Eropa Italia

Erick Thohir: Antara Jerman dan Belanda Serta Kata Maaf

Pada suatu wawancara dengan salah satu stasiun TV Indonesia, di sela-sela kesibukannya sebagai ketua panitia penyelenggara Asian Games 2018, Presiden Internazionale Milano asal Indonesia, Erick Thohir,  mengeluarkan pernyataan bernada percaya diri, ”Saya sudah menyukai Inter sejak mereka merekrut trio Belanda.”

Boooom!!! Jagat sepak bola pun gempar.

Untuk sesaat, kita diajak terbang menuju dunia fantasi di mana Ruud Gullit, Marco Van Basten, dan Frank Rijkaard bahu-membahu bersama Walter Zenga, Giuseppe Bergomi, dan Alessandro Altobelli dengan seragam biru-hitam.

Sesaat setelahnya kita kembali ke dunia nyata dan tersadar bahwa Erick Thohir telah melakukan kesalahan besar bagi para Interisti di seluruh dunia. Pemilik Mahaka Grup ini dengan teganya membuat penggemar tim biru-hitam di seluruh dunia, terlebih di Italia dan Indonesia, mengalami perundungan hebat selama beberapa hari setelahnya akibat insiden salah sebutnya.

Pria tambun yang juga pemilik tim sepak bola, DC United ini, kemudian melakukan klarifikasi lewat Twitter bahwa yang dia pikirkan saat itu adalah Deutsche (Jerman) dan bukan Dutch (Belanda), mengacu pada terminologi penyebutan nama negara, pada Sabtu (26/08/2017). Klarifikasinya ini dianggap pembelaan diri yang mengada-ada oleh para warganet.

“Saya ingin meminta maaf kepada semua penggemar Inter karena yang ingin saya katakan adalah trio Jerman. Lidah saya selip, ini bukan alasan,” kata Thohir, dikutip dari Strait Times, Senin (28/08/2017), sebagai bentuk permintaan maafnya.

Insiden salah sebut ini bisa dimaklumi mengingat dirinya, sebelum mengakuisisi tim yang berdiri 109 tahun yang lalu ini, lebih dikenal sebagai penggila bola basket dibandingkan sepak bola. Dalam beberapa momen yang diabadikan lewat kamera, responsnya pada kemenangan yang diraih Mauro Icardi dan kolega masih kalah heboh dibandingkan responsnya saat klub bola basket NBA miliknya, Philadelphia 76ers, memenangkan pertandingan.

Pun, bisa dimaklumi juga, mengingat tim asal kota Milan miliknya tersebut sejak dulu sangat akrab dengan para pemain dari berbagai macam negara, termasuk Belanda dan Jerman. Internazionale bahkan lebih memercayai pemain asing dibandingkan pemain asli Italia, jika menilik dari skuat tim sejak kepemimpinan Massimo Moratti.

Sesuai filosofi tim yang lebih mengutamakan kualitas dan mengesampingkan bendera negara pemainnya, di sepanjang sejarahnya, tim pengoleksi tiga gelar liga Champions ini terbukti merupakan rumah yang nyaman dengan pintu yang selalu terbuka bagi para pemain sepak bola dari seluruh dunia.

Skuat utama Internazionale di musim kompetisi 2017/2018 ini bahkan dihuni oleh para pemain yang berasal dari 10 negara. Jumlah itu akan bertambah hingga tiga kali lipat jika ditelusuri hingga ke akademi pemain muda di semua jenjang umur.

Previous
Page 1 / 4