Arema FC sempat melaju mulus di awal musim Go-Jek Traveloka (GT) Liga 1 musim ini dengan meraih tiga kemenangan dan satu hasil imbang. Hebatnya lagi, Singo Edan mencatatkan clean sheets di semua pertandingan itu sebelum dikalahkan PSM Makassar di pekan ke-5.
Dari rentetan hasil positif tersebut, muncul satu nama yang mencuri perhatian. Ia adalah pemain debutan, eks pemain tarkam bernama Dedik Setiawan.
Kemunculan Dedik mulai menyita perhatian sejak laga melawan Bhayangkara FC di pekan kedua. Turun sebagai starter untuk menggantikan Cristian Gonzales yang menunaikan ibadah umrah, pemain bernomor punggung 27 ini sukses mencetak satu gol dalam kemenangan 2-0 Arema.
Tren positif Dedik terus berlanjut di pekan ketiga dan keempat. Ia menjadi pencetak gol kemenangan di laga melawan Persiba Balikpapan dan Barito Putera. Catatan ini membuat pemain kelahiran 27 Juni 1994 ini berstatus top skor klub dan sempat masuk dalam perburuan gelar pencetak gol terbanyak GT Liga 1.
Akan tetapi, permainan impresif Dedik sepertinya belum cukup untuk menggeser Gonzales dari posisi penyerang inti. Usai kepulangannya dari Tanah Suci, El Loco kembali menghuni lini depan Arema sekaligus mengembalikan Dedik Setiawan ke bangku cadangan. Sebuah keputusan yang layak diperdebatkan mengingat Dedik sedang on fire.
Hasilnya? Sejak status Dedik turun ke pemain cadangan, Arema hanya sanggup meraih satu kemenangan dari lima laga. Nasib Singo Edan kian memprihatinkan karena hanya mampu mencetak tiga gol (itupun di laga kandang semua) dan kebobolan delapan gol.
Situasi ini sangat berkebalikan ketika Dedik masih dipercaya sebagai starter. Dalam penuturannya usai kalah dari Persija Jakarta, Aji Santoso mengatakan bahwa Dedik memang sengaja disimpan di bangku cadangan sebagai senjata rahasia. Keputusan yang terbukti kurang tepat.
Dalam hemat saya, yang mungkin juga terpikir oleh para Aremania, sudah saatnya Dedik dikembalikan sebagai starter. Setidaknya ada tiga alasan mengapa lini depan Arema akan lebih menjanjikan bila mantan pemain Persekam Metro FC ini tampil sejak awal.
Pertama, Dedik memberi warna baru di lini serang Arema dengan kecepatannya, sesuatu yang tidak dimiliki Cristian Gonzales. Usia Dedik lebih muda 19 tahun dari El Loco yang artinya, secara fisik, Dedik jauh lebih segar dari seniornya itu. Ini dibuktikan dengan golnya ke gawang Bhayangkara FC dan Persiba Balikpapan.
Dengan cepat Dedik menyambar umpan terobosan dari lini tengah, padahal ketika umpan dilepaskan ia berada setidaknya satu sampai dua langkah di belakang bek lawan. Potensi Dedik ini juga diamini oleh tim AremaStats yang hadir langsung di Stadion Patriot Chandrabhaga dalam laga kontra Persija Jakarta.
Dedik setiawan ini memang potensial lho coach 😃 #LivePatriot #AStats
— AremaStats (@AremaStats) June 2, 2017
Kedua, cepat atau lambat Gonzales akan gantung sepatu dan Arema akan membutuhkan suksesor dirinya di pos penyerang. Usia Dedik bulan ini baru menginjak 23 tahun ditambah dengan statusnya sebagai top skor klub sementara, jelas dirinya adalah calon suksesor terbaik yang dimiliki Arema saat ini.
Dengan dimainkan sebagai starter, jam terbang Dedik akan bertambah dan akan membuatnya semakin matang. Dengan catatan, ia tetap berada di lapangan setidaknya hingga paruh waktu babak kedua. Apalagi Dedik merupakan pria asli Malang. Memiliki putra daerah yang tampil impresif akan sangat membanggakan seperti yang dilakukan Lerby Eliandry bersama Pusamania Borneo FC.
Ketiga, meski hanya hitung-hitungan di atas kertas, tapi ini bisa dipertimbangkan Aji Santoso. Jika dilihat dari hasil akhir, ketika Dedik tampil sejak menit pertama, Arema sukses meraih sembilan poin dari tiga laga alias sapu bersih. Bandingkan dengan ketika Dedik memulai dari bangku cadangan, Arema hanya sanggup meraup tiga poin dari empat pertandingan (0,75 poin per laga). Turun empat kali lipat.
Catatan gol Dedik juga lebih baik ketika diturunkan di starting eleven. Tiga gol ia cetak dari tiga laga, sedangkan ketika memulai dari bench, tak ada satupun gol yang ia cetak. Meski terlalu dini untuk memutuskan kalau Dedik lebih baik tampil sebagai starter, setidaknya hal ini layak dicoba oleh Aji Santoso.
Sabtu malam ini Arema akan menjamu tim papan bawah, Perseru Serui. Sudah saatnya bagi Aji Santoso untuk memberi Dedik kepercayaan lebih, tampil sebagai penyerang inti demi menambah daya gedor Arema. Terlebih Singo Edan saat ini tercatat sebagai tim dengan produktivitas tandang terburuk dengan torehan satu gol.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.