Memancing perdebatan adalah hal yang sangat mudah dilakukan, terutama di kalangan penggemar sepak bola. Karena kebanyakan orang yang menyukai sepak bola pasti memiliki preferensi spesifik tentang klub yang disukai. Sebagai contoh, apabila ada pertanyaan “Mana yang lebih hebat? Jurgen Klopp atau Mauricio Pochettino? Liverpool atau Tottenham Spurs?”, sudah pasti akan timbul perdebatan yang seru dan panas.
Kedua klub tersebut memiliki basis pendukungnya masing-masing, meskipun jelas, Liverpool memiliki jumlah pendukung yang lebih banyak dibandingkan dengan Spurs di seluruh dunia.
Mendukung klub yang setidaknya pernah didaulat sebagai Champions of Europe sebanyak lima kali, tentu lebih menyenangkan dibanding klub yang menjalani perlombaan lari oleh dua peserta namun finis di urutan ketiga musim lalu.
Premis saya diatas bisa saja salah. Tentu banyak juga orang yang lebih suka mendukung klub yang sudah lama finis di bawah Arsenal ini dibandingkan dengan klub yang mengaku paling sukses di dataran Inggris, meskipun pada kenyataanya sudah tidak lagi.
Lebih baik mendukung klub yang berprospek cerah ke depan, dibandingkan dengan klub yang sejarahnya mentereng tapi melawan klub peringkat enam saja tidak mampu menang. Padahal, Spurs juga baru menang sekali melawan 6 tim papan atas musim ini, yaitu Manchester City, Oktober tahun lalu.
Siapa yang lebih baik, Klopp atau Pochettino? Klopp memang meraih sukses bersama Dortmund beberapa musim lalu. Mematahkan dominasi Bayern Munchen di liga Jerman. Sebuah prestasi yang cukup membanggakan. Namun Poch juga bukan pelatih yang buruk. Pria kelahiran Murphy, 44 tahun yang lalu ini berhasil menyulap Tottenham menjadi klub papan atas, dengan gaya bermain yang patut diacungi jempol.
Klopp dan Pochettino juga berhasil memoles beberapa pemain yang semulanya tidak dikenal oleh banyak orang. Klopp membuat Shinji Kagawa, Mario Gotze hingga Marco Reus menjadi pemain yang begitu diinginkan banyak klub lain saat ia di Dortmund. Meskipun dalam kasus Reus, ia sudah lumayan dikenal di kalangan pemerhati liga Jerman. Di Liverpool, ada beberapa nama yang permainannya semakin berkilau dibawah arahan Klopp. Sebut saja, Dejan Lovren, Philippe Coutinho, Jordan Henderson, hingga Adam Lallana.
Pochettino sendiri adalah salah satu sebab mengapa Liverpool membeli banyak pemain Southampton di era Brendan Rodgers. Manajer yang dulu pernah bermain sebagai bek tengah ini, berhasil memoles beberapa pemain menjadi lebih baik.
Dejan Lovren, Adam Lallana, Morgan Schneiderlin, Jose Fonte hingga Luke Shaw dan Nathaniel Clyne, adalah nama-nama pemain yang sempat bersinar di bawah arahan Pochettino di Southampton. Dari 6 nama yang disebutkan diatas, sudah tidak ada yang bermain di Southampton lagi. Tiga pemain pergi ke Liverpool, dua pemain ke Manchester United (meski Schneiderlin sudah pindah ke Everton), dan satu ke West Ham United.
Lalu mana yang lebih baik? Klopp atau Pochettino? Liverpool atau Spurs?
Jawaban sementara akan bisa didapatkan pada hari Sabtu, 11 Februari besok (Minggu dini hari waktu Indonesia). Liverpool akan menjamu Spurs di Anfield pada putaran kedua Liga Inggris musim ini.
Spurs yang bertengger di posisi kedua sementara saat ini, bisa jadi menghadapi laga besok dengan lebih percaya diri. Berada di posisi yang lebih baik musim ini, menunjukkan bahwa Spurs lebih konsisten dibandingkan Liverpool.
Selain itu, beberapa hasil terakhir yang didapatkan oleh tuan rumah menunjukkan bahwa Liverpool sedang tidak dalam performa terbaik mereka. Liverpool baru menang satu kali di tahun 2017, dan itu diraih dari Plymouth Argyle, setelah mereka dipaksa memainkan rematch karena tidak mampu menang di pertemuan pertama.
Dalam enam pertandingan terakhir Liverpool di semua ajang, Liverpool hanya menang satu kali (melawan Plymouth) dan menelan empat kali kekalahan. Bekal yang buruk tentunya untuk melawan Pochettino dan pressing machine-nya yang menakutkan itu.
Sedangkan Spurs berada di posisi yang lebih baik dibanding The Anfield Gangs. Spurs sedang dalam rentetan tidak terkalahkan di enam pertandingan terakhirnya. Spurs mendapatkan dua kali hasil imbang ketika melawan Manchester City dan Sunderland di liga. Spurs mencetak 13 gol dan kebobolan 5 gol, sedangkan Liverpool mencetak 5 gol dan kemasukan 8 gol dalam enam pertandingan terakhir.
Liverpool dan Spurs memiliki gaya permainan yang berbeda, namun Spurs memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh Liverpool. Whoscored menuliskan bahwa Spurs merupakan tim yang kuat dalam mempertahankan keunggulan mereka dalam pertandingan. Sedangkan Liverpool berkebalikan dengan Spurs, amat lemah dalam mempertahankan keunggulan mereka. Hal ini akan sangat mempengaruhi hasil akhir dari laga antara Liverpool dan Tottenham.
Tottenham memang sedang berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan Liverpool. Namun ada satu catatan penting yang perlu diperhatikan sebelum laga di Anfield, Sabtu besok.
Tottenham belum pernah menang melawan Liverpool di 5 pertemuan terakhir keduanya. Keduanya sama kuat di 3 pertandingan terakhir dan Liverpool berhasil menang sebanyak dua kali. Catatan ini tentu saja bisa menjadi harapan bagi para pendukung Liverpool dalam menyambut laga melawan Tottenham akhir pekan ini.
Selain itu, kondisi Sadio Mane yang sudah akan fit 100% pada akhir pekan, akan menambah daya gedor dan kecepatan dalam permainan Liverpool, yang sempat hilang ketika Mane pergi membela tim nasionalnya.
Sejauh ini, Sadio Mane sudah mencetak 9 gol dan memberikan 4 assists pada Liverpool. Tentu pendukung Liverpool berharap bahwa trio Coutinho, Roberto Firmino, Mane akan kembali ke performa terbaik mereka, dan membawa Liverpool untuk kembali ke 4 besar.
Sedangkan Tottenham memiliki Christian Eriksen, yang sudah menyumbang 5 gol dan 8 assists musim ini. Eriksen merupakan salah satu pemain penting bagi Tottenham musim ini. Eriksen memiliki rataan 2.9 keypasses per pertandingan. Bermain dengan Harry Kane yang sudah mencetak 14 gol musim ini, akan membuat lini serang Tottenham semakin berbahaya. Eriksen juga memiliki akurasi umpan yang baik, yaitu sebesar 80.2% di musim ini. Jika sedang on-form, Christian Eriksen akan menjadi pemain yang bersinar di lini serang Tottenham dan menjadi ancaman bagi lini pertahanan Liverpool. Sekadar trivia, pemain Denmark ini pula yang menjadi titik sentral dari keberhasilan Tottenham menaklukkan pemuncak klasemen sementara, Chelsea.
Pada akhirnya, perdebatan antara siapa yang lebih baik antara Liverpool atau Spurs akan bisa diselesaikan setelah akhir pekan ini. Setidaknya untuk sementara, hingga nanti klasemen menunjukkan siapa yang berada diatas siapa.
Laga antara Liverpool dan Tottenham adalah laga yang akan menarik untuk disaksikan. Laga yang mempertemukan antara dua manajer yang gemar memainkan pressing di level tinggi.
Meskipun mungkin stasiun televisi lokal di Indonesia lebih suka menayangkan pertandingan klub peringkat enam, namun percayalah, bahwa tidak ada ruginya untuk setidaknya streaming dan menonton pertandingan antara dua tim yang masing-masing memiliki gambar unggas di lambang timnya ini.
Author: Rio Adriano (@rioadriano)
Pegawai bank paruh waktu. Penikmat sepak bola sepanjang hayat.