Eropa Inggris

Alasan Logis Suporter Manchester City Perlu Rayakan Transfer Jonny Evans

Meminjam kutipan terkenal manajer legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson lewat “football bloody hell!”, sepak bola belakangan memang sudah mulai menggila, terutama pada momen bursa transfer seperti saat ini. Mulai dari rekor kepindahan Neymar ke Paris Saint-Germain hingga teranyar, ketertarikan Manchester City pada United reject, Jonny Evans. Semua terasa sulit dimengerti akal sehat, namun benarkah demikian?

Pekan ini diwarnai dengan isu mengejutkan dan mungkin terasa seperti aksi frustrasi City dalam upaya mencari bek tengah andal. Setelah mendatangkan dua fullback kanan dalam rentang waktu yang tak jauh berbeda, Danilo dari Real Madrid dan Kyle Walker via Tottenham Hotspur, plus bek kiri swag asal AS Monaco, Benjamin Mendy, manajer Pep Guardiola tampaknya kembali tersadar akan pekerjaan utamanya sepanjang bursa transfer: Membeli seorang bek tengah.

Akan tetapi, tersadarnya Pep menyisakan ironi tersendiri. Bagaimana tidak, dengan pengeluaran membengkak setelah mendatangkan deretan pemain seperti Bernardo Silva dari AS Monaco, Ederson Moraes asal SL Benfica, dan trio Danilo, Walker, serta Mendy, The Citizens nyatanya masih tetap bernafsu mendatangkan salah satu dari Kylian Mbappe dari AS Monaco, atau bintang Arsenal, Alexis Sanchez. Satu yang pasti, keduanya hanya bisa digaet dengan biaya transfer wah.

Fakta tersebut akhirnya mau tak mau membuat City kembali jadi sorotan UEFA terkait aturan Financial Fair Play (FFP). Andai Alexis atau Mbappe tetap jadi salah satu prioritas transfer Guardiola, pencarian akan bek tengah akhirnya harus direvisi atau dengan kata lain diminimalisir. Alhasil nama Virgil van Dijk yang sempat mengajukan transfer request ke Southampton, jadi buruan tak realistis, mengingat banderolnya yang kisaran di atas 50 juta paun.

Kebutuhan mendesak

Sepanjang awal bursa transfer musim panas ini, The Citizens sejatinya terus dikaitkan dengan satu nama bek tengah berpengalaman, Leonardo Bonucci. Namun, penggawa timnas Italia itu memilih hijrah dari Juventus ke AC Milan. Sebuah kepindahan yang membuat suporter City mulai berada pada situasi panik. Sebenarnya, seburuk apa kondisi bek tengah yang dimiliki klub asal Eastlands itu saat ini?

Guardiola sejauh ini punya lima pemain dalam skuat utama yang berposisi sebagai bek tengah, yakni kapten tim Vincent Kompany, John Stones, Nicolas Otamendi, Eliaquim Mangala, dan pemain muda, Tosin Adarabioyo. Tiga nama awal dipastikan bakal bergantian mengisi starting eleven The Citizens pada empat kompetisi yang bakal dijalani musim ini mulai dari Liga Primer Inggris, Liga Champions Eropa, Piala FA, dan Piala Liga Inggris. Ketiganya bahkan tampil penuh bersamaan pada pertandingan pembuka liga melawan Brighton & Hove Albion, akhir pekan lalu (12/8).

Bagaimana dengan Mangala? Setelah tak terlalu sukses saat dipinjamkan ke Valencia sepanjang musim 2016/2017 lalu, pintu keluar Etihad Stadium tampaknya mulai harus dihadapinya sebelum bursa transfer ditutup. Empat kompetisi dalam semusim dengan tiga bek tengah utama jelas bukan jumlah yang ideal untuk klub yang selalu mengincar gelar. Pun halnya mengandalkan Adarabioyo yang masih minim pengalaman. Lantas, bek tengah keempat mulai kembali jadi sesuatu yang mendesak.

Berangkat dari kriteria di atas, plus pengalaman di Inggris, dan status sebagai homegrown, nama Jonny Evans yang berstatus eks pemain rival sekota, Manchester United dan kapten West Bromwich Albion saat ini, diapungkan. Beberapa merasa rencana City tak lebih dari sekadar bualan. Namun, tawaran awal sebesar 18 juta paun membuktikan sebaliknya. Bek yang akan genap berusia 30 tahun awal 2018 nanti kini jadi buruan nomor satu Manchester City.

Previous
Page 1 / 2