Nasional Bola

Persbul Buol: Upaya Lepas dari Ancaman Degradasi

Klub asal kota Buol, Sulawesi Tengah ini cukup pesat kemajuannya. Memulai kiprahnya di Liga Indonesia sejak 2007 di Divisi Tiga, Persbul dapat menembus Divisi Utama pada musim 2010/2011, setelah menempati peringkat kedua di klasemen akhir Divisi Satu tahun 2010.

Persbul hanya membutuhkan waktu empat tahun sejak merintis keikutsertaannya di sepak bola profesional, untuk merangkak naik ke kasta yang lebih tinggi. Dimulai dari Divisi Tiga, Divisi Dua, Divisi Satu, hingga Divisi Utama. Rata-rata sebuah klub newbie membutuhkan waktu bertahun-tahun agar dapat mentas setidaknya di kasta kedua kompetisi domestik.

Layaknya sebuah klub sepak bola, Persbul juga memiliki julukan tim. Ada dua julukan yang dimiliki Persbul yakni Laskar Pogogul dan Ketam Kenari. Pogogul adalah gunung yang dikeramatkan oleh warga Buol, sedangkan Ketam Kenari adalah hewan endemik langka yang konon hanya dapat ditemui di Buol.

Selain memiliki julukan yang unik, Persbul juga memiliki nama stadion yang tak kalah unik. Kandang yang akan mereka gunakan pada perhelatan Liga 2 nanti adalah Stadion Mini Kuonoto. Kata “mini” yang disematkan ke nama stadion mungkin merujuk pada kapasitas kecil stadion yang hanya dapat menampung 8.000 penonton, dua ribu lebih sedikit dari Stadion Marora milik Perseru.

Pencapaian terbaik Persbul sejauh ini adalah menjadi runner-up Grup 3 Divisi Utama musim 2011/2012. Persbul sebenarnya memiliki kesempatan untuk promosi ke Liga Primer Indonesia (IPL) musim 2012/2013. Ketika itu, Persbul berhak untuk bermain di babak play-off bersama dua klub peringkat dua Divisi Utama lainnya, yakni PSLS Lhokseumawe (Grup 1), PSIR Rembang (Grup 2), dan klub peringkat 11 IPL, Bontang FC.

Akan tetapi, Persbul melalui penuturan ketua umumnya memilih mengundurkan diri dari IPL untuk bergabung ke Liga Super Indonesia (ISL) yang diselenggarakan oleh KPSI (Komisi Penyelamat Sepak Bola Indonesia).

Pada musim 2016 di Torabika Soccer Championship (TSC) B Grup VIII, Persbul menorehkan catatan buruk karena hanya finis di posisi 5 dari 6 kontestan. Dalam sepuluh laga, Persbul hanya menang dua kali dan kalah lima kali, sisanya berakhir imbang.

Berkaca dari hasil buruk di TSC B 2016, manajemen Persbul mengebut persiapan tim jelang bergulirnya Liga 2. Persbul memutuskan untuk ikut berpartisipasi dalam turnamen Dirgantara Cup yang diselenggarakan di Sleman, 27 Februari hingga 8 Maret lalu. Sayang, Persbul kembali meraih hasil negatif, gagal lolos dari penyisihan grup.

Previous
Page 1 / 2