Dalam konstelasi sepak bola Indonesia, Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang paling kondang sebagai pusatnya klub sepak bola. Baik kota maupun kabupaten di provinsi yang kini dipimpin oleh Soekarwo ini punya kesebelasan profesionalnya masing-masing.
Meski demikian, selama puluhan tahun peta kekuatan klub-klub profesional tersebut masih didominasi wilayah Jawa Timur daratan seperti Arema Malang, Persela Lamongan, Persebaya Surabaya, Persik Kediri, Persibo Bojonegoro sampai klub yang telah lenyap dari peredaran, Petrokimia Putra Gresik. Sementara dari wilayah kepulauan, khususnya Madura, bisa dibilang agak tertinggal.
Akan tetapi dalam kurun lima tahun terakhir, secara mengejutkan di Jawa Timur, khususnya Pulau Madura, sepak bolanya malah semakin menggeliat. Penyebabnya tak lain tak bukan adalah munculnya beberapa kesebelasan anyar yang berkandang di kota-kota di daerah yang terkenal dengan sebutan pulau garam tersebut.
Salah satu tonggak bersejarah yang membuat sepak bola di Madura menggeliat tentu saja keberhasilan Persepam Madura Utama lolos ke kancah Indonesia Super League (ISL), kasta tertinggi di kancah nasional sebelum berubah nama menjadi Liga 1 seperti sekarang, pada tahun 2012 kemarin.
Walau hanya bertahan selama dua musim, namun prestasi Persepam Madura Utama itu membuat masyarakat di Madura memiliki keyakinan lebih bahwa daerah mereka juga punya kualitas untuk bertarung di level tertinggi sepak bola Indonesia.
Khusus di kompetisi musim ini, mulai dari Liga 1 hingga Liga 3, setidaknya terdapat tujuh kesebelasan asal Madura. Mereka adalah Madura United (Liga 1), Persepam Madura Utama, Perssu Sumenep Real Madura dan Madura F.C. (Liga 2) serta Pamekasan F.C., Perseba Bangkalan dan Persesa Sampang (Liga 3).
Klub yang disebut pertama bahkan terbilang sangat royal hingga bisa merekrut seorang marquee player dalam diri striker asal Nigeria, Peter Odemwingie, guna bertarung di Liga 1 musim ini.
Sayangnya, keberadaan klub-klub sepak bola profesional di Madura tidak bisa lepas dari komentar miring. Pasalnya, beberapa dari tim tersebut muncul bukan karena merangkak dari kasta terendah seperti kesebelasan profesional dari wilayah Jawa Timur yang lain melainkan hasil kloning dengan mengakuisisi lisensi klub dari daerah lain untuk kemudian memindahkan homebase-nya ke Madura.
Madura United yang merupakan hasil merger dari Persipasi Bekasi dengan Pelita Bandung Raya, serta Madura F.C. yang mantan Persebo Bondowoso dan sempat berganti nama pula menjadi Persebo Sungai Musi Raya, adalah dua contohnya.
Meskipun begitu, mencuatnya kesebelasan-kesebelasan dari kawasan Madura ini setidaknya menunjukkan bahwa pasar sepak bola di Jawa Timur sudah makin merata. Hal ini tentu saja positif untuk perkembangan sepak bola Jawa Timur, khususnya wilayah Madura.
Saya pun berharap jika klub-klub asal Madura ini nantinya dapat menunjukkan prestasi gemilang di kancah sepak bola nasional sekaligus menelurkan bakat-bakat lokal yang mungkin punya kualitas jempolan. Karena dengan begitu, harkat dan martabat pulau yang satu ini akan terangkat sehingga membuka kesempatan pula untuk menjadi salah satu kutub sepak bola di Indonesia.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional