Nasional Bola

Nasib Nahas Persipura Jayapura di Liga 1

Berbekal gelar juara Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016 dan materi pemain yang tidak banyak berubah, Persipura Jayapura tentu otomatis mendapat predikat tim unggulan di Go-Jek Traveloka Liga 1. Dari musim ke musim mereka selalu menjadi kandidat juara, tak terkecuali musim ini.

Situasi sebenarnya sempat berjalan cukup baik di awal musim. Meski menjalani start lambat dan sempat terperosok ke peringkat 10, Mutiara Hitam kemudian bangkit dengan meraih tiga kemenangan beruntun melawan Bhayangkara FC, Persiba Balikpapan, dan Barito Putera.

Posisi kedua pun digenggam pada pekan ke-8. Namun sayangnya, selama dua pekan berikutnya nasib Persipura berbanding terbalik. Dua kekalahan beruntun didapat dari dua kesebelasan di dua posisi teratas saat itu, yakni PSM Makassar dan Madura United. Lebih tragis lagi, di kandang PSM mereka kalah telak 1-5.

Dua kekalahan beruntun ini tak hanya melempar posisi Persipura dari ke papan tengah, tapi juga membuat Liestiadi mundur dari kursi kepelatihan. Penunjukan Liestiadi sendiri sebenarnya mengundang banyak keraguan. Ia baru ditunjuk tiga hari menjelang laga pertama Persipura, untuk menggantikan Angel Alfredo Vera yang belum memenuhi syarat lisensi untuk pelatih Liga 1.

Situasi sebenarnya sempat membaik ketika kemudi diambil alih oleh Wanderley Junior. Setelah kekalahan dari Madura United, Persipura langsung tancap gas lagi dengan menjalani 12 laga tanpa kekalahan. Sama dengan yang diraih Persija, tapi dengan jumlah poin lebih banyak.

Boaz Solossa. Kredit:: Persipura

Tiga kartu merah untuk tiga penyerang

Kekalahan 1-5 dari PSM Makassar tampaknya memang berpengaruh besar bagi Persipura. Pasalnya, di laga tersebut Marinus Wanewar yang diplot sebagai ujung tombak justru harus mandi lebih cepat karena mendapat kartu merah di menit pertama.

Hanya satu menit ia berada di lapangan, dan harus terusir akibat menanduk salah seorang pemain PSM. Parahnya, insiden tersebut tidak dapat direspons dengan baik karena gawang Yoo Jae-hoon dibombardir lima gol oleh Juku Eja.

Uniknya, kartu merah Marinus ternyata menjadi tren negatif penyerang Persipura musim ini. Dari tiga juru gedor yang dimiliki, musim ini mereka sama-sama mendapat satu kartu merah. Boaz Solossa diusir wasit ketika kalah 0-2 di kandang Madura United, sedangkan Addison Alves mendapat hukuman tersebut saat imbang 1-1 di markas Persija.

Kredit: Persipura

Merosot di akhir musim

Dibanding tim-tim lain di papan atas, Persipura sebenarnya memiliki jadwal yang paling ringan di sembilan pekan terakhir. Selain tiga laga kandang beruntun yang digelar dari pekan ke-26 hingga 28, Persipura juga diuntungkan jarak tempuh di pekan ke-30 hingga 32. Namun sayangnya, keuntungan tersebut tidak berbuah maksimal.

Ketika melakoni tiga partai home beruntun melawan PSM, Madura United, dan Persela, hanya tim yang disebutkan terakhir yang berhasil ditaklukkan. Sisanya, kalah 0-1 dari Madura United dan imbang tanpa gol dengan PSM.

Kemudian ketika Persipura tidak perlu keluar pulau di pekan ke-30 sampai 32 karena menjamu Persija Jakarta dan Arema FC, kemudian bertamu ke markas Perseru Serui, justru hanya enam poin yang didapat, padahal di atas kertas seharusnya dapat menyapu bersih sembilan angka.

Kesialan kemudian berlanjut di pekan ke-33 lalu. Melawan PS TNI yang seharusnya mudah ditundukkan, Persipura justru harus keluar dari jalur perebutan juara karena kalah 1-2 di Stadion Patriot Chandrabhaga. Sungguh sial, karena di empat pekan terakhir ketika tak ada satupun tim kandidat juara yang dihadapi, Mutiara Hitam harus rela trofi juara musim ini tak singgah di Stadion Mandala.

Kredit: Persipura

Tidak lolos lisensi

Meski tersingkir dari tangga juara, setidaknya Persipura dapat memperjuangkan posisi mereka di zona Piala AFC. Akan tetapi, justru di sini derita Persipura bertambah.

Ketika PSSI meminta klub-klub yang berpeluang lolos ke pentas Asia melengkapi dokumen untuk mendapatkan lisensi AFC, pengurus administrasi Persipura sakit dan kemudian meninggal dunia, yang mengakibatkan data-data penting untuk dokumen tersebut sulit diakses.

Oleh sebab itu, hingga tenggat waktu yang ditentukan, Persipura tidak dapat melengkapi dokumen yang diminta dan akhirnya tidak mendapat lisensi untuk berlaga di kompetisi Asia. Sangat disayangkan, karena Persipura merupakan klub Indonesia yang paling sering tampil di kejuaraan antarklub Asia.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.