Tribe Tank

Analisis Taktik Chelsea Musim 2016/2017

Celah dalam pertahanan Chelsea

Tidak ada sistem sempurna tanpa ada celah sama sekali. Begitu pula sistem pertahanan Chelsea. Hanya saja, celah dalam pertahanan Chelsea lebih dikarenakan oleh kelemahan alami formasi mereka serta konsekuensi yang harus diambil oleh Conte.

Kita mulai dari konsekuensi taktik yang diambil Conte dalam membangun sistem pertahanannya. Intensitas pressing Hazard dan Costa mengindikasikan Conte tidak memberikan beban terlalu besar kepada keduanya dalam fase bertahan. Intensitas backward-press (pergerakan pressing ke belakang) kedua pemain yang tidak setinggi pemain-pemain lain mengindikasikan hal tersebut.

Pada gilirannya, hal ini menimbulkan konsekuensi pada kerapatan struktural dalam pressing Chelsea. Terutama Hazard, kurangnya intensitas backward-pressing Hazard untuk melindungi ruang di sebelah GT merupakan salah satu celah yang dapat dieksploitasi lawan. Tottenham memperlihatkan bagaimana memanfaatkan celah ini ketika Delle Alli memborong dua gol kemenangaan Tottenham kala menjamu Chelsea di White Hart Lane.

Konsekuensi ini sangat bisa dipahami dan ini bukan soal Chelsea menjadi juara. Hal ini dikarenakan Conte tidak ingin keduanya kehabisan energi karena diforsir dalam semua fase permainan. Dengan beban dan kebebasan dalam fase serang, adalah wajar bila Conte mengurangi beban Costa dan Hazard dalam fase tanpa bola.

Celah lain dalam pertahanan Chelsea dikarenakan oleh kelemahan alami dari pola 5-4-1 yang dipakai Conte. Dengan 5-4-1, sebuah tim tidak memiliki “nomor 6 (gelandang bertahan) tetap”. Karena ketiadaan “nomor 6 tetap”, perlindungan ruang antarlini di depan bek tengah pun secara alami kurang optimal. Berbeda dengan Tottenham, misalnya. Mauricio Pocchettino meletakkan Victor Wanyama di belakang Christian Eriksen dan Moussa Dembele dalam pola dasar 4-1-4-1 ketika bertahan.

Namun, bila Chelsea, katakanlah, memainkan “nomor 6 paten” menggunakan pola 5-1-4 untuk melindungi ruang di depan bek, tentu saja mereka kehilangan pemain di lini depan. Yang pada gilirannya, mengakibatkan pada berkurangnya intensitas dalam serangan balik.

Lantas, bagaimana Conte menanggulangi kelemahan semacam ini? Dalam hal inilah kehadiran 3 bek menjadi sangat bermanfaat. Dengan keberadaan 3 bek, Anda bisa memerintahkan salah satu bek (dengan akses terdekat) bergerak ke celah antarlini untuk mengurangi kemungkinan lawan mengeksploitasinya. Dalam pola 3 bek, ketika salah satu pemain meninggalkan posnya, masih ada dua pemain untuk melindungi lini belakang. Sesuatu yang tidak kita temui ketika memainkan bentuk dua bek tengah.

Alli mengisi ruang antarlini Chelsea. Untuk lebih jelas, perhatikan video di bawah.

Gary Cahill naik melindungi pos nomor 6.

Penutup

Antonio Conte kembali sukses memainkan 3 bek setelah sebelumnya sukses besar bersama Juventus dan cukup sukses di Piala Eropa 2016 bersama timnas Italia.

Kali ini, giliran Chelsea dibawanya menjadi juara Liga Inggris. Kelancaran para pemain Chelsea memainkan 3 bek sejak pertama kali dipakai memperlihatkan bahwa Conte sangat paham akan segala kelebihan dan keterbatasan formasi ini.

Musim depan akan menjadi musim yang lebih menantang. Chelsea berlaga di Liga Champions yang juga berarti, potensi cedera dan kelelahan pemain meningkat. Juga berarti mengurangi kemungkinan Conte untuk secara konsisten memainkan winning team dari pekan ke pekan. Patut ditunggu bagaimana eks pelatih Bari ini menghadapi tantangan besar yang sudah menanti musim depan.

Author: Ryan Tank (@ryantank100)