Turun Minum Serba-Serbi

Para Sweeper Keeper dan Evolusi Peran Kiper Sepak Bola

Seiringnya berjalannya waktu, sepak bola pun ikut berkembang. Mulai dari penerapan teknologi pada peraturan, perkembangan desain seragam sepak bola, hingga evolusi taktik di lapangan dam peran-peran pemain yang makin bervariasi.

Di era modern saat ini, muncul peran-peran baru bagi pesepak bola dalam penerapannya di lapangan, seperti misalnya inverted winger, false nine, ball-playing defender, dan yang sedang naik daun belakangan ini, sweeper keeper. Para kiper di masa sekarang ini jauh lebih terlibat dalam permainan sepak bola dibandingkan beberapa tahun lalu. Peran kiper yang dulunya hanya sekadar menjaga gawang, sekarang berevolusi, hingga muncul istilah sweeper keeper.

Sweeper keeper adalah kiper yang mampu untuk mengontrol dan mengomandoi ruang di belakang lini pertahanan, dan aktif berpartisipasi dalam membangun serangan. Seorang kiper harus memiliki atribut-atribut tertentu untuk bisa mendapatkan peran sebagai sweeper keeper.

Atribut-atribut dasar seorang kiper, seperti refleks, kegesitan, dan menangkap bola memang yang utama, namun untuk menjadi sweeper keeper, seorang kiper juga harus mampu mengoper dan mengontrol bola dengan baik, memiliki kecepatan, dan juga ketenangan ketika mengendalikan bola di kakinya.

Satu dekade lalu, mungkin bisa dihitung jari kiper-kiper yang juga mampu mengontrol dan mengoper bola dengan baik. Namun, seiring dengan perkembangan dunia sepak bola, kini muncul banyak kiper-kiper yang juga mahir untuk membangun serangan dari kakinya.

Berikut ini, beberapa sweeper keeper terbaik yang masih aktif bermain di era sekarang:

Manuel Neuer

Kiper Bayern München ini adalah salah satu yang terbaik di dunia saat ini. Namun, dalam peran sweeper keeper, nama Neuer mungkin menjadi yang terbaik sepanjang masa. Pesepak bola Jerman terbaik tahun ini tersebut memiliki atribut dasar sebagai kiper yang luar biasa. Namun yang membuatnya lebih dari luar biasa adalah ketenangannya ketika mengolah bola.

Neuer mampu mengoper bola baik secara datar maupun lambung dengan baik, dan lebih hebatnya lagi, ia juga memiliki visi yang mumpuni, sehingga operannya seringkali menjadi awal dari serangan timnya. Musim lalu, Neuer sukses mencatatkan operan sukses hingga 81 persen di Bundesliga bersama Bayern. Neuer yang tahun ini masih berusia 31 tahun, masih memiliki waktu yang panjang untuk menasbihkan namanya sebagai kiper terbaik sepanjang masa.

Ederson

Ederson Santana de Moraes, atau yang lebih sering dikenal sebagai Ederson, adalah kiper anyar milik Pep Guardiola. Mengapa disebut milik Guardiola, bukan Manchester City? Karena Ederson adalah kiper sempurna bagi skema taktik pelatih berkepala plontos asal Spanyol itu.

Di musim pertamanya bagi City, Guardiola menginginkan seorang sweeper keeper, hingga pada akhirnya ia merekrut Claudio Bravo dari Barcelona. Sayangnya, Bravo seringkali melakukan blunder konyol, dan performanya gagal memuaskan Guardiola. Musim kedua Guardiola, ia habiskan dengan memperkuat pertahanan City, salah satunya merekrut Ederson dari Benfica dengan harga 35 juta paun.

Ederson sangat cocok bagi Guardiola karena selain ia kiper yang baik, ia juga memiliki kemampuan mengoper bola yang luar biasa. Ketenangannya dalam mengukur jarak dan kecepatan larinya juga mumpuni. Buktinya adalah ketika ia beradu dengan Sadio Mane, yang berujung kartu merah bagi pemain andalan Liverpool tersebut. Di usianya yang baru 24 tahun, Guardiola mendapatkan aset yang luar biasa dalam diri Ederson.

Marc-Andre ter Stegen

Sebelumnya, telah disebutkan bahwa Guardiola menginginkan seorang sweeper keeper di musim pertamanya ketika menangani City. Sebenarnya, nama pertama yang diinginkan Guardiola adalah ter Stegen, bukan Bravo. Kegagalan memboyong ter Stegen mungkin masih menghantui pelatih kepala Manchester City tersebut apabila ia gagal memboyong Ederson.

Ter Stegen menjelma menjadi salah sweeper keeper terbaik, bila bukan kiper terbaik dunia saat ini selain seniornya, Neuer. Barcelona memang menjadi tempat yang cocok bagi kiper asal Jerman ini, karena semenjak hengkangnya Victor Valdes, Barcelona kehilangan kiper yang mampu menjadi awal dari serangan mereka.

Ter-Stegen amat mahir dalam mengontrol bola di kakinya, serta kemampuan melihat ruang kosongnya juga brillian. Selain itu, ter-Stegen juga memiliki refleks yang teramat baik. Bila bukan karena Neuer, bisa dipastikan nama ter-Stegen akan tercetak di seragam nomor 1 timnas Jerman. Namun, di usianya yang baru 25 tahun, ia memiliki segala atribut untuk menjadi kiper legendaris Jerman dan Barcelona.

Hugo Lloris

Kapten Tottenham Hotspurs dan timnas Prancis ini dipuji banyak media sebagai sweeper keeper terbaik kedua di dunia di bawah Manuel Neuer. Memang tidak salah, mengingat Lloris mampu mengomandoi ruang di lini belakangnya dengan baik. Ditambah lagi, Lloris adalah seorang pemimpin yang natural, sehingga mudah baginya untuk mengendalikan bola dengan sikap yang tenang.

Ia juga mampu mengoper dengan presisi. Musim lalu di Liga Primer Inggris, Lloris mencatatkan rerata 75 persen operan sukses, dengan rata-rata 33 operan per laga. Tidak hanya itu, ia juga hebat dalam urusan shot-stopping atau menghentikan bola. Menariknya, Lloris telah menjadi sosok kiper luar biasa di umur yang relatif muda bagi seorang kiper, 30 tahun. Ia masih memiliki waktu untuk membawa Tottenham dan Prancis berjaya di kompetisi besar.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket