Tribe Tank

Analisis Kompetitor Indonesia di Grup B SEA Games 2017

Vietnam

Vietnam mengandalkan pola dasar 4-4-2 atau 4-4-1-1. Dalam fase menyerang, tujuan utama Vietnam adalah sesegera mungkin mengakses pemain sayap atau bek sayap yang berada di koridor tepi lapangan. Bentuk dasar build-up Vietnam adalah 2-4-1-3 atau 2-4-4. Tim ini sangat vertikal, walaupun bila memungkinkan, anak asuhan Nguyễn Hữu Thắng akan mencoba melakukan progresi dengan lebih gradual.

Gambar 5: Bentuk dasar pergerakan pemain Vietnam

Di dalam dua opsi progresi ini, kekuatan Vietnam teridentifikasi. Kita mulai dari orientasi sayap dalam pola serang Vietnam.

Sirkulasi bola dan orientasi sayap dalam serangan Vietnam.

Video berikutnya merupakan potongan video bagaimana dinamisnya serangan sayap Vietnam yang dibangun di antara bek sayap, gelandang sayap dan gelandang tengah terdekat.

Penyerang sayap turun, gelandang tengah naik ke atas, dan bek sayap melebar.

Memainkan pressing man to man bukan merupakan pilihan bijak menghadapi dinamisme semacam ini. Indonesia nanti bisa mencoba menghadapinya dengan “membiarkan” penyerang sayap menjemput bola, sambil menutup akses bek sayap ke area di depannya dan melakukan penjagaan terhadap gelandang tengah yang naik ke atas.

Satu pemain yang paling spektakuler ketika Vietnam berada di dalam sepertiga akhir dan kotak penalti adalah Nguyễn Công Phượng. Ia merupakan nomor 9 yang sering masuk ke pos 10, pos 7 dan pos 11.

“Mematikan” Phượng memiliki kemungkinan memberikan efek negatif terhadap moral pemain Vietnam. Pemain ini sering mampu lolos dari tekanan intens lawan. Tentu saja, dengan mematikannya, saya berharap bukan hanya berdampak terhadap aspek teknis tetapi sekaligus aspek non-teknis.

Memiliki kecepatan dribble yang bagus, taktis dalam ruang sesak dan pandai memosisikan tubuh sebelum dan ketika menguasai bola. Sangat berbahaya ketika mendapatkan kesempatan bergerak dari sisi kiri ke tengah (ala Arjen Robben). Penampilan terbaiknya sejauh ini adalah ketika Vietnam menang 1-0 atas All Star Korean League.

Kekuatan lain Vietnam adalah pada gelandang tengah mereka. Satu nama bisa dikedepankan, yaitu pemain bernomor punggung 11, Đỗ Duy Mạnh. Sebagai gelandang tengah, dribble-nya bagus. Ia mampu merangsek ke depan mengacaukan pressing lawan, selain ia sendiri sering dijadikan sebagai distributor dalam sirkulasi Vietnam dari area bawah.

Gol kedua Vietnam ke gawang Malaysia.

Perhatikan pergerakan nomor 11 setelah ia menerima bola dari gelandang tengah lain. Pergerakan cepat ke depan dilanjutkan dengan kombinasi dengan bek sayap kanan yang masuk ke halfspace dan berakhir dengan gol yang lahir dari sebuah praktik komunikasi taktik terencana.

Selain kekuatan serangan, compactness dalam pertahanan Vietnam juga pantas mendapatkan pujian. Jebakan pressing Vietnam cukup konsisten dijalankan. Perlindungan oleh bek tengah terhadap pos nomor 6 termasuk bagus. Pergeseran horizontal formasi membuat jebakan pressing Vietnam di sisi sayap termasuk bagus untuk ukuran negara ASEAN.

Gambar 6: Jebakan pressing Vietnam di tepi lapangan.

Panah-panah di lini tengah dan bek kiri menunjukan pergeseran horizontal berdasarkan letak bola di kiri Vietnam. Setelah sukses mengarahkan (menjebak) Malaysia ke sisi kiri, formasi Vietnam bergeser mengisolasi lawan di garis tepi. Perhatikan juga posisi CF di sisi bola, ia bergerak dengan orientasi menutup opsi umpan balik (back pass) bek kanan (RB) Malaysia kepada bek tengah terdekat (tidak tampak dalam foto).

Satu kekurangan dalam pertahanan Vietnam adalah harmonisasi pergeseran horizontal mereka sering tidak optimal. Terutama pergeseran gelandang sayap sisi jauh. All Star Korean League, walaupun kalah dari Vietnam U-23, memperlihatkan bagaimana caranya memanfaatkan celah di sisi jauh ditambah bagaimana memanfaatkan area di depan bek Vietnam.

Gambar 7: Celah horizontal di antara nomor 11 dan nomor 8 Vietnam.

Kekurangan lain Vietnam adalah permainan vertikal sering membuat gegenpressing mereka menjadi tidak stabil. Contoh, ketika Vietnam build-up dengan pola 4-2-4. Saat progresi bola dari belakang kepada 4 pemain di lini terakhir berhasil digagalkan lawan, hanya ada 2 pemain di tengah. Bila ternyata satu dari keduanya berjauhan, Vietnam pun semakin sulit menemukan akses pressing langsung.

Satu hal yang mengganggu saya adalah selama kualifikasi Piala Asia U-23 2018 dan beberapa uji-tanding, Vietnam selalu bermain dengan intensitas yang sama. “Kenceng” tiada henti. Tentu saja, kalau periodisasi latihan Vietnam bermasalah, sangat mungkin Vietnam mengalami “too early to peak”. Atau, mengutip perkataan teman saya, Kyle Dang, “we may collapse at major tournamet.”

Selain itu, dari beberapa kolega di Vietnam yang saya tanyakan langsung, tidak satu pun yakin Vietnam mampu juara, bahkan ada yang mengatakan, langkah terjauh adalah semifinal. Dan, semua memiliki pandangan serupa soal Vietnam, yaitu over performed selama uji-tanding. Yang, lagi-lagi, mereka memiliki kekhawatiran soal “collapse at major tournament.”

Apapun itu, pada akhirnya, mengatakan Vietnam sebagai tim yang sekadar mengandalkan semangat juang berani mati jelas merupakan omong kosong. Vietnam merupakan tim yang berteknik, memiliki pemahaman taktik bagus dan daya tahan tinggi. Bersama Indonesia dan Thailand, Vietnam memiliki kans mencapai final.

Berikut kami sajikan rangkuman singkat Vietnam dalam infografis dua dimensi.

Gambar 8: Vietnam dalam infografis dua dimensi.