Sebuah fenomena unik terjadi ketika seorang asing justru memiliki kecintaan berlebih kepada Indonesia ketimbang warga Indonesia itu sendiri. Miris bahkan sampai tahap memalukan memang ketika ada sosok yang justru begitu jauh dari tanah airnya tetapi justru mencintai Indonesia dengan sepenuh hati. Fenomena ini tidak hanya terjadi di bidang lingkungan atau budaya. Tetapi juga di sepak bola.
Antony Sutton, pria asal Inggris ini menuangkan pengalaman besarnya selama 15 tahun menikmati sepak bola Indonesia melalui buku berjudul, Sepakbola The Indonesian Way of Life. Buku ini sendiri baru dicetak untuk edisi pertama pada bulan Februari 2017 ini.
Awalnya, tulisan-tulisan ini hanya berupa catatan yang dimaksudkan untuk mengenalkan sepak bola Indonesia kepada dunia. Terutama negara asal Sutton, Inggris, yang memang sudah lama terkenal karena gairah sepak bolanya yang tinggi. Tetapi berkat perjumpaannya dengan sutradara Andi Bachtiar Yusuf yang terkenal juga menggilai sepak bola, catatan tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan di Indonesia.
Dalam buku setebal 265 halaman ini, Sutton menuliskan seluruh pengalaman yang ia alami terkait sepak bola tanah air dari sudut pandang murni sebagai suporter yang menggilai sepak bola. Ia mengisahkan bagaimana ia berpindah dari satu kota ke kota lain. Berkunjung ke stadion demi stadion. Hanya untuk menikmati sebuah pertandingan sepak bola.
Sebelum masuk ke isi buku, pembaca akan disuguhkan oleh kata pengantar dari berbagai elemen sepak bola di Indonesia. Mulai dari mantan pemain, pelatih, hingga para pemilik klub. Termasuk Andi Bachtiar Yusuf yang memprakarsai agar catatan-catatan dari Antony Sutton diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia.
Bagian-bagian awal buku menjelaskan mengenai pandangan umum Sutton yang juga penggemar Arsenal ini terhadap sepak bola Indonesia. Dalam bagian ini ia memberikan gambaran awal, dan keadaan yang terjadi di sepak bola Indonesia.
Uniknya, ia tidak hanya menyebutkan tim-tim besar saja. Tetapi tim-tim lain dari seluruh penjuru Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Bagian awal ini seakan menjadi makanan pembuka bagi para pembaca sebelum melahap isi buku secara keseluruhan.
Selanjutnya, Sutton menceritakan bagaimana petualangannya menonton banyak tim-tim di Indonesia. Ia menceritakan bagaimana pengalamannya menumpang bus The Jakmania, penggemar Persija, yang berangkat ke Karawang mendukung timnya berhadapan dengan Pelita Jaya. Sutton juga mengisahkan pengalamannya ketika menyaksikan secara langsung partai el classico Indonesia, Persib Bandung lawan Persija Jakarta.
Setiap kata yang dituliskan oleh Sutton mewakili kejujuran terkait apa yang ia pikirkan tentang sepak bola Indonesia. Ia dengan tegas menyatakan bahwa ia adalah seorang Gooner (pendukung Arsenal) sejati. Tetapi ia dengan jujur mengakui sangat terkesan dengan Persib Bandung. Bahkan ada dua bab khusus terkait tim kebanggaan masyarakat Jawa Barat ini.
Pria yang kini menetap di daerah Tangerang Selatan ini menyamakan Persib dengan tim asal Inggris, Newcastle United. Sutton mengerti betul bahwa Persib bukan hanya sekadar klub saja. Tetapi juga menjadi identitas dan juga kebanggaan.
Sutton juga terkesan bagaimana para penggemar Persib selalu memiliki cara untuk memberikan dukungan kepada tim kesayangannya tidak melulu melalui sorakan di stadion saja. Selain itu, ia juga memberikan apresiasi khusus kepada penggemar Persebaya, Bonek, yang rela melakukan perjalanan jauh tanpa modal yang cukup untuk mendukung kesebelasan pujaan mereka.
Bisa dibilang Sutton bahkan sangat jujur terkait beberapa periode di sepak bola Indonesia. Ia tidak memunculkan berbagai permasalahan yang biasanya dianggap tabu oleh banyak kalangan di sepak bola Indonesia. Di bukunya, Sutton menulis soal rencana Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia, kemudian soal dualisme pengurus federasi dan kompetisi, soal fasilitas sepak bola yang tidak layak, soal timnas, dan berbagai hal lain yang biasanya agak sulit untuk diungkapkan.
Sutton yang berasal dari Inggris, negara yang sudah jauh lebih matang dan lebih mengakar secara sepak bola, begitu terkesan dengan segala fenomena yang terjadi di sepak bola Indonesia. Ia menganggap bahwa cara terbaik menikmati sepak bola adalah seperti yang terjadi di Indonesia. Sutton menemukan gairah yang berbeda ketika menyaksikan sepak bola negeri ini.
Karena ditulis berdasarkan sudut pandang penggemar, buku ini memiliki dimensi realita yang biasanya juga dirasakan oleh kebanyakan orang. Setiap kata dan kalimat akan membawa kita menyelami memori-memori terkait sepak bola Indonesia. Buku ini sangat baik dinikmati dengan santai dan dalam waktu yang lama.Apalagi dengan jenis kertas dan font huruf di dalam buku yang terbilang klasik, membuat buku ini sangat enak dibaca berlama-lama.
Yang pasti buku ini merupakan sumbangsih lain dari seorang Inggris bernama Antony Sutton untuk sepak bola Indonesia. Selain tentunya, blog miliknya @JakartaCasual yang tersohor itu.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia