Eropa Prancis

Babak Baru Isu Transfer Paris Saint-Germain: Benarkah Mereka Melanggar FFP?

Bursa transfer sudah resmi ditutup. Beberapa pemain sudah memastikan pindah klub, walau ada juga yang gagal pindah di menit terakhir. Mulailah klub menghitung soal pengeluaran dan pemasukan selama aktivitas jual-beli pemain berlangsung.

Tetapi masalah belum selesai sampai di sini, setidaknya bagi klub super kaya Prancis, Paris Saint-Germain (PSG). Aktivitas transfer mereka yang “di luar batas” ini ternyata mendapat perhatian dari badan sepak bola Eropa (UEFA). Pihak federasi tidak menunggu sampai penyerahan laporan keuangan pada Maret mendatang.

Penyelidikan ini dimulai berdasar protes dari beberapa klub seperti Barcelona dan Real Madrid. Musim ini, aktivitas transfer PSG bisa dibilang berlebihan secara nominal yang digelontorkan. Klub asuhan Unai Emery ini menghebohkan dunia sepak bola saat berani membayar klausul pembebasan Neymar sebesar 222 juta euro pertengahan Agustus lalu. Dan di tenggat akhir bursa transfer, mereka berhasil merekrut bocah ajaib Kylian Mbappe dari AS Monaco dengan biaya transfer 180 juta euro (sebagai pemain pinjaman dan klausul pembelian).

Saat Neymar santer dikabarkan akan pindah ke Paris, pihak Barca memang sudah sewot. Terlebih, PSG dengan gagah berani siap membayar tebusan dengan nilai fantastis tersebut. Klub Catalan tersebut meradang dengan mengatakan tidak ada klub yang mampu membayar klausul tersebut tanpa mengakali atau melanggar FFP.

Financial Fair Play (FFP) sendiri dalam bahasa sederhananya adalah aturan yang ditetapkan agar aktivitas transfer para klub sepak bola tidak membuat mereka merugi dan besar pasak dari tiang.

Tudingan terhadap PSG dan tanggapan pihak klub

Benarkah PSG melanggar (atau mengakali) FFP?

Memang masih terlalu dini untuk memastikan tudingan tersebut benar atau tidak. Barcelona sebelumnya sempat mendesak UEFA agar menyelidiki PSG karena bisa jadi mereka melanggar prosedur tersebut. Tetapi, siapa yang bisa menuding klub lain melanggar FFP?

Tetapi, akhirnya UEFA benar-benar membuka penyelidikan terhadap PSG. Dan pihak klub milik pengusaha Qatar ini optimis bisa lolos hukuman. Mereka juga mengatakan bahwa transfer Neymar dan Mbappe tidak melanggar aturan FFP.

UEFA sendiri juga turut mengawasi transfer super mahal ini untuk memastikan tidak ada aturan FFP yang dilanggar. Direktur Eksekutif Finansial UEFA, Andrea Traverso, mengatakan bahwa masalah mau rekrut pemain itu jelas hak PSG.

Tetapi, sekali lagi, transfer pemain tidak bisa disamakan dengan orang membeli barang di toko. Pihak UEFA mewajibkan PSG bisa membuktikan bahwa mereka tidak rugi 30 juta euro selama tiga tahun.

Les Parisiens sendiri juga pernah berurusan dengan FFP pada 2014 karena aktivitas transfer yang berlebihan. Akhirnya, PSG dijatuhi sanksi hanya boleh mendaftarkan 21 pemain di Liga Champions Eropa.

Previous
Page 1 / 2