Eropa Spanyol

Misteri Transfer Paulinho dan Variasi Lini Tengah Barcelona

Real Madrid, membeli Dani Ceballos, gelandang 20 tahun, dengan uang 17 juta euro. Borussia Dortmund, memboyong Mahmoud Dahoud, gelandang 21 tahun, dengan mahar 12 juta euro. Barcelona, yang tengah krisis gelandang, mendatangkan Paulinho, usia 29 tahun, dengan dana 40 juta euro. Mengapa harus Paulinho?

Boleh bertaruh, bukan hanya Cules (pendukung Barcelona), pendukung kesebelasan yang lain pun pasti akan melontarkan pertanyaan yang sama. Mengapa Barcelona “harus” mendatangkan Paulinho?

Pertanyaan ini mungkin akan sangat sulit dijawab. Alasannya, pertama, Paulinho dijual Tottenham Hotspur. Dari satu fakta ini saja sudah menegaskan kualitas Paulinho. Ia dilepas Tottenham Hotspur, ke Liga Cina. Ya, Tottenham Hotspur. Alasan kedua adalah dana transfer yang cukup besar, yang sebetulnya bisa digunakan untuk memboyong gelandang lain.

Barcelona memerlukan 40 juta euro untuk mendapatkan tanda tangan Paulinho. Meski terlihat “biasa saja” di tengah bursa transfer musim panas kali ini, nilai 40 juta euro masih bertaji untuk mendatangkan satu gelandang kelas elite. Yang paling mudah tentu seperti ditunjukkan contoh di paragraf pertama.

Dahoud, adalah salah satu gelandang muda paling potensial di Jerman saat ini. Harganya? Hanya 12 juta euro. Ceballos, hanya 17 juta euro, sesuai patokan penjualan di dalam kontraknya. Memang, sejak awal, Ceballos memang lebih suka hijrah ke Madrid.

Namun yang pasti, Dahoud dan Ceballos adalah penegasan bahwa jika “mau mencari”, Barcelona bisa dapat gelandang yang “lebih dibutuhkan” ketimbang Paulinho.

Atau jika mau jauh lebih murah, mengapa Barcelona tak memastikan saja bahwa musim depan, Sergi Samper akan mendapatkan jatah bermain lebih banyak. Pemain muda asli La Masia ini punya segala dasar dan kualitas untuk masuk tim utama. Mengapa Barcelona tak mau memaksimalkan Sergi Samper? Tak ada keuntungan bisnis?

Jika mau sedikit lebih mahal, El Barca bisa mencoba memboyong Jean-Michael Seri dari OGC Nice. Gelandang 25 tahun ini mendapat pujian setinggi langit dari Xavi Hernandez. Betul, Xavi menyebut Seri punya DNA Barcelona. Kurang syarat apa lagi bagi Barcelona untuk mengejar Seri? Harga? Barcelona tak akan membutuhkan dana hingga 40 juta euro untuk Seri.

Lantas, mengapa manajemen Barcelona tetap keras kepala mendatangkan Paulinho? Bukankah buruan utama mereka adalah Marco Verratti?

Akui saja, usaha Barcelona mendatangkan gelandang baru dalam dua musim terakhir merupakan usaha mencari pengganti Xavi. Dan Verratti, adalah figur pemain yang paling ideal. Paris Saint-Germain (PSG) sendiri memang tak mau melepas Verratti dan banderol 100 juta euro-nya menjadi masalah. Tapi, kembali lagi, bukankah ada Seri yang bisa menjadi alternatif?

Bahkan, kualitas Seri sudah diakui Xavi. Kurang apa lagi, Barcelona? Sebuah misteri yang menakutkan.

Menakutkan karena, misalnya kabar ini benar, latar belakang transfer Paulinho bukan hanya perkara sepak bola. Maksudnya, berhubungan dengan kebutuhan tim. Namun, ada selentingan kabar bahwa dibalik aksi ekonomi Barcelona dan Guangzhou Evergrande, terdapat latar belakang politik dan bisnis yang jauh dari urusan menyepak si kulit bulat.

Dan kalau kabar ini benar, artinya, pelatih baru Blaugrana, Ernesto Valverde tak lebih dari “kacung” saja. Ia tak punya kemandirian dan kebebasan untuk membeli atau menjual pemain. Sebuah tim, yang manajemennya sudah terlalu jauh ikut campur urusan teknis, akan kesulitan bersaing di level elite sepak bola dunia.

Previous
Page 1 / 2