Dunia Asia

Polemik Malaysia dan Korea Utara

Jelang laga ”panas” kualifikasi Piala Asia (AFC Cup) 2019 antara Malaysia dan Korea Utara tanggal 28 Maret 2017 mendatang, timnas Malaysia di bawah asuhan Datuk Ong Kim Swee diperkirakan tetap menjalani pelatihan terpusat, sekalipun pemerintah Malaysia mengeluarkan larangan bepergian ke Korea Utara.

Larangan ini menyusul memanasnya hubungan kedua negara setelah kematian Kim Jong-Nam,  kakak tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un beberapa waktu lalu. Kejadian ini juga berujung pada pengusiran duta besar Korea Utara untuk Malaysia, Kang Chol.

Para pemain akan diseleksi minggu ini dan akan berkumpul di markas asosiasi sepak bola Malaysia (FAM) pada 13 Maret mendatang, saat istirahat kompetisi Liga Super Malaysia.

Menurut Brad Maloney, asisten pelatih timnas Malaysia kepada ESPN FC, nama-nama pemain akan diumumkan dalam waktu 48 jam ke depan dan diharapkan Malaysia bisa melakukan laga lawan Korea Utara di tempat yang netral.

Namun, pihak Malaysia masih harus menunggu jawaban dari pihak AFC terkait permintaan untuk bermain di tempat yang netral. Senin lalu, rencana perjalanan ke Pyongyang dibatalkan karena alasan keamanan sebagai akibat memburuknya hubungan kedua negara.

Pihak Malaysia sendiri melalui sekjen FAM, Datuk Hamidin Amin, mengaku telah menghubungi Sekjen AFC, Datuk Windsor Paul, terkait masalah ini. Windsor Paul saat ini tengah berada di Kamboja.

Apapun hasil dari permintaan ini, Malaysia tetap akan menjalani laga persahabatan melawan Filipina antara tanggal 22 atau 23 Maret 2017 di Manila. Kemungkinan salah satu kota di Cina akan menjadi tempat berlangsungnya laga Malaysia melawan Korea Utara. Namun, AFC belum memberi tahu kapan keputusan itu akan dibuat. AFC akan mencari klarifikasi dan informasi lebih lanjut terkait permintaan  ini untuk proses pengambilan keputusan. AFC tidak akan mengeluarkan pernyataan apa-apa hingga klarifikasi diterim.

Jika pihak AFC menolak memindahkan laga ini ke tempat yang netral, maka Malaysia bisa terkena sanksi karena tidak menjalani pertandingan jika mereka berkeras tidak akan bertolak ke Pyongyang. Gelaran Piala AFC sendiri akan diadakan di Uni Emirat Arab pada tahun 2019. Malaysia berada di satu grup dengan Libanon dan Hong Kong.

Ong dan Maloney akan tiba di Kuala Lumpur, Kamis (9/1)  setelah sebulan terikat kerjasama dengan klub divisi dua Inggris, Queens Park Ranger, yang dimiliki oleh pengusaha kaya asal Malaysia, Tan Sri Tony Fernandes.

Untuk diketahui, Kim Jong-Nam tewas secara misterius pada tanggal 13 Februari 2017 di bandara Kuala Lumpur setelah kedua wanita asal Vietnam dan Indonesia mengusap wajahnya dengan sesuatu yang diduga racun VX, yang termasuk dalam senjata kimia yang dilarang. Racun ini tidak berbau dan berbentuk tidak seperti racun, namun korban bisa tewas 15 menit setelah terkena racun tersebut.

Kematian Jong Nam menambah pelik rencana pertandingan Malaysia melawan Korea Utara, yang jika masalah ini semakin berlarut, justru akan merugikan timnas Malaysia yang berpotensi kalah walk out (WO) karena menolak bertandingan di Pyongyang.

Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)