Kolom

Davor Suker, Si Tajam dari Kroasia

Para penggemar sepak bola di tahun 1990-an cukup beruntung karena pernah menyaksikan performa Davor Suker. Penyerang Kroasia ini merupakan salah satu yang tertajam di masanya, terutama ketika menjadi pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 1998.

Piala Dunia 1998 memang merupakan salah satu kompetisi paling memorable, salah satu penyebab utamanya adalah penampilan mengejutkan tim nasional Kroasia yang sukses keluar sebagai juara tiga turnamen yang dijuarai tuan rumah Prancis tersebut. Padahal, Piala Dunia 1998 adalah penampilan perdana Kroasia di kompetisi tertinggi dunia tersebut sejak mereka merdeka sebagai sebuah negara.

Suker sendiri mencetak gol di setiap pertandingan Piala Dunia 1998. Salah satu performa mengesankannya adalah ketika mencetak gol terakhir Kroasia ke gawang Jerman dalam pertandingan perempat-final, yang di luar dugaan berakhir 3-0 untuk Kroasia. Di semifinal, ia mencetak sebuah gol lagi yang nyaris membawa Kroasia ke final. Sayang, dua gol Lilian Thuram menggagalkan sejarah tersebut.

Meski demikian, Kroasia akhirnya keluar sebagai juara tiga setelah mengalahkan Belanda. Gol penentu kemenangan lagi-lagi dicetak pemain kelahiran 1 Januari 1986 ini. Ia pun sukses menjadi pencetak gol terbanyak sekaligus pemain terbaik kedua Piala Dunia 1998 setelah Ronaldo (Brasil).

Perjalanan menuju puncak performa di Piala Dunia 1998 itu sudah dimulai oleh Suker sepanjang kariernya di La Liga Spanyol, yaitu bersama dua klub, Sevilla dan Real Madrid. Ia datang ke Sevilla pada usia 23 tahun dari Dinamo Zagreb, dan selama lima tahun di klub Andalusia tersebut, ia mencetak 76 gol. Prestasi ini menarik perhatian Real Madrid yang segera memboyongnya untuk La Liga 1996/1997.

Di Madrid, ia menemukan tandem tajam dalam diri Predrag Mijatovic. Uniknya, Mijatovic justru berasal dari Montenegro dan pada saat itu memperkuat tim nasional Yugoslavia, negara yang memiliki latar belakang politik berlawanan dengan Kroasia. Kombinasi Suker dan Mijatovic membuktikan bahwa politik tak seharusnya dibawa-bawa ke lapangan hijau. Ini terbukti dengan kerjasama keduanya yang mematikan.

Puncak kesuksesan Suker dan Mijatovic adalah gelar juara Liga Champions pada tahun 1998. Gol tunggal yang dicetak Mijatovic mengakhiri perlawanan Juventus. Prestasi di musim inilah yang menghantarkan Suker menjadi pilihan utama Kroasia di Piala Dunia 1998.

Sayang, sejak tahun 1998, penampilannya menurun di Real Madrid.  Arsenal tertarik mengamankan jasa pria kelahiran Osijek ini pada tahun 1999/2000. Sayang, ketajaman Suker di Sevilla dan Real Madrid tak berlanjut ke Liga Inggris. Suker hanya mencetak total 8 gol bagi klub London Utara tersebut.

Pada tahun 2000, Suker pindah ke West Ham, dan penampilannya terbilang semakin memburuk. Memasuki usia 32 tahun, ia hanya mencetak 2 gol. Musim selanjutnya ia pindah ke Bundesliga Jerman, di mana ia sekaligus menutup kariernya bersama rival sekota Bayern Muenchen, yaitu 1860 Muenchen. Ia hanya mencetak 5 gol dalam dua tahun di Bundesliga.

Selepas gantung sepatu, Suker aktif terlibat di partai-partai amal yang diselenggarakan Real Madrid. Ia juga membuka sekolah sepak bola di negaranya, Davor Suker Soccer Academy yang berpusat di Zagreb.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.