Skuat berisi putra daerah Papua
Salah satu keajaiban tanah Papua, selain sumber daya alamnya yang luar biasa banyak, adalah bakat-bakat sepak bola yang tiada henti terus bermunculan dan seakan tidak pernah habis. Di skuat Perseru sendiri, mayoritas penggawanya adalah putra daerah Papua. Dari trio bek yang kerap dimainkan di TSC lalu, ada nama Yesaya Desnam, palang pintu senior yang menjadi kekuatan Perseru di lini belakang. Jangan lupakan juga bek tangguh asal Pantai Gading, Boman Aime, yang kontraknya diperpanjang oleh manajemen karena tampil konsisten di TSC lalu.
Bergeser ke tengah, ada dua gelandang sayap dari Papua, sang kapten, Arthur Bonai dan Fred Mote. Gelandang tengah juga cukup kuat dengan nama-nama seperti Septinus Alua, Franklin Rumbiak hingga Ronaldo Meisido.
Lini serang yang sedikit rentan karena dua penyerang asing, Osas Marvelous dan Gakou Amadou belum memberi konfirmasi dan lampu hijau ke manajemen apakah mereka akan balik memperkuat tim Cendrawasih Jingga ini.
Formasi dan skema permainan
Dengan skema lama yang sering dipakai di TSC, tim Papua ini fasih memainkan 3-5-2 karena memiliki banyak bek tengah dengan kualitas bagus seperti Yesaya Desnam, Boman Aime hingga Bilibig Dian Mahrus dan Alex Wayoi. Pergantian pelatih dari Hanafi yang hijrah ke Gresik dengan Yusak Sutanto juga tampaknya tidak akan banyak mengubah skema main Perseru, mengingat komposisi pemain mereka masih relatif sama dengan sewaktu bermain di TSC lalu, minus Boas Atururi yang hengkang ke Semen Padang.
Kecepatan dan kapabilitas sang kapten Arthur Bonai tampaknya masih akan menjadi tumpuan, mengingat belum ada kepastian apakah Perseru akan mengontrak penyerang asing usai melepas Guy Junior yang dianggap tidak bermain lebih baik dari penyerang lokal. Lini tengah yang kemungkinan akan diisi oleh Septinus Alua, Ronaldo Meosido dan Franklin Rumbiak berpotensi besar menjadi kunci permainan anak-anak Serui.