Nasional Bola

10 Klub Galacticos di Sepak Bola Indonesia

Istilah Galacticos tidak hanya milik Real Madrid saja. Patennya memang milik klub asal Spanyol tersebut yang dalam setiap tahunnya selalu mendaratkan bintang kelas dunia ke klub mereka. Tetapi istilah tersebut kemudian dipakai di seluruh penjuru dunia untuk menggambarkan sebuah kesebelasan yang bertabur bintang. Termasuk di kancah sepak bola Indonesia.

Pada era yang lebih lama mungkin agak sulit mendefinisikan sebuah tim masuk kategori Galacticos atau tidak. Karena ketika kompetisi terbagi antara Perserikatan dan Galatama, keduanya memiliki format yang berbeda terutama terkait komposisi pemain.

Kompetisi Perserikatan misalnya, karena klub merupakan milik pemerintah daerah, maka komposisi pemain lebih banyak produksi dari suatu daerah tertentu. Atau dengan kata lain, pada era Perserikatan klub adalah representasi dari suatu daerah.

Ketika pada era sebelumnya, tim berisikan pemain bintang tergantung kucuran dana pemerintah daerah pada musim tersebut, pada era Liga Super, bergantung kepada berapa banyak sponsor yang bisa didapat pada musim kompetisi tersebut.

Dan Persib Bandung adalah tim yang bisa dibilang paling selamat ketika bentuk pengelolaan klub berubah dari pemerintah ke swasta. Sejak era Liga Super, titel Galacticos kemudian disematkan kepada tim pemilik tiga gelar juara kompetisi Perserikatan ini.

Memang pada akhir kompetisi bukanlah jaminan pasti bahwa tim yang bertabur bintang yang kemudian bisa keluar sebagai juara. Karena urusan menggabungkan tim yang berisi ego besar yang dimiliki para pemain bintang selalu sulit bukan main. Apalagi di kancah sepak bola Indonesia yang memiliki dinamika luar biasa.

Namun, tetap menarik mengikuti daftar tim-tim Indonesia yang pernah mengoleksi banyak pemain bintang di skuatnya. Berikut daftar tim dengan status Galacticos di kancah sepak bola Indonesia:

Pelita Jaya Liga Indonesia 1996

Tim Pelita Jaya di Liga Indonesia edisi kedua merupakan Galacticos yang paling perdana. Kala itu masih ada nama ‘Mastrans’ di belakang nama Pelita Jaya. Masih bermarkas di Jakarta, Pelita Jaya pada kompetisi tersebut diperkuat oleh tiga pemain asing dengan kualitas luar biasa yaitu, Mabboang Kessack, Dejan Glusevic, plus penyerang legendaris Kamerun, Roger Milla. Karena pada saat itu penggunaan pemain asing masih langka, maka tiga pemain asing yang dimiliki oleh Pelita Jaya pada musim kedua kompetisi gabungan tersebut merupakan sesuatu yang luar biasa.

Sayang meskipun berhasil menjadi runner-up di klasemen akhir Wilayah Tengah, mereka gagal melaju ke babak semifinal karena kalah poin dari PSM Makassar di fase kedua. Gelar juara sendiri jatuh kepada Persebaya yang berhasil mengalahkan Bandung Raya di partai final dengan skor 3-1.

PSPS Pekanbaru Liga Indonesia 2001

Meskipun Pelita Jaya 1996 adalah yang pertama, tetapi Galacticos awal yang paling dikenal oleh publik sepakbola Indonesia adalah PSPS Pekanbaru di Liga Indonesia 2001. Kala itu kesebelasan berjuluk Askar Bertuah mengontrak para pemain dengan status bintang timnas Indonesia. Mulai dari Kurniawan Dwi Yulianto, Bejo Sugiantoro, Aples Tecuari, Hendro Kartiko, hingga Edu Juanda.

Dan PSPS Galacticos ini juga menjadi contoh yang paling jelas bagi tim lain bahwa mengumpulkan para pemain bintang belum tentu jaminan prestasi. Pada klasemen akhir Wilayah Barat musim tersebut, PSPS yang bertabur bintang hanya mampu berada di peringkat keenam dan tidak berhasil lolos ke babak delapan besar.

Previous
Page 1 / 5