Eropa Inggris

Menikmati Trio Özil, Lacazette, Alexis Selagi Bisa

Penantian yang cukup lama, diwarnai dengan cedera pemain lain supaya Gooners bisa melihat trio Mesut Özil, Alexandre Lacazette, dan Alexis Sanchez untuk bisa bermain bersama. Dan hasilnya memang memuaskan. Ketiganya seperti membangkitkan cara bermain masa keemasan Arsenal di bawah rezim Arsene Wenger.

Adalah musim 2003/2004 ketika Arsenal melewati satu musim penuh tanpa kekalahan. Sebuah pencapaian yang hingga saat ini belum bisa diduplikasi oleh tim mana pun di Liga Primer Inggris. Dasar utama pencapaian luar biasa tersebut ada pada ide, yang diterjemahkan ke dalam cara bermain di atas lapangan.

Ide, yang ditransformasikan ke dalam cara bermain, juga didukung oleh komposisi pemain yang ideal. Kombinasi tersebut membuat Arsenal bisa bermain dengan ide yang jelas. Ide, yang terlihat dengan jelas, berubah menjadi identitas. Sebuah penanda yang tidak begitu terasa lagi selama beberapa tahun terakhir.

Oleh sebab itu, di tengah rasa gamang selepas kalah secara menyakitkan dari Watford, kemenangan atas Everton memberi kelegaan yang diharapkan. Semakin istimewa ketika tiga pemain andalan di lini depan, trio OLA, Özil-Lacazette-Alexis, mampu mengemulasi cara bermain Arsenal di zaman keemasan, musim tanpa kekalahan 2003/2004.

Ide dasar Arsenal 2003/2004

Ada lima ide yang menjadi dasar Arsenal 2003/2004. Kelima ide dasar yang dimaksud adalah fokus memanfaatkan kecepatan (ketika serangan balik), mampu melepas umpan kunci dari beragam posisi, memaksimalkan pergerakan dari sisi luar ke sisi dalam, menggunakan dua bek sayap untuk melakukan overlap, dan memaksimalkan pergerakan penyerang dari dalam ke posisi luar.

Kelima ide dasar di atas diterjemahkan dengan beberapa pendekatan. Pendekatan pertama adalah menggunakan formasi dasar 4-4-2, dengan Thierry Henry dan Denis Bergkamp sebagai duet penyerang. Di tengah, Patrick Vieira dikawani oleh Gilberto Silva yang posisinya sedikit lebih dalam. Di kanan dan kiri, Freddie Ljungberg dan Robert Pires bertindak sebagai wide midfelder, bukan murni pemain sayap.

Baca juga: Dennis Bergkamp, Ia yang Mulia dan Agung di Sepak Bola

Untuk lini pertahanan, komposisi Arsenal terdiri dari Etame Lauren dan Ashley Cole sebagai bek kanan dan kiri. Duet bek tengah diisi Sol Campbell dan Kolo Toure. Pos penjaga gawang, tentu saja Jens Lehmann. Keempat bek Arsenal masa ini punya kecepatan dan kemampuan olah bola yang baik. Sementara kemampuan Lehmann membaca serangan lawan bisa diandalkan sekaligus cukup jeli membaca bola jauh dari lawan yang mengincar ruang di belakang para bek.

Corak yang paling terlihat pada Arsenal 2003/2004 adalah serangan balik yang cepat dan presisi. Supaya bisa melakukan serangan balik, tentu cara bertahan menjadi kuncinya. Ketika bertahan, Henry biasanya akan menekan bek lawan yang menguasai bola, sementara Bergkamp menyediakan diri sebagai shadow.

Ketika dua penyerang Arsenal ini berhasil dilewati (bola) lawan, Bergkamp akan turun ke tengah dan Henry bergeser ke sisi kiri. Tujuan pergerakan kedua penyerang ini adalah mencari titik awal (ruang) untuk melakukan serangan balik. Sementara itu, pressing Arsenal kala itu adalah intensitas sedang, dengan orientasi ke pemain lawan yang menguasai bola.

Ketika bola lawan masuk ke lapangan tengah, dua pivot Arsenal yang bertugas mengawasi. Arsenal sendiri bertahan dengan bentuk two banks of four, atau dua lapis (empat pemain) yang berdiri sejajar. Vieira yang biasanya akan melakukan tekanan, sementara Gilberto berposisi lebih dalam. Vieira juga yang pergerakannya lebih luas ketimbang Gilberto, dengan beberapa kali bergerak ke sisi lapangan untuk melakukan overload bersama salah satu penyerang dan salah satu wide midfielder.

Intensi pertama Arsenal ketika bertahan adalah memenangi bola secepat mungkin, dalam keadaan satu lawan satu. Ketika salah satu dari gelandang memenangi penguasaan, dua bek sayap akan segera naik untuk menyediakan diri di sisi lapangan. Sementara itu, Pires dan Ljungberg akan bergerak ke dalam, berdekatan dengan dua penyerang.

Proses serangan balik dilakukan secepat mungkin. Jika pembaca ada waktu luang, sempatkan melihat video Arsenal 2003/2004 dan hitung lama serangan balik Arsenal. Secara sekilas terlihat, rata-rata, lima detik saja Arsenal sudah mencapai gawang lawan. Seleksi umpan yang digunakan lebih banyak berupa umpan vertikal datar, baik panjang maupun pendek, memotong ruang secepat mungkin.

Corak inilah yang membuat serangan balik Arsenal sangat sulit dihentikan lawan. Merebut bola di wilayah tengah membuat Henry, dengan kemampuan sprint jarak pendek yang luar biasa, akan lebih cepat mencapai gawang lawan.

Penyerang asal Prancis tersebut bisa cut inside dari sisi kiri luar, atau bergerak di antara bek tengah lawan. Jika keadaan tidak mendukung, ia akan turun ke bawah, di ruang antara bek dan gelandang lawan, untuk melepaskan tembakan jarak jauh.

Jadi, dari paparan singkat di atas, ide dasar Arsenal diwujudkan dengan, pertama, merebut bola secepat mungkin. Kedua, secepat mungkin mengubah posisi bertahan menjadi menyerang. Ketiga, manfaatkan umpan vertikal, baik panjang maupun pendek untuk memindahkan bola. Keempat, manfaatkan ruang-ruang yang tercipta dari pergerekan penyerang atau wide midfielder.

Lantas, ini yang penting, “cara sederhana” tersebut dapat diemulasi oleh trio OLA, yang ditopang Aaron Ramsey serta dua bek sayap dalam skema 3-4-2-1.

Sebuah pilihan selagi bisa

Dua dari trio, yaitu Alexis dan Lacazette, cukup cerdik untuk menarik keluar bek lawan yang tengah menjaga mereka. Cara bermain dua pemain ini yang dulu sering ditunjukkan Henry dari sisi kiri. Ruang yang tercipta, bisa segera dimanfaatkan Özil atau, terutama, Ramsey yang bergerak vertikal. Contohnya adalah menit ke-2 ketika dijamu Everton akhir pekan lalu.

Dari satu grafis (situasi) di atas, terlihat bagaimana trio OLA membangkitkan kembali lima ide dasar Arsenal 2003/2004, yaitu fokus memanfaatkan kecepatan (ketika serangan balik), mampu melepas umpan kunci dari beragam posisi, memaksimalkan pergerakan dari sisi luar ke sisi dalam, menggunakan dua bek sayap untuk melakukan overlap, dan memaksimalkan pergerakan penyerang dari dalam ke posisi luar.

Lima ide tersebut diwujudkan dengan umpan vertikal cepat dan memanfaatkan ruang yang tercipta ketika bek lawan ditarik oleh salah satu penyerang. Ada satu hal penting yang perlu ditekankan di sini, yaitu pergantian posisi antar-pemain dengan cepat, antara penyerang dan gelandang. Ketika Alexis berada di sekitar lapangan tengah (ketika masuk transisi menyerang), Ramsey sudah bergerak mendekati kotak penalti lawan.

Perubahan posisi Alexis dari atas (dekat gawang) ke tengah berhasil menarik bek Everton, seperti yang dilakukan Henry supaya Bergkamp, atau Vieira dan Pires, bisa merangsek masuk. Mengapa trio OLA bisa melakukannya? Karena faktor kecepatan dan kemampuan melepas umpan kunci dari beragam posisi.

Gol yang dicetak Özil dan Alexis pun punya dasar yang sama, yaitu pergerakan cepat antar-pemain untuk bertukar posisi. Umpan satu sentuhan yang dilakukan sesegera mungkin, ditambah perubahan posisi yang dinamis membuat lawan sulit melakukan marking. Situasi ini yang banyak membuat Henry, atau pemain lainnya di era Arsenal 2003/2004, mendapatkan banyak kesempatan melepas tembakan.

Ketika melawan Everton, catatan percobaan tembakan Arsenal mencapai 30, terbanyak di partai tandang sejak musim 2011/2012. Apa syarat pemain bisa melepas tembakan? Ketersediaan ruang, yang bisa diciptakan lewat pertukaran posisi dengan cepat. Maka inilah kelebihan trio OLA yang sudah seharusnya akan lebih banyak bermain di sisa tahun 2017.

Perlu diingat kembali bahwa, baik Arsenal era 2003/2004 maupun kemenangan di kandang Everton, terjadi ketika Arsenal bisa memanfaatkan serangan balik.

Karena pada dasarnya, Arsenal adalah tim yang akan bermain lebih baik jika mengandalkan serangan balik, ketimbang membangun serangan secara “perlahan”. Satu keuntungan lagi: jika bisa melakukan serangan balik, artinya, lini pertahanan Arsenal sudah bekerja dengan baik, sebuah keindahan yang jarang terlihat.

Selagi bisa, dari paruh akhir Oktober, lalu November, kemudian Desember, memainkan trio OLA adalah sebuah keharusan. Menikmati keajaiban mereka bertiga selagi bisa adalah kemewahan sebelum saga kontrak dan transfer kembali mendominasi di akhir Desember nanti.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen