, kedua pemain tersebut tampaknya masih harus menempuh perjalanan jauh andai tetap berambisi jadi penggawa inti The Blues.
Mulai sadar
Chelsea sendiri bukannya tak menyadari statistik kurang bagus ini. Terakhir, The Blues hanya mengirimkan dua pemain ke Vitesse dan teranyar, cuma pemain U-23, Fankaty Dabo, yang resmi dipinjamkan per awal musim 2017/2018. Salah satu faktor yang bisa jadi alasan adalah tak ada jaminan tampil reguler atau setidaknya sering, untuk pemain yang disekolahkan Chelsea ke GelreDome, kandang Vitesse.
Hal ini dikeluhkan sendiri oleh staf pelatih The Blues, Eddie Newton. Pria yang sempat jadi asisten manajer Chelsea ini bahkan seperti mengultimatum kubu Vitesse agar bisa lebih sering menurunkan pemainnya. Newton menyatakan perkembangan pemain di dalam dan luar lapangan serta sisi akademik memang penting.
“Akan tetapi, yang tak kalah penting adalah apakah mereka mendapat kesempatan bermain yang rutin. Perkembangan pemain ada pada kondisi bahaya jika tak sering diturunkan. Kami akan mempertimbangkan klub lain jika kondisi seperti ini terjadi,” tegas Newton, tahun lalu kepada Voetbal International.
Ultimatum Newton seakan jadi jawaban atas permintaan Direktur Teknik Vitesse kala itu, Mo Allach, yang berharap Chelsea tetap bisa memasok pemain mudanya ke Belanda, khususnya tim yang dia tangani. Jika sudah begini, masihkah Chelsea perlu meminjamkan pemainnya lagi ke Vitesse?
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho