Nasional Bola

Jad Noureddine, Nomor Punggung Keramat dan Arema FC

Teka-teki mengenai siapa pemain yang akan mengisi slot pemain asing Asia di Arema FC terjawab sudah. Sosok gelandang bertahan setinggi 186 sentimeter bernama Jad Noureddine adalah jawabannya.

Arema sebelumnya sempat dikaitkan dengan Felipe Bertoldo. Namun pemain yang berposisi sebagai gelandang serang tersebut tersandung kasus paspor ilegal Timor Leste, sehingga Arema mengurungkan niatnya untuk mengontrak Bertoldo. Pilihan pun beralih kepada Jad Noureddine.

Jad sebelumnya membela Pusamania Borneo FC (PBFC) di pagelaran Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Uniknya, Jad sempat ragu ketika mendapat tawaran bermain di Indonesia. Namun setelah melihat sepak terjang media sosial yang dijalankan PBFC, Jad tertarik dengan visi PBFC dan menjadi yakin untuk berkarier di Indonesia.

Kembali ke kisah transfer Jad, Arema sebelumnya hendak mengontrak pemain berusia 25 tahun ini saat Piala Presiden lalu, namun mereka terbentur regulasi kuota pemain asing yang telah terpenuhi.

Impian Arema untuk mendatangkan Jad kemudian menjadi kenyataan pada Sabtu (1/4) lalu. Pemain yang meniti karier junior bersama FC Dinamo Bucuresti ini dikenalkan kepada publik Stadion Kanjuruhan usai penandatanganan kontrak di kantor Arema.

Arema memang tengah membutuhkan pemain yang bisa ditempatkan di pos gelandang bertahan dan bek tengah. Sebelumnya, Arema hanya memiliki sosok “gelandang pengangkut air” dalam diri Ahmad Bustomi dan Ferry Aman Saragih. Kemampuan Jad yang bisa ditempatkan sebagai bek tengah juga dapat mengisi kekosongan jika sewaktu-waktu Arthur Cunha atau Bagas Adi Nugroho absen. Bagas Adi sendiri kemungkinan akan melewatkan banyak laga bersama Arema seiring panggilan yang didapat dari timnas U-22.

Jad juga bisa ditempatkan di posisi bek kanan. Datangnya Jad seakan-akan mengingatkan Aremania pada Raphael Maitimo, karena sama-sama bisa ditempatkan di tiga posisi berbeda dalam area pertahanan selain fasih sebagai gelandang. Ketika Arema dilatih Milomir Seslija di TSC 2016 lalu, Maitimo sempat ditempatkan di bek tengah untuk menggantikan pemain utama yang absen.

Satu hal menarik dari kedatangan Jad di skuat Singo Edan adalah nomor punggung yang ia pilih. Jad sebenarnya menginginkan nomor 4, sama dengan yang ia kenakan kala bermain di PBFC, namun karena nomor tersebut sudah menjadi hak milik Arthur Cunha, Jad kemudian memilih nomor punggung 3. Pemain yang telah dua kali membela timnas Lebanon ini tidak sadar bahwa nomor punggung 3 adalah nomor keramat di Arema.

Nomor 3 adalah nomor yang identik dengan Aji Santoso, pelatih Arema saat ini. Saking keramatnya, jarang ada pemain yang meminta nomor punggung 3 di Arema. Nomor tersebut terakhir kali dipakai oleh Johan Alfarizie ketika membela Arema IPL di tahun 2012. Namun ia hanya mengenakan nomor tersebut setengah musim. Alfarizie kemudian berganti ke nomor 87 sejak bermain di Arema ISL dan terus berlanjut sampai sekarang.

Sebagai pemain yang fokus di area pertahanan, kontribusi Jad untuk mencetak gol termasuk bagus. Musim lalu Jad mencetak lima gol, menyamai torehan Otavio Dutra dan hanya kalah satu gol dari Hamka Hamzah. Salah satu golnya musim lalu bahkan disarangkan ke gawang Arema dan membuat Arema takluk.

Ketika mengenakan nomor punggung 3, Aji Santoso sukses membawa Arema juara Galatama 1992. Aremania tentu berharap agar Jad juga “tertular” kesuksesan Aji melalui nomor punggung yang ia kenakan.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.