Nasional Bola

Perjuangan Menuju Serui: Ketika Semangat Bertanding Mengalahkan Segalanya

Saat Anda hendak menyaksikan laga sepak bola langsung di stadion, apa yang ada di dalam benak Anda selama perjalanan? Tentunya, Anda ingin perjalanan berlangsung aman dan nyaman serta bisa mendapat akses transportasi umum yang memadai.

Begitu juga tim sepak bola yang hendak melakoni laga tandang. Harapannya perjalanan ke stadion tim lawan bisa berjalan lancar tanpa hambatan. Begitu, bukan?

Tetapi bagaimana jika perjalanan ke stadion tim lawan harus berlangsung puluhan jam? Naik kapal dengan segala macam risiko akibat cuaca buruk? Apa tim yang bertandang masih punya kekuatan untuk bertanding jika kondisi fisik sudah terlalu lelah? Belum lagi kondisi stadion yang kurang memadai.

Hal ini yang dialami beberapa klub peserta Go-Jek Traveloka Liga 1 saat melakoni laga tandang ke markas Perseru Serui di Yapen, Papua. Tidak hanya harus menghadapi stadion yang minim penerangan, namun perjalanan beberapa klub ke markas mereka di Yapen tentunya menjadi sangat luar biasa. Hal-hal ini tentunya tidak terjadi di negara-negara yang infrastrukturnya sudah memadai.

Berikut kisah-kisah unik yang tak terduga saat peserta kompetisi melakoni laga ke Serui:

Kredit: Liga 1

Sriwijaya FC (SFC) terdampar di pulau tak berpenghuni

Tentu banyak yang mengernyitkan dahi membaca sub-judul ini. Ini mau bermain bola di kompetisi tertinggi atau mau ikut acara tantangan? Tetapi, peristiwa ini benar-benar terjadi saat gelaran Torabika Soccer Championships (TSC) tahun lalu.

Saat itu, SFC yang membawa tim lengkap, berangkat dari Surabaya menuju ke Biak. Nah, dari Biak menuju ke Serui, sayangnya belum ada pesawat dengan kapasitas yang bisa mengangkut rombongan sebanyak lebih dari 12 orang. Yang ada, mereka harus naik kapal yang tidak tentu jam berangkatnya. Akibatnya, mereka terlambat sampai hotel dan dalam keadaan sudah terlalu lelah.

Setelah melakoni laga, hal yang dialami jauh lebih mengerikan lagi. Rombongan dibagi dua karena kapasitas kapal dari Serui ke Biak tak memadai. Dan ternyata, salah satu kapal belum ditemukan saat ada rombongan yang sudah mencapai bandara. Kapal tersebut diketahui terdampar karena mengalami mati mesin. Terpaksa, kapal Basarnas dikerahkan untuk mengantar rombongan ini.

“Saat itu, pelatih masih coach Widodo Cahyono Putro. Doa yang dipanjatkan bukan semata-mata ingin selamat, tetapi sudah pasrah jika nyawa kami melayang,” ujar salah satu ofisial SFC yang kami minta konfirmasi.

Beruntunglah tidak ada kejadian tragis dan seluruh rombongan bisa tiba di Palembang dengan selamat. Namun, hal ini membuat banyak yang mempertanyakan soal kelayakan Perseru sebagai peserta kompetisi. Karena masalah jarak tempuh harusnya menjadi pertimbangan yang tak kalah penting disamping kelayakan stadion. Terbayang jika harus menempuh perjalanan berjam-jam untuk tiba di stadion. Tentunya tim sudah tidak prima saat melakoni laga, bukan?

Previous
Page 1 / 3