Turun Minum Serba-Serbi

Kisah Para Manajer yang Lepas Kontrol saat Konferensi Pers

Bagi manajer sepak bola, konferensi pers bisa jadi adalah hal yang paling tidak menyenangkan dalam pekerjaan mereka. Bayangkan saja, mereka harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tak jarang konyol dan repetitif dari para jurnalis yang memasang wajah sinis, lalu jawaban mereka pun disitir secara negatif oleh jurnalis-jurnalis tersebut.

Oleh karena itu, tak jarang manajer-manajer ini kehilangan kontrol atas emosi mereka, dan meledak di saat konferensi pers tersebut di hadapan puluhan kamera. Hal inilah yang baru saja dilakukan oleh Rabah Madjer, manajer timnas Aljazair, yang terlihat tersulut emosinya karena pertanyaan yang dilontarkan oleh salah satu jurnalis.

Aksi Madjer, yang juga merupakan mantan pesepak bola profesional, terekam oleh kamera hingga videonya viral di media sosial. Namun, bukan Madjer saja yang pernah melakukan hal seperti ini, berikut adalah manajer-manajer yang tak mampu menahan emosinya saat konferensi pers:

 

Gennaro Gattuso

Gelandang legendaris AC Milan ini dikenal sebagai pemain yang keras ketika ia masih bermain. Seringkali, Si Badak tersangkut masalah akibat sumbunya yang pendek di lapangan. Namun, tak dapat dipungkiri, ia adalah gelandang yang sangat bagus ketika masih bermain dulu. Sayang, temperamen Gattuso ketika menjadi manajer tak berubah.

Ini terlihat ketika ia menangani klub asal Yunani, OFI Crete, tahun 2014 lalu. Saat sedang konferensi pers, Gattuso terlihat tak kuasa menahan amarah setelah ditanyakan mengenai masa depannya. Kata-kata kasar yang kerap kali dikeluarkan gelandang bertenaga ini membuat penerjemah yang ada di sampingnya terlihat bingung untuk mengucapkan ulang kalimat yang dikeluarkan Gattuso. Ujar-ujar “old habits die hard” rasanya memang benar merujuk kepada apa yang dilakukan pria Italia ini.

 

Louis van Gaal

Manajer asal Belanda ini termasuk salah satu yang terbaik di dunia. Masih ingat bagaimana ia membawa Ajax Amsterdam menjadi yang terbaik di dunia di medio 1990-an lalu. Namun, masanya bersama Manchester United di Inggris mungkin akan dinilai sebagai suatu kegagalan oleh banyak orang.

Salah satu memori van Gaal bersama sang Setan Merah mungkin adalah ketika ia mengejek jurnalis The Sun bernama Neil Custis dengan sebutan “gendut” saat konferensi pers. Di bulan Januari 2016, dalam konferensi pers usai hasil imbang 3-3 melawan Newcastle United, van Gaal terlihat tidak senang ketika Custis menyebutkan tentang kritikan terhadap kapten United saat itu, Wayne Rooney. Ketika Custis masih berbicara, van Gaal memotongnya dan mengatakan bahwa ia tidak mengkritik Rooney, melainkan jurnalis-jurnalis yang melakukan itu.

“Kami tidak mengkritik Rooney, Anda yang melakukannya.”

“Namun Anda juga,” bantah Custis.

“Tidak, Anda, pria gendut yang ada di sana,” ujar van Gaal sambal menunjuk ke Custis.

Tak ayal, ada gelak tawa yang diselimuti ketegangan selepas sang manajer mengucapkan hal tersebut. Momen ini tentu terlihat memalukan sekaligus lucu bagi pihak yang terlibat, persis seperti karier van Gaal di Manchester.

 

Harry Redknapp

Manajer senior asal Inggris ini kini tengah menganggur, dan bahkan santer kabar bahwa ia telah pensiun dari dunia sepak bola. Ayah dari Jamie Redknapp ini sebenarnya merupakan salah satu manajer yang dihormati di Inggris, namun bukan berarti kariernya bersih-bersih saja.

Redknapp sempat tersandung skandal korupsi, meskipun terbukti tak bersalah. Selain itu, salah satu skandalnya lagi adalah ketika mengucapkan kata-kata tak pantas saat sedang berhadapan dengan pers. Kala menukangi Tottenham, Redknapp memang dijuluki sebagai “wheeler and dealer”, akibat kegemarannya membeli pemain dengan harga murah dan menjual pemainnya dengan harga mahal.

Julukan yang berarti pandai berbinis ini sebenarnya memiliki artian yang baik, namun bagi Redknapp, julukan ini seperti penghinaan. Ketika ditanya pendapatnya mengenai julukannya ini, Redknapp langsung emosi dan meninggalkan tempat wawancara, sembari mengucapkan sumpah serapah. Sayangnya, julukan ini masih menempel pada Redknapp, hingga saat ini.

 

Pep Guardiola

Jago taktik asal Spanyol ini terlihat seperti pribadi yang kalem, namun ternyata, Guardiola pernah mengalami momen penuh amarahnya sendiri. Ketika masih menukangi Bayern München di tahun 2014, manajer Manchester City ini tersinggung ketika jurnalis Guardian, Jamie Jackson, tak melihat ke arahnya saat sedang berbicara kepada sang manajer.

Guardiola kala itu ditanya oleh Jackson perihal taktik yang digunakan David Moyes yang kala itu menukangi Manchester United, lawan Bayern di Liga Champions. Ketika Pep tengah menjawab pertanyaan, ia menyadari bahwa Jackson tak melihat ke arahnya. Sontak saja, mantan manajer Barcelona ini marah dan meminta sang jurnalis untuk tetap melihat ke arahnya ketika ia berbicara.

 

Joe Kinnear

Barangkali, kemarahan Kinnear-lah yang paling parah yang pernah dilakukan oleh seorang manajer sepak bola ketika sedang berhadapan dengan pers. Di tahun 2008, Kinnear ditunjuk sebagai manajer sementara Newcastle, menjalani sesi konferensi pers pertama dengan status barunya. Impresi ‘bagus’ langsung ia catatkan, dengan secara blak-blakan menghina hampir semua jurnalis yang datang di konferensi pers tersebut. Tercatat, Kinnear mengeluarkan setidaknya 52 kata kasar yang tak pantas diucapkan. Kejadian ini tentu menggemparkan media Inggris, dan Joe Kinnear pun menjadi aktor antagonis selama kariernya di Newcastle.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket