Eropa Inggris

Kartu Merah David Luiz dan ‘Keberhasilan’ Arsenal Menahan Chelsea

Seperti sudah diperkirakan, laga antara Chelsea melawan Arsenal selalu panas. Kebuntuan tak menemukan solusi, dan pada akhirnya, rasa kesal itu terwujud dalam aksi David Luiz. Pemain asal Brasil tersebut mandi lebih dulu setelah tekel berbahayanya meluncur ke tulang kering sebelah kiri Sead Kolasinac. Gambaran akan keberhasilan Arsenal membuat frustasi tuan rumah.

David Luiz, sebenarnya, sudah mengantongi satu kartu kuning. Namun, wasit Michael Oliver langsung menghadiahi David Luiz kartu merah. Hukuman tiga laga sudah menanti mantan pemain Paris Saint-Germain tersebut. Antonio Conte, pelatih Chelsea sendiri menahan diri sekuat tenaga untuk tidak mengkritik keputusan wasit.

“Saya tak suka mengomentari keputusan wasit. Tapi akan sangat penting untuk melihat apa yang terjadi sebelum (David) Luiz melakukan tekel,” ungkap Conte selepas laga. Sebelum melakukan tekel berbahaya, David Luiz memang diganggu oleh Alexis Sanchez. Namun, tentu saja, meski kesal didesak dari belakang menggunakan tangan, lepas kontrol lalu melancarkan tekel yang berbahaya tak bisa ditoleransi.

Hal senada juga diungkapkan oleh pelatih The Gunners, Arsene Wenger. “Saya rasa David Luiz sudah melakukan tekel yang berlebihan. Kolasinac tidak sepenuhnya bisa berdiri. Bagi saya, aksi tersebut memang layak mendapatkan kartu merah.” Jika melihat tayangan ulang, telapak kaki David Luiz memang mengarah ke tulang kering Kolasinac dengan telak. Jenis tekel yang bisa membuat seorang pemain absen dalam waktu yang lama.

Arsenal bermain baik

Arsenal, yang sebelumnya diperkirakan akan kesulitan mencuri angka di Stamford Bridge, justru bermain stabil sejak sepak mula. Terutama lini pertahanan Meriam London yang sepanjang pertandingan bisa mempertahankan level konsentrasi tertinggi. Sebuah “kejutan” apabila membandingkannya dengan performa buruk Arsenal di kandang Liverpool.

The Gunners juga menjadi tim pertama yang tak kebobolan di Stamford Bridge sejak Chelsea ditangani oleh Conte. Sebuah keberhasilan yang layak mendapatkan pujian lantaran Chelsea selalu tampil begitu tajam ketika mentas di rumah sendiri.

Berhasil menjaga gawangnya tetap perawan juga menjadi pencapaian tersendiri bagi Arsenal. Sejak April tahun 2005, Arsenal selalu kemasukan gol saat dijamu Chelsea. Sebuah penampilan yang menggambarkan bahwa jika skema yang baik bisa dieksekusi dengan baik pula, akan selalu membuahkan hasil yang positif.

Pemain terbaik di laga ini diberikan kepada Aaron Ramsey, gelandang Arsenal. Sejak babak pertama, Ramsey sangat berbahaya ketika muncul dari lini kedua. Gelandang asal Wales ini juga bermain disiplin, meringankan beban Granit Xhaka untuk melindungi barisan pertahanan Arsenal.

Secara keseluruhan, Arsenal berhasil memenangi satu angka, sedangkan Chelsea kehilangan dua poin. Sebagai tuan rumah, Chelsea gagal memanfaatkan begitu banyak peluang, terutama di babak kedua, ketika Arsenal hanya mampu melepaskan satu tembakan ke arah gawang. Pujian untuk stabilnya penampilan Arsenal.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen