Eropa Italia

AC Milan Mencari Pelapis Franck Kessié, Siapa Masuk Radar?

Dengan belasan pemain baru yang didatangkan di awal musim, menempati papan tengah tentu bukan pencapaian yang patut dibanggakan AC Milan. Oleh karena itu, pembenahan pun telah direncanakan, salah satunya dengan menambah amunisi di bursa transfer paruh musim.

Seperti dilansir dari Calciomercato, ada tiga pemain yang menjadi buruan utama Milan di Januari nanti. Ketiganya berposisi gelandang tengah, yang akan difungsikan untuk melapis Franck Kessié. Gelandang muda potensial tersebut dikabarkan mengalami kelelahan yang berujung pada penurunan performa, sedangkan Milan tidak memiliki pelapis sepadan untuknya.

Dari tiga pemain yang diwacanakan oleh Calciomercato, semuanya masih berusia muda, berkisar antara 21-24 tahun. Mereka juga sudah bermain di Serie A minimal selama satu musim, yang artinya sudah mengenal cukup baik iklim kompetisi di Serie A.

Jakub Jankto

Dimulai dari Jakub Jankto, gelandang Udinese asal Republik Ceko ini sudah menjadi andalan timnya sejak musim lalu. Di musim ini, ia telah mencetak satu gol dan satu asis dari 10 kali tampil. Selain gelandang tengah, ia juga bisa bermain sebagai gelandang kiri.

Secara postur, Jankto tidak jauh berbeda dengan Kessié. Dengan tinggi 184 sentimeter, ia merupakan gelandang tangguh yang jago menahan bola. Kelebihan lainnya, Jankto mahir mengeksekusi tendangan bebas, dan cukup sering membuat umpan kunci.

Gaya bermain yang sebenarnya cocok dengan pola permainan Milan, tapi sayangnya ada satu kelemahan yang cukup aneh bagi pemain jangkung sepertinya, yaitu lemah dalam duel udara. Dalam hal bertahan, ia juga tak terlalu baik, karena masih sering luput melancarkan tekel.

Jika nantinya Milan memutuskan untuk meminang Jankto, mungkin daya ledak lini tengah mereka tetap sama bagusnya seperti saat diisi Kessié, tapi pertahanan Il Diavolo Rosso bisa jadi akan semakin rentan.

Seko Fofana

Rekan setim Jankto ini juga masuk dalam radar perburuan pemain baru Milan di awal tahun depan. Tahun ini merupakan musim keduanya di Serie A, setelah diboyong Udinese dari SC Bastia musim lalu.

Dari kemampuan individu, Fofana mungkin adalah versi imitasi Kessié dengan usia 2 tahun lebih tua, dan kualitas yang sedikit di bawahnya. Dribelnya bagus, tendangan jarak jauhnya cukup akurat, dan ia juga ‘hobi’ memainkan operan pendek. Sangat cocok untuk Milan musim ini yang gemar berlama-lama dengan bola.

Sama dengan Jankto, Fofana juga sudah mencetak satu gol sejauh ini, tapi dengan jumlah pertandingan yang lebih sedikit, yaitu sembilan partai yang tiga diantaranya dimulai dari bangku cadangan. Dengan kata lain, untuk aspek jam terbang, Jankto lebih unggul dari rekannya ini, karena hanya sekali turun sebagai pengganti.

Permasalahan lainnya, kelemahan Fofana serupa dengan Jankto, yakni naluri bertahan yang kurang baik. Selain itu, pemain yang juga berasal dari Pantai Gading (sama dengan Kessié) ini mungkin lebih berjiwa super-sub, karena performanya lebih baik jika ia tidak turun sebagai starter.

Alfred Duncan

Jika Milan menginginkan pelapis Kessié yang juga bisa membawa variasi dalam pola permainan, maka pemain Sassuolo ini bisa menjadi jawabannya. Selama empat musim berseragam I Neroverdi, Duncan terkenal dengan umpan jauhnya yang presisi.

Menurut data di WhoScored, eks pemain Livorno dan Sampdoria ini mencatatkan 77,6 persen umpan sukses sejauh ini, yang berada di atas rata-rata keberhasilan umpannya sepanjang karier. Dengan kata lain, Duncan semakin berkembang dan mungkin musim ini adalah saat yang tepat baginya untuk hijrah ke klub yang lebih besar.

Kebetulan, usianya juga sudah 24 tahun. Usia yang tak lagi dikategorikan pemain muda, tapi sudah beranjak menuju kematangan. Sebuah keuntungan ganda bagi Milan, karena Duncan juga cukup berpengalaman bermain di Serie A, yakni selama enam musim.

Kalau begitu, berarti Duncan adalah solusi yang paling tepat? Jawabnya adalah belum tentu. Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak. Walaupun merupakan gelandang dengan gaya bermain long pass, anehnya operan pendek Duncan tak terlalu bagus.

Ia juga terlalu sering melakukan pelanggaran, dan musim ini selalu kehilangan taji saat berhadapan dengan tim-tim papan atas. Selain itu nilai pasarnya juga lebih tinggi dibanding kedua kandidat di atas. Duncan saat ini bernilai 8,5 juta euro, lebih mahal dari Jankto (8 juta euro) dan Fofana (7,5 juta euro).

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.