Eropa Italia

Ketika Mbah Budi Bersabda Performa Internazionale Milano di Pramusim

Musim kemarin, terjadi kekacauan hebat di pramusim Internazionale Milano. Salah satu penyebabnya adalah keputusan tiba-tiba yang dibuat manajemen dengan memecat sosok pelatih, Roberto Mancini. Allenatore asal Italia itu lantas digantikan oleh lelaki Belanda, Frank de Boer, hanya dua pekan sebelum Serie A 2016/2017 bergulir.

Situasi tersebut akhirnya berdampak cukup signifikan terhadap perjalanan Inter, baik di ajang Serie A, Piala Italia maupun Liga Europa. Pasalnya, de Boer gagal mengangkat performa tim akibat serentetan hasil buruk dan memaksa pihak manajemen untuk menggantinya dengan Stefano Pioli. Bersama nama kedua, penampilan Inter sempat meningkat drastis tapi lagi-lagi, hal itu tak berlangsung lama dan I Nerazzurri kembali tampil buruk. Pioli pun harus kehilangan jabatannya beberapa pekan jelang kompetisi selesai.

Segala macam preseden buruk itu menjadi pelajaran amat berharga untuk pihak manajemen. Seakan tak mau mengulanginya, manajemen bertindak cukup gesit tatkala menetapkan nama Luciano Spalletti menjadi nakhoda anyar Inter guna mengarungi musim kompetisi 2017/2018. Pria berkepala plontos ini ditunjuk pada 9 Juni kemarin. Ini artinya, Spalletti punya banyak waktu untuk mempersiapkan tim dan meracik strategi yang pas.

Di sisi lain, Spalletti juga punya keleluasaan dalam mengevaluasi skuat yang dimilikinya, memantapkan kelebihan dan menambal kekurangan yang ada. Tak sampai di situ, allenatore berumur 58 tahun tersebut juga memiliki banyak kesempatan untuk menyesuaikan segala sumber daya yang dipunyai Inter dengan ide-ide yang ada di kepalanya.

Tepat satu bulan kemudian, Inter melakoni pramusim mereka dengan pemusatan latihan di Brunico, kawasan pegunungan di utara Italia. Bersamaan dengan itu, kubu I Nerazzurri juga merilis bahwa mereka akan menjalani delapan pertandingan pramusim, tiga diantaranya di ajang International Champions Cup.

Selain mempersiapkan tim melalui pemusatan latihan dan mengujinya via laga pramusim, Inter juga bergerak di bursa transfer. Ada sejumlah nama penggawa anyar yang akhirnya merapat ke kubu I Nerazzurri, antara lain Dalbert Henrique, Daniele Padelli, Milan Skriniar, Borja Valero dan Matias Vecino. Walau tergolong bukan pemain bintang, kehadiran mereka dirasa pas oleh Spalletti untuk memenuhi kebutuhan tim asuhannya. Membeli pemain sesuai kebutuhan jelas lebih rasional ketimbang mencomot bintang yang kemudian tak terpakai, bukan?

Dibanding musim lalu, pramusim Inter kali ini memang berjalan dengan lebih tenang dan jauh dari friksi. Meski sempat diganggu oleh sejumlah rumor penjualan figur penting semisal Ivan Perisic, nyatanya Spalletti tetap mampu mengurus semuanya dengan baik. Hasilnya, selama pramusim Inter juga tampil cukup gemilang.

Walau di awal pramusim ada cukup banyak Interisti yang begitu gundah usai tim kesayangannya ditekuk Nürnberg, Spalletti berhasil membenahi performa Inter agar lebih baik di laga-laga selanjutnya. Toh, kekalahan di laga pramusim merupakan hal yang bagus karena bisa menjadi bahan evaluasi bagi pelatih dan seluruh pemain untuk memperbaiki kesalahan yang ada.

Dan Inter benar-benar membuktikan hal itu setelah mencatat rekor tak terkalahkan di enam partai pramusim berikutnya. Termasuk memenangi seluruh laga International Champions Cup yang mereka lakoni sehingga keluar sebagai kampiun untuk edisi Singapura.

Total, dari delapan pertandingan pramusim yang dijalani I Nerazzurri, mereka sukses memenangi enam laga. Bila dibandingkan dengan musim lalu, situasi ini tentu lebih meyakinkan. Wajar bila saat ini, Interisti berharap Mauro Icardi dan kawan-kawan bisa melanjutkan performa apik ini di kompetisi Serie A 2017/2018 yang akan dimulai pekan depan.

Selamat berjuang, Inter!

 

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional