Eropa Jerman

Patrik Andersson, Pemain Swedia dengan Karir Penuh Warna

Para pecinta sepak bola di akhir dekade 1990-an dan awal 2000-an pasti familiar dengan nama Patrik Andersson. Bek tangguh asal Swedia ini pernah sangat disegani di Bundesliga Jerman. ia juga salah satu andalan Bayern Muenchen ketika menjuarai Liga Champions 2000/2001.

Andersson memulai karirnya di klub lokal Bjärreds IF sebelum bergabung dengan salah satu klub terkemuka Swedia, Malmö FF, setelah tiga tahun bermain di klub tersebut, ia tentu saja mencari kesempatan untuk berkarir di klub-klub besar Eropa.

Blackburn Rovers datang menawarinya kesempatan mencicipi Liga Inggris pada tahun 1992. Tawaran senilai 800-ribu paun itu tak disia-siakan Andersson. Kebetulan, pada tahun tersebut, Liga Premier Inggris baru digulirkan untuk pertama kali. Patrik Andersson adalah satu dari sedikit pemain asing yang mewarnai Liga Premier pada saat itu.

Mungkin karena Andersson masih dianggap terlalu muda, Blackburn hanya mempercayakan dua belas penampilan kepadanya. ia akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran Borussia Mönchengladbach setahun kemudian. Di Jerman-lah penampilan pemain ini baru mulai sedikit dihargai. Ia membantu Gladbach menjuarai DFB-Pokal (Piala Jerman) pada tahun 1995. Ia bertahan di klub tersebut selama enam tahun hingga musim panas 1999.

Peluang membela klub besar menghampirinya pada tahun tersebut. Tidak tanggung-tanggung, tawaran datang dari raksasa Jerman, Bayern Muenchen. Dua tahun karirnya di klub Jerman tersebut berjalan manis dan penuh kesuksesan. FC Hollywood menguasai Bundesliga selama dua musim berturut-turut, yaitu musim 1999/2000 dan 2000/2001.

Kenangan terbaik sepanjang karir Andersson juga terjadi di klub raksasa Jerman tersebut. Satu-satunya gol sepanjang karirnya di Bayern menentukan kemenangan atas Hamburger SV. Gol yang dicetaknya di menit-menit akhir pertandingan tersebut sekaligus menentukan kesuksesan FC Hollywood meraih gelar juara Bundesliga 2000/2001.

Andersson mengakhiri dua tahunnya di Bayern dengan manis. Ia termasuk ke dalam daftar pemain yang tampil di final Liga champions 2000/2001 melawan Valencia. Pertandingan yang harus diselesaikan lewat adu penalti tersebut akhirnya dimenangkan oleh Bayern. Ini sekaligus menghapus mimpi buruk mereka yang gagal meraih juara setelah takluk lewat dua gol Manchester United di final Liga Champions 1998/1999.

Baca juga: Keajaiban Manchester United dalam Tiga Menit di Liga Champions 1998/1999

Karena ingin mencicipi tantangan baru, kakak kandung Daniel Andersson ini menerima tawaran untuk pindah ke Barcelona pada musim panas 2001. Namun, kepindahan yang diharapkannya berujung manis ini justru berubah jadi bencana. Penampilannya selalu diganggu cedera, sehingga selama tiga musim memperkuat klub Catalunya tersebut, Andersson hanya tampil selama sembilan belas kali.

Panggilan untuk pulang ke Swedia akhirnya datang pada tahun 2004. Malmo FF menawarinya tempat untuk mengakhiri karir cemerlang pemain tim nasional Swedia ini. Publik Swedia tentu tak akan melupakannya sebagai salah satu nama di tim inti Biru-Kuning yang meraih juara tiga di Piala Dunia 1994.

Pemain ini sempat juga membela Swedia di Piala Eropa 2000 dan Piala Dunia 2002. Andersson akhirnya memutuskan untuk gantung sepatu pada akhir musim 2004/2005 pada usia 34 tahun.

Karirnya yang berwarna itu membuat fan berbagai klub Eropa melihatnya dengan reputasi yang berbeda-beda. Fan Barcelona menganggapnya sebagai salah satu pembelian terburuk karena kontribusinya yang minim dalam tiga tahunnya berseragam klub tersebut. Sedangkan pendukung dua klub Jerman, Borussia Moenchengladbach dan Bayern Muenchen, masing-masing menganggap Patrik Andersson sebagai palang pintu tangguh yang pernah membantu klub mereka meraih gelar bergengsi.

Di luar dugaan, pasca pensiun Andersson justru bekerja untuk klub yang sama sekali tak pernah diperkuatnya semasa bermain. Sejak tahun 2010, ia bekerja sebagai pemandu bakat Manchester United untuk wilayah Skandinavia, wilayah yang tentu saja sangat dikuasainya.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.