Turun Minum Serba-Serbi

Skandal Pengaturan Skor yang Menggemparkan Sepak Bola Dunia

Beberapa hari ini, dunia sepak bola tengah dihebohkan dengan terungkapnya skandal pengaturan skor di Liga Spanyol, tepatnya di kasta ketiga La Liga. Kepolisian Spanyol baru saja menangkap pelatih klub Eldense, Filippo Vito, menyusul kekalahan telak klub tersebut 0-12 atas Barcelona B akhir pekan lalu.

Kantor berita AP melaporkan pelatih kelahiran Italia tersebut ditangkap pada hari Senin (3/4) di kota kecil Elda dan beberapa dokumen juga disita. Selain itu, empat pemain Eldense diberitakan terlibat dalam skandal memalukan ini. Salah satu pemain Eldense, Cheik Saad, menjelaskan di sebuah stasiun radio bahwa beberapa rekan setimnya memang sengaja membuat timnya kalah. Yang lebih tidak masuk akal, selama 90 menit Eldense tidak mengalami pergantian pemain.

Selain di Spanyol, skandal pengaturan skor juga tengah mengguncang sepak bola Malaysia. Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) telah menangkap tiga pemain yang terlibat dalam skandal pengaturan skor Liga Super Malaysia (MSL). Salah satu pemain yang ditangkap adalah pemain Argentina yang pernah bermain di Persija Jakarta, Alan Aciar. Sisanya adalah pemain lokal Malaysia. Ketiganya harus berurusan dengan pihak berwajib karena telah menerima uang dari bandar judi untuk memengaruhi skor pertandingan.

Masalah pengaturan skor memang menjadi momok, tidak hanya dalam olahraga sepak bola saja. Miris memang jika pertandingan yang harusnya berjalan secara apa adanya, malah dipengaruhi oleh pihak-pihak tertentu untuk beragam tujuan.

Berikut ini adalah daftar skandal pengaturan skor yang sempat mengguncang dunia sepak bola:

  • Totonero (1980)

Kasus ini terjadi dua tahun sebelum Italia menjadi juara Piala Dunia 1982 di Spanyol. Totonero sendiri adalah nama pasar taruhan gelap. Pengaturan skor ini atas inisiatif dua pengusaha bernama Massimo Cruciano dan Alvaro Trinca.

Trinca ini mempunyai restorang yang kerap dikunjungi para pemain Lazio. Dan akhirnya semua terbuka oleh pemain Lazio, Maurizio Montesi, yang tidak mau ikut-ikutan upaya haram ini.

 Sebelumnya, kepolisian Italia sudah menahan 33 pemain, beserta dua orang aktor di belakang skandal ini dan bos AC Milan saat itu, Felice Colombo. AC Milan dan Lazio harus terdegradasi dan klub-klub lain seperti Avellino, Bologna, Perugia, Palermo dan Taranto mengalami pengurangan lima poin

Paolo Rossi yang dilarang bertanding dua tahun karena keterlibatan dalam skandal Totonero ini, meledak dalam Piala Dunia 1982. Secara luar biasa, tepat ketika sanksinya berakhir, dia dimasukkan ke dalam tim dan berhasil meraih gelar pencetak gol terbanyak turnamen (6) serta mengantarkan Italia menjuarai Piala Dunia.

Previous
Page 1 / 5