Berbeda dengan peserta Go-Jek Traveloka Liga 1, tim-tim yang bernaung di ajang Liga 2 terpaksa harus mengistirahatkan mesin mereka selama bulan Ramadan tiba. Operator kompetisi, PT. Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan untuk meliburkan kompetisi Liga 2 karena menilai bahwa banyak stadion peserta Liga 2 yang tidak layak untuk menyelenggarakan pertandingan di malam hari.
Datangnya bulan Ramadan membuat laga yang digelar malam hari menjadi satu-satunya opsi yang ada. Karena jelas mustahil menyelenggarakan pertandingan di sore hari ketika mayoritas pemain dan suporter sedang menjalankan ibadah puasa.
Pihak operator dan juga PSSI tentu tak ingin memunculkan kontroversi dengan memaksakan Liga 2 tetap berjalan serta dimainkan pada jam-jam sebelum buka puasa karena rentan menguras fisik pemain.
Meski ada juga kabar burung yang menyebut apabila penghentian kompetisi Liga 2 untuk sementara waktu juga berkaitan dengan jam tayang pertandingan di sepak bola Indonesia yang dapat disiarkan secara langsung oleh pemegang hak siar. Sempitnya jam tanding yang pas, membuat kanal pemegang hak siar hanya bisa menyiarkan satu laga saja secara langsung per harinya.
Walau agak merugikan, para kontestan Liga 2 memaklumi keadaan ini. Mereka pun menyiasatinya dengan berlomba-lomba mengadakan training center dan sejumlah laga uji coba untuk mempertahankan kebugaran. Bagaimanapun juga, libur kompetisi dan ibadah puasa dapat menurunkan kondisi fisik seorang pemain jika tak disiasati sedemikian rupa.
Adanya training center bisa membuat penggawa dari masing-masing klub tetap terjaga kondisi fisiknya. Hal ini pasti akan membantu mereka untuk mempertahankan performa ketika kompetisi Liga 2 dihelat kembali seusai Idul Fitri.
Sementara itu, laga uji coba digunakan untuk mempertahankan ritme kompetitif yang ada di dalam tim sebelum jeda menyapa. Tanpa laga uji coba, dikhawatirkan pemain-pemain kehilangan motivasi dan semangat bertanding yang dapat mengganggu kesiapan tim jelang kompetisi digulirkan kembali.
Selain itu, bagi beberapa klub yang melakukan pergantian pelatih atau perbaikan skuat, kesempatan untuk melakukan pemusatan latihan dan memainkan laga uji coba juga bisa jadi proses adaptasi yang amat dibutuhkan sebelum terjun di kompetisi resmi.
Karena hasil-hasil minor di laga uji coba bisa dijadikan evaluasi yang penting, terlebih itu tidak mengganggu pencapaian di kompetisi resmi. Hal serupa takkan bisa dilakukan saat Liga 2 telah bergulir.
Mengingat kompetisi Liga 2 baru akan dimulai kembali bulan Juli mendatang, maka agenda training center dan melakoni laga uji coba pasti masih menjadi tren di kalangan peserta Liga 2, setidaknya sampai beberapa hari setelah Idul Fitri nanti.
Jangan beri kendor!
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional