Eropa Jerman

Menakar Efek Carisoprodol untuk Hannover di Bundesliga 1

Dalam sepekan terakhir, Indonesia digegerkan dengan peredaran kembali carisoprodol yang terkandung dalam obat PCC. Akibat beredarnya lagi obat yang izinnya sudah dicabut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) per 2013 itu, seorang anak di Kendari, Sulawesi Tenggara, tewas tenggelam setelah merasakan efek halusinasi.

Padahal, awalnya carisoprodol dibuat untuk jadi obat anti-nyeri dan relaksan, bukan malah menyebabkan adiksi berlebihan, seperti dikutip dari Kompas. Setidaknya satu pekan terakhir juga di Jerman, rentetan peristiwa di awal musim Bundesliga 1 2017/2018 membuat publik cukup tercengang. Klub promosi, Hannover 96, melaju kencang dan sejauh ini mengungguli tim mapan dan juara bertahan, Bayern München, untuk bercokol di puncak klasemen sementara.

Dalam empat pertandingan yang sudah dijalani di kasta tertinggi liga sepak bola Jerman, Hannover belum terkalahkan. Satu-satunya hasil imbang yang didapat adalah saat melawat ke markas VfL Wolfsburg, pekan lalu. Selebihnya, Mainz 05, Schalke 04, hingga teranyar Hamburger SV, takluk di tangan Martin Harnik dan kawan-kawan.

Apakah ini sebuah kebetulan belaka? Dan sejauh mana kejutan Hannover bisa berlanjut?

Opini tentu saja beragam, terutama bagi Anda yang memang suporter tim ini. Namun, terdapat anomali yang perlu dikhawatirkan jika menilik pada peristiwa tiga tahun silam, tepatnya Bundesliga 1 musim 2014/2015. Seseorang yang duduk di bangku cadangan bisa jadi pemicunya. Adalah André Breitenreiter yang jadi pelatih Hannover sejak Maret 2017 itu, yang pernah mengalami peristiwa serupa.

Previous
Page 1 / 2