Klub asal Thailand, Muangthong United berhasil mengalahkan juara J1 League 2016, Kashima Antlers. Di matchday kedua Liga Champions Asia (LCA) edisi 2016/2017, dua gol masing-masing dari Theerathon Bunmathan dan legiun asing asal Spanyol, Xisco, membawa Muangthong meraih kemenangan atas tim asal Jepang tersebut dalam laga yang digelar di markas kebanggan mereka, SCG Stadium.
Banyak pihak yang terkejut, terutama pencinta sepak bola di negara yang berada satu regional dengan Thailand di wilayah Asia Tenggara. Saat kebanyakan dari negara tersebut masih mengurusi masalah internal federasi sepak bola masing-masing, Thailand justru mencatatkan prestasi. Sesuatu yang luar biasa memang. Tetapi bukan sesuatu yang mengejutkan, terutama untuk sepak bola Thailand.
Ketika kompetisi masih bernama AFC Club Championship, klub asal Thailand sudah pernah merasakan gelar juara sebanyak dua kali yang diraih oleh Thai Farmers Bank. Kemudian ketika kompetisi berubah format dan berganti nama menjadi Liga Champions, klub asal Thailand ini memang lebih terdepan ketimbang saudara-saudaranya yang lain di Asia Tenggara.
Sejak debut di edisi perdana LCA pada tahun 2002, Thailand sudah mengirim tujuh klub untuk berlaga di kompetisi tertinggi antarklub benua Asia. Kemenangan Muangthong atas Kashima adalah kemenangan ke-20 tim asal Thailand sejak kompetisi berubah menjadi Liga Champions Asia. Dan klub-klub Thailand memang sebelumnya sudah mencatatkan hasil pertandingan yang luar biasa.
Debut klub asal negara gajah putih di LCA dilalui dengan sangat baik. Sementara BEC Tero Sasana berhasil menahan imbang Kashima di partai perdana Grup A LCA tahun 2002. klub asal Thailand lain, Osotsapa berhasil menang atas tim asal Indonesia, Persita Tangerang dengan skor 1-0 dalam laga yang digelar di kandang Persita kala itu, Stadion Benteng.
BEC Tero bisa dibilang sangat baik menjalani musim perdana mereka di LCA. Selain memulai kompetisi dengan baik dan bahkan sempat mengalahkan juara Uzbekistan, Pakhtakor Taskhent di fase grup, BEC Tero bahkan bisa menyelesaikan kompetisi sebagai runner-up. Di partai final, mereka dikalahkan oleh tim asal Uni Emirat Arab, Al-Ain.
Buriram United menjadi tim yang paling sukses. Mereka menjadi tim Thailand yang paling banyak menang di LCA dengan lima kemenangan. Debut mereka pada LCA edisi 2012 pun dijalani dengan sangat baik. Apa yang dilakukan oleh Muangthong ketika berhadapan dengan Kashima sebenarnya sudah pernah dilakukan juga oleh Buriram.
Pada laga perdana mereka di LCA 2012 kala itu, Buriram berhasil mengalahkan Kashiwa Reysol yang kala itu berstatus sebagai jawara Liga Jepang. Partai kedua dijalani dengan lebih luar biasa lagi. Buriram berhasil mengalahkan tim raksasa asal Tiongkok, Guangzhou Evergrande. Gelandang Thailand yang sempat memperkuat Persib Bandung, Suchao Nutnum mencetak gol pada pertandingan ini yang berkesudahan 2-1 untuk kemenangan Buriram.
Menjadi spesial karena bukan saja kemenangan terjadi di kandang Evergrande, tetapi juga karena para pemain Evergrande seperti Gao Lin, Huang Bowen, dan Wu Pingfeng kala itu sedang dalam masa terbaik mereka. Apalagi kala itu Evergrande sedang ditangani oleh pelatih legendaris asal Italia, Marcelo Lippi. Yang dilakukan oleh Buriram membuat pencapaian Muangthong rasanya biasa saja.
Sementara itu, Indonesia sebenarnya punya kenangan manis ketika kompetisi masih bernama AFC Club Championship ketika Krama Yudha Tiga Berlian dan Pelita Jaya berhasil meraih medali perunggu. Namun di era LCA, tim asal Indonesia lebih sering menjadi peserta pelengkap belaka dan menjadi sasaran empuk lawan-lawannya untuk digelontor dengan setengah lusin gol atau lebih, bahkan langsung tidak dapat melaju ke babak utama dan langsung tersingkir ke AFC Cup.
Memori terbaik hanyalah ketika Persik Kediri menang atas Sydney FC dan menahan imbang Urawa Reds Diamond pada edisi 2007. Dan juga ketika Sriwijaya FC menang atas Shandong Luneng pada LCA edisi 2009. Selebihnya, hanya cerita kelam. Dan masih segar di ingatan kita kalau federasi sempat alpa mendaftarkan wakil Indonesia untuk LCA musim 2016/2017 ini, bukan?
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia