Eropa Jerman

Apakah Bayern München Tengah Krisis?

Kekalahan FC Bayern München atas TSG 1899 Hoffenheim di pekan ketiga Bundesliga memang terlihat sepele. Bayern kalah dari lawan yang memang sulit dan ditangani oleh pelatih cerdas seperti Julian Naglesmann. Dan lagi, kompetisi masih sangat panjang.

Boleh jadi kekalahan yang diterima oleh Thomas Müller dan kawan-kawan di Rhein-Neckar Arena tidak akan berarti banyak. Karena seperti anggapan banyak pihak, dominasi Bayern di Bundesliga masih cukup sulit dihentikan.

Berdasarkan pengalaman musim lalu pun, sempat tertinggal dari RB Leipzig dalam beberapa pekan, FC Hollywood tetap saja bisa mengakhiri musim sebagai juara. Skuat asuhan Carlo Ancelotti tidak terkejar sejak pekan ke-14, hingga kemudian memastikan gelar juara mereka dalam lima musim beruntun setelah menang besar 6-0 atas VFL Wolfsburg di pekan pertandingan ke-31.

Awalan yang bagus memang tidak terlalu menentukan. Tetapi mengawali sesuatu dengan baik tentunya akan menjadi modal yang sangat bagus untuk mengarungi musim kompetisi yang panjang. Dan dalam sejarahnya, ketika tim Bavaria ini tidak memulai musim dengan baik, mereka seringnya kehilangan gelar juara di akhir musim.

Kembali ke satu dekade lalu, tepat setelah Piala Dunia yang digelar di Jerman, Bayern mesti merelakan gelar juara Bundesliga kepada VFB Stuttgart. Kala itu, FC Bayern memulai musim dengan tidak begitu maksimal dan mengakhiri kompetisi di peringkat keempat. Pun ketika gelar juara kompetisi tertinggi sepak bola Jerman tersebut jatuh ke tangan Wolfsburg pada tahun 2009, klub berjuluk Die Roten ini bahkan sempat merosot ke peringkat ke-11 pada pekan ketujuh dan kedelapan.

Hal serupa juga terjadi ketika gelar juara jatuh ke tangan rival terkuat mereka, Borussia Dortmund, dalam dua musim beruntun. FC Bayern tidak memulai musim dengan begitu baik. Pada musim 2010/2011, mereka sebenarnya memulai dengan lumayan namun kecolongan di pertengahan kompetisi, dan mesti merelakan gelar kepada Dortmund. Sementara semusim setelahnya, tim tersukses di Jerman justru mengawali musim dengan catatan yang begitu buruk. Mereka bahkan sempat berada di peringkat ke-12 pada permulaan musim dan kembali merelakan gelar juara terbang ke Dortmund dua musim beruntun.

Seperti yang sudah pernah kami tuliskan sebelumnya, Bayern München saat ini sedang melakukan regenerasi karena ditinggal beberapa pemain senior mereka yang pensiun musim lalu. Maka boleh jadi, harga yang mesti dibayar adalah terseok-seoknya posisi mereka di Bundesliga. Karena seringnya, regenerasi dan capaian prestasi tidak bisa berjalan beriringan.

Ketika gelar lepas ke tangan Stuttgart selepas Piala Dunia 2006, hal tersebut dipakai untuk mematangkan Philip Lahm. Sementara ketika gelar melayang pada kepada Wolfsburg pada tahun 2009, pada musim tersebut adalah waktu ketika bakat seorang Thomas Müller mulai mekar.

Kini, mengingat cukup banyak nama-nama pemain muda di tubuh tim seperti Corentin Tolisso, Joshua Kimmich, dan Niklas Süle, maka boleh jadi fokus Bayern musim ini adalah mematangkan para pemain muda mereka.

Tetapi Bayern tetaplah Bayern. Mereka tidak bisa dianggap enteng, terutama bagi lawan-lawan domestik mereka. Karena mesti diingat bahwa hingga saat ini, mereka adalah tim yang paling banyak meraih gelar juara kompetisi tertinggi sepak bola Jerman dengan 27 trofi.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia