Kolom Eropa

Ode Real Oviedo: (Bukan) Klub Sepak Bola Biasa

Sekarang banyak klub sepak bola yang mengklaim ‘more than a club’. Semboyan tersebut malah sudah melekat pada diri salah satu klub terbesar dunia dari Spanyol. Tapi mungkin dalam lima tahun terakhir, semangat ‘more than a club’ tercermin paling jelas pada Real Oviedo.

Klub ini pada musim 2016/2017 memang masih menghuni Segunda Division, atau kasta kedua liga sepak bola Spanyol. Namun, kita bisa melihat pemberitaan klub dari daerah Asturias ini terlihat di mana-mana. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena Real Oviedo merupakan klub kesayangan jurnalis tenar, Sid Lowe.

Sepanjang akhir 2016 dan awal 2017, Lowe dan beberapa rekan sejawatnya gencar mempromosikan kampanye ‘Asturies for Africa’ di Twitter. Kampanye tersebut bertujuan untuk mengumpulkan donasi dengan target 14.000 euro. Hasil pengumpulan dana akan digunakan untuk memasang instalasi air bersih di pedalaman Gambia.

Kampanye tersebut berakhir sukses dengan Lowe sebagai duta besar Oviedo terbang langsung ke Gambia untuk memberikan donasi. Bukan itu saja, Real Oviedo dan rival sewilayahnya, Sporting Gijon, mensponsori beberapa anak muda dengan perlengkapan sepak bola untuk melangsungkan semacam pertandingan persahabatan.

Pertandingan antara klub sekolah sepak bola Ndungu Kebbeh yang disponsori Real Oviedo dan Kunyata yang disponsori Sporting Gijon itulah yang dilabeli ‘Derby Asturias Africa’. Meski tidak langsung mendatangkan kedua klub, pertandingan yang dilangsungkan pada 29 Maret 2017 ini cukup membuat kedua klub Asturias tersebut mnjadi bahan pembicaraan.

David Mata, CEO Real Oviedo, mengatakan bahwa klubnya akan selalu mendukung apa pun proposal kolaborasi sosial yang diajukan kepada mereka. Lebih lanjut, presiden Real Oviedo Foundation, German Robles, mengamini pernyataan tersebut.

“Sepak bola punya tanggung jawab sebagai bahasa universal untuk berkontribusi terhadap masalah-masalah sosial, seperti kekurangan akses terhadap air bersih dan fasilitas kesehatan,” demikian kata Robles seperti dikutip media Oviedo, El Des Marque.

Jauh sebelum kampanye Asturies for Africa ini diadakan, Real Oviedo sendiri telah menghiasi berbagai portal berita olahraga pada tahun 2012 lalu. Pada saat itu, klub yang menghasilkan talenta-talenta kelas dunia seperti Santi Cazorla dan Juan Mata ini mengalami krisis keuangan. Real Oviedo terjebak di kasta ketiga dan sudah nyaris dilikuidasi akibat tak bisa membayar gaji para pemain.

Di situlah para alumni Los Godos bersatu untuk membuat kampanye penggalangan dana. Berbagai nama besar turun tangan dan ikut memberi sumbangan, antara lain Mata, Cazorla, Miguel Cuesta ‘Michu’, Adrian Lopez dan Lowe dari kalangan jurnalis. Kampanye tersebut sukses  mengumpulkan 2 juta euro dalam dua minggu dan membuat Real Oviedo tetap bisa beroperasi sebagai sebuah klub sepak bola.

Michu, yang pada saat itu bersinar membela Swansea City di Liga Utama Inggris, mengaku terinspirasi oleh perjalanan kariernya sendiri untuk menyelamatkan klub masa kecilnya. “Sewaktu pertama kali tiba di Swansea, saya membaca sejarah bahwa klub ini terselamatkan oleh orang-orang baik.

Para pendukung memberi dukungan finansial pada Swansea City pada saat klub ini nyaris bangkrut. Saya hanya meneruskan sejarah kepada Oviedo,” tutur Michu, yang sampai sekarang mempertahankan nama akun Twitternya, @MichuOviedo . Pemain ini juga kembali ke klub kota kelahirannya tersebut sejak tahun 2016 lalu.

Lima tahun sejak penggalangan dana sukses tersebut, Real Oviedo kini menjadi salah satu klub kuat di Segunda Division. Hingga jornada ke-31 pada bulan Maret 2017, Los Godos bertahan di posisi 5 klasemen sementara. Jika mampu bertahan, mereka berhak mengikuti play-off agar bisa naik ke Liga Primera.

Stabilnya performa Oviedo sekarang tak lepas dari rasa kepemilikan semua pihak yang kembali dihidupkan. Seperti PSS Sleman di Indonesia, Real Oviedo kini selalu dikawal para suporter, baik secara fisik maupun moral. Setiap pertandingan kandang di Stadion Carlos Tartiere kini selalu dipadati dua puluh ribu lebih penonton.

Salah satu pembangkit kegairahan masyarakat Oviedo adalah ditunjuknya sesosok nama tenar sebagai pelatih mereka. Pada awal musim 2016/2017 lalu, Fernando Hierro resmi dipercaya menjadi pelatih Michu dan kawan-kawan.

Pemain legendaris Real Madrid dan tim nasional Spanyol ini terbukti sukses menanamkan mental bersaing yang sempat hilang selama hampir dua puluh tahun di Oviedo. Di bawah asuhan Hierro, bukan tidak mungkin Real Oviedo akan tampil kembali di La Liga setelah 17 tahun absen.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.