Eropa Italia

Saatnya Mengembalikan Suso ke Posisi Favoritnya

Dua tahun lalu, tidak banyak yang mengenal sosok penyerang AC Milan, Suso Fernandez. Sebagai pemain asal Spanyol, dirinya diragukan untuk bisa sukses menaklukkan Italia, terlebih Milan, tempat di mana Jose Mari Romero dan Javi Moreno menemui kisah kegagalan dalam kariernya.

Alih-alih bernasib sama dengan dua kompatriotnya itu, Suso menjelma sebagai pemain penting bagi Rossoneri. Musim lalu, ia menyumbangkan tujuh gol dan sembilan asis pada ajang Serie A Italia.

Namun dalam empat laga terakhir Serie A musim ini, Suso terlihat begitu sulit memperlihatkan performa terbaik. Penurunan performa Suso turut berkontribusi membuat Milan terlihat gamang. Sejauh ini, Milan belum berhasil menundukkan lawan yang kuat atau terorganisir.

Hingga pertandingan melawan Sampdoria pada Minggu (24/9) yang berujung pada kekalahan Milan, Suso tampak seperti bukan dirinya. Dribel cepat, tendangan akurat, dan umpan-umpan silang yang kerap membahayakan pertahanan lawan amat jarang terlihat. Beroperasi sebagai penyerang kedua di belakang Nikola Kalinic, Suso belum menemukan permainan terbaik seperti saat ia ditempatkan sebagai penyerang sayap kanan.

Penurunan performa ini sebetulnya di luar dugaan. Pasalnya, pada dua pertandingan awal melawan Crotone dan Cagliari, ketika Suso masih bermain sebagai penyerang kanan, dua gol dan dua asis berhasil disumbangkan untuk Rossoneri. Namun ketika kebutuhan taktik memaksa pelatih Vincenzo Montella mengubah pola empat bek menjadi tiga bek, di sini Suso seperti menemui batu karang.

Memang masih terlalu dini untuk menilai Suso telah gagal dalam mengemban peran sebagai secunda punta, karena pertandingan yang dijalani Suso di posisi tersebut masih sedikit. Namun sayangnya, waktu beradaptasi bukanlah barang mewah yang dimiliki Suso dan pelatih Montella.

Kemarahan Marco Fassone, CEO Milan, yang menyebut Milan tidak boleh lagi tampil seperti di bawah standar ketika menghadapi lawan-lawan yang lebih lemah dalam wawancaranya sehabis Milan menelan kekalahan dari Sampdoria, menunjukkan bahwa Milan memang tengah berupaya menaikkan standar diri mereka dan mulai mengajak seluruh elemen klub berpikir bahwa mereka adalah klub papan atas.

Yang makin membuat khawatir, dua pertandingan Serie A berikut Milan amatlah berat: menjamu AS Roma dan melakoni Derby della Madonnina menghadapi FC Internazionale Milano. Rasanya dengan kondisi demikian, Montella harus melupakan petuah Silvio Berlusconi, mantan presiden Milan yang pernah menyarankannya untuk memainkan Suso di posisi trequartista.

Kini dengan berada di bawah tekanan berat dari Fassone dan juga para suporter yang mulai menyuarakan ketidakpuasan, posisi Montella pun bisa saja terancam apabila gagal memberikan poin berharga dan impresi bagus dalam dua laga ke depan. Amat logis jika Montella mengembalikan Suso pada posisi terbaiknya sebagai penyerang sayap kanan.

Dalam laga melawan Sampdoria kemarin, terlihat bahwa meski berposisi sebagai secunda punta, Suso masih kerap merangsek dari posisi favoritnya di sisi kanan, dan ia memang menemukan ruang gerak yang dibutuhkannya dari posisi itu. Sayangnya, ketika mendapatkan ruang untuk menggiring atau mengumpan itu, ia tak mampu memanfaatkannya dengan baik.

Beberapa kali ia melepas umpan tidak akurat dan dribelnya kerap dihentikan bek kiri, Ivan Strinic. Sebuah indikasi nyata bahwa kepercayaan diri sang pemain sedang menurun.

Previous
Page 1 / 2