Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dan memiliki gairah tinggi akan sepak bola, kota Surabaya sempat tak terdengar gaungnya di kancah sepak bola nasional selama kurang lebih lima tahun terakhir. Penyebab utama dari kesenyapan itu tak lain tak bukan akibat sanksi induk organisasi sepak bola Indonesia (PSSI) terhadap klub asal kota pahlawan ini, Persebaya. Ini miris mengingat ibu kota provinsi Jawa Timur itu adalah barometer sepak bola nasional di timur Pulau Jawa selain kota Malang, Gresik dan Lamongan.
Namun, usai dilakukannya proses rekonsiliasi yang menguras tenaga, emosi, materi dan waktu, hak-hak Persebaya telah resmi dikembalikan oleh PSSI per Januari 2017 kemarin. Klub sarat sejarah dan prestasi tersebut dipastikan menjadi salah satu kontestan Liga 2, nama anyar kompetisi Divisi Utama per musim 2017.
Mencari sosok pelatih adalah hal pertama yang jadi prioritas manajemen. Bidikan mereka pun mengarah kepada sosok-sosok potensial yang juga punya ikatan sejarah dengan Persebaya di masa lalu semisal DejanAntonic, Jacksen F. Tiago dan Mustaqim. Sayangnya, trio pelatih berpengalaman itu sudah keburu memiliki kontrak dengan kesebelasan-kesebelasan lain, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Alhasil, manajemen pun berpaling kepada bekas pelatih Pusamania Borneo F.C kelahiran Medan, Iwan Setiawan. Walau sempat menghadirkan riak di kalangan Bonek, julukan suporter fanatik Persebaya, pelan tapi pasti Bonek mulai mempercayai penunjukan Iwan. Pelatih yang kondang dengan psywar pedasnya untuk tim lawan ini dipercaya mampu menghadirkan skuat yang kompetitif untuk mengarungi Liga 2 nanti. Terlebih, Iwan juga punya modal berharga yang selalu ditekankan sebagai salah satu syarat utama menjadi pelatih di kompetisi nasional oleh PSSI, yakni kepemilikan lisensi kepelatihan A AFC.
Setelah memperoleh manajer baru, pihak manajemen dan Iwan terus mengebut proses seleksi pemain agar segera mendapat kerangka skuat yang bakal mengarungi Liga 2 musim ini. Seleksi itu sendiri dilakukan selama beberapa tahap guna menyaring pemain-pemain yang memiliki kualitas terbaik dan dipandang layak mengenakan seragam Bajul Ijo.
Dari sekian banyak pemain yang datang ke Surabaya dan mengikuti proses seleksi, kabar terakhir menyebut jika Persebaya telah mengerucutkan kebutuhan skuat mereka menjadi 22 pemain. Pemain veteran dan salah satu legenda hidup Persebaya, Mat Halil, adalah satu diantara puluhan pesepak bola yang musim depan bakal mengenakan kostum Bajul Ijo. Bek kiri gaek ini adalah salah satu pemain yang sempat lama membela Persebaya bersama Anang Mar’uf, Uston Nawawi, Bejo Sugiantoro hingga Mursyid Effendi.
Terakhir, pembenahan pokok yang dilakukan pihak manajemen adalah proses akuisisi dari salah satu jaringan media terbesar di Indonesia, Jawa Pos Group. Kabar masuknya Jawa Pos Group sebagai pemilik baru Persebaya bahkan sudah beredar selama kurang lebih enam bulan terakhir.
Masuknya perusahaan yang diinisiasi oleh Dahlan Iskan ini tentu saja membawa angin segar bagi masa depan Persebaya. Kekhawatiran Bonek seperti yang terjadi beberapa tahun silam saat PT. Persebaya Indonesia (PI) sebagai pemilik saham terbesar sekaligus pengelola justru kesulitan menjalankan roda manajemen memudar dengan sendirinya. Mengingat, relasi historis Jawa Pos dengan Persebaya sudah berlangsung selama puluhan tahun dan berpeluang menjadikan mengembalikan Persebaya ke trah asli mereka, sebagai tim legendaris yang disegani di kancah sepak bola Indonesia
Dengan segenap pembenahan tersebut, semua pihak tentu saja berharap bahwa Persebaya sudah siap tempur ketika Liga 2 bergulir sekitar bulan April mendatang.
Salam Satu Nyali! Wani!
Author: Budi Windekind
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional