Eropa Inggris

Petualangan Menantang Reece Oxford di Tanah Jerman

Para pemain asal Inggris sudah terkenal tidak tampil begitu baik di luar negara mereka sendiri, bahkan di Skotlandia sekalipun, yang merupakan “halaman belakang” negara tersebut. Hanya sedikit sekali pemain asal Inggris yang berkarier di luar negeri. Oleh sebab itu, masa peminjaman Reece Oxford ke Borussia Mönchengladbach dari West Ham adalah sebuah keputusan yang bagus.

Lahir di Edmonton, sebelah utara London, Reece Oxford kemudian bergabung dengan akademi Tottenham Hotspur. Namun kemudian ia dilepas, lalu bergabung ke akademi West Ham United pada usia 13 tahun. Beberapa bulan setelah ulang tahunnya yang ke-16, Oxford kemudian menandatangani kontrak profesionalnya bersama klub berjuluk The Hammers tersebut. Juli 2015, Oxford kemudian memainkan debutnya sekaligus menjadikannya sebagai pemain termuda yang melakukan debut untuk West Ham. Tepatnya pada usia 16 tahun 198 hari, mengalahkan rekor Billy Williams yang bertahan selama hampir satu abad.

Postur Oxford terbilang tinggi besar untuk anak-anak seusianya. Ia bisa bermain sebagai bek tengah, bek kanan atau gelandang bertahan. Setelah bermain dalam total 12 pertandingan di semua kompetisi untuk West Ham pada musim debutnya, musim 2016/2017 lalu, Oxford dipinjamkan ke Reading. Berlaga di Championship tentu menambah pengalaman bermainnya, apalagi ia ditangani oleh mantan bek tangguh yang kini merupakan manajer Reading, Jaap Stam.

Masa pinjaman musim ini ke Jerman menguntungkan kedua pihak. Bagi West Ham, meminjamkan Oxford berarti memberikan waktu bermain bagi sang wonderkid. Karena rasanya sayang sekali pemain muda dengan bakat luar biasa seperti dirinya mesti lebih banyak berdiam diri di bangku cadangan ketimbang beraksi di lapangan.

Kepindahan ke Jerman juga memberikan pengalaman berbeda untuk sang pemain. Oxford akan berhadapan dengan para penyerang yang betul-betul berbeda dengan penyerang di Liga Primer Inggris yang kebanyakan lebih mengutamakan kekuatan fisik. Ia akan bertemu penyerang-penyerang dengan tipe-tipe berbeda mulai dari Javier Hernandez, Timo Werner, Vedad Ibisevic, dan tentunya sang penyerang kelas dunia, Robert Lewandowski.

Oxford bisa pulang dengan pengalaman yang berbeda karena bermain di kompetisi yang jauh lebih kompleks dan taktis dibandingkan dengan Liga Primer Inggris. Rekan setim yang berbeda, lawan yang berbeda dan tentu jenis pelatih yang berbeda pula. Apalagi sebenarnya Kevin Keegan, Owen Hargreaves dan Michael Mancienne membuktikan bahwa pemain asal Inggris pun bisa punya catatan karier yang baik di Jerman.

Sementara bagi Gladbach sendiri, Kedatangan Oxford tentu menambah kekuatan mereka di sektor pertahanan. Gladbach kemungkinan akan kehilangan Andreas Christensen yang sepertinya akan ditarik kembali oleh Chelsea. Namun, Oxford bukan pemuda sembarangan.

Di laga debutnya bersama West Ham, ia sukses mematikan Mezut Özil dan mengantarkan The Hammers memetik poin penuh di kandang Arsenal kala itu. Ia mungkin tak mekar secepat Dele Alli atau Eric Dier di Tottenham, tapi, Oxford punya karier yang akan sangat bagus bila ia mendapat pengalaman berharga di Gladbach dan di Jerman.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia