Eropa Spanyol

Piala Super Spanyol: Masih Perlukah Dua Putaran?

Pekan ini, tepatnya pada 13 Agustus dan 17 Agustus 2017 nanti, pencinta sepak bola Spanyol disuguhi tontonan berkelas, yaitu El Clasico pertama di musim 2017/2018. Duel Barcelona dan Real Madrid ini akan terjadi dua kali dalam seminggu di bawah tajuk Supercopa de Espana (Piala Super Spanyol).

Bentrok dua raksasa Spanyol ini dijamin akan memanjakan para pencinta sepak bola. Bayangkan, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo bersama pasukan masing-masing akan beradu dua kali dalam seminggu. Ini disebabkan sistem Piala Super Spanyol yang masih cenderung kuno, yaitu menggunakan dua putaran (kandang dan tandang).

Pertanyaan pun timbul berkaitan dengan sistem ini. Masih perlukah ajang yang sebenarnya hanya formalitas pertemuan juara liga dan juara turnamen domestik Spanyol ini dilakukan secara kandang-tandang, sedangkan Piala Super di negara-negara lain sudah menggunakan sistem sekali main saja?

Sejak pelaksanaan Piala Super mereka pada tahun 1988, Italia hanya menyelenggarakan ajang ini dalam satu pertandingan saja. Justru, beberapa kali Supercopa de Italia diselenggarakan di negara lain untuk memperluas pasar, seperti yang mereka lakukan di Shanghai, Cina, dan Doha, Qatar, pada tahun 2015 dan 2016 lalu.

Hal yang sama juga dianut oleh Jerman (DFL Super Cup), Belanda (Johan Cruyff Shield) dan Prancis (Trophee des Champions). Selama bertahun-tahun pelaksanaan, semua ajang tersebut hanya dilaksanakan satu kali dan seringnya di tempat netral. Sistem satu pertandingan di tempat netral juga dianut Inggris.

Negeri Ratu Elizabeth itu memang memperlakukan Piala Super mereka, Community Shield, sebagai pertandingan amal dan kedua tim yang bertanding bisa mengganti pemain lebih dari tiga kali. Meski demikian, esensi Community Shield tetap untuk mencari pemenang antara juara Liga Inggris dan kampiun turnamen (Piala FA).

Nah, Spanyol memang aneh sendiri. Sebelum diberi nama Piala Super Spanyol, ajang yang mempertemukan juara La Liga dan turnamen (saat itu masih Copa Generalisimo) bernama Eva Duarte. Namun, ajang yang mengadopsi nama istri Presiden Argentina, Eva Duarte Peron ini, berstatus ajang tak resmi dan hanya dilaksanakan satu pertandingan.

Justru ketika ajang Piala Super Spanyol resmi dimulai pada tahun 1982, sistemnya pun berubah menjadi dua putaran. Lebih banyaknya jumlah pertandingan tentu saja memperbanyak pemasukan dari segi penjualan hak siar televisi. Namun, hampir setiap tahun terdengar keluhan yang menuntut pelaksanaan Piala Super diubah menjadi sekali tanding saja.

Alasan utama adalah padatnya jumlah pertandingan yang harus dijalani di awal musim. Pada tahun 2016 lalu, manajemen Sevilla mengeluhkan tiga pertandingan yang harus mereka jalani dalam kurun waktu sepuluh hari. Los Nervionenses harus tampil di Piala Super Eropa sebelum dua kali menghadapi Barcelona di Piala Super Spanyol. Situasi yang sama dihadapi oleh Real Madrid di tahun 2017 ini.

Peraturan UEFA juga membatasi pelaksanaan Piala Super Spanyol untuk diadakan di pekan pelaksanaan play-off Liga Champions. Maka, seringkali salah satu pertandingan Piala Super terpaksa dilaksanakan di hari kerja. Jadwal ini seringkali membuat penonton kesulitan menghadiri pertandingan tersebut. Jika dilaksanakan di malam hari, jadwal tersebut justru merepotkan bagi para pekerja yang harus bangun pagi keesokan harinya.

Pada tahun 2015, Barcelona menjadi ‘korban’ padatnya jadwal di awal musim. Mereka merebut Piala Super Eropa dengan mengalahkan Sevilla lewat pepanjangan waktu dengan skor ketat 5-4. Namun, pelaksanaan pertandingan di Tbilisi, Georgia, membuat mereka kelelahan. Tiga hari kemudian, Lionel Messi dan kawan-kawan dibantai Athletic Bilbao dengan skor 0-4 di Piala Super Spanyol.

Sekeras apa pun protes tersebut, Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) tampaknya belum akan mengabulkan tuntutan itu dalam waktu dekat. Apalagi Piala Super Cup 2017 ini akan menggelar dua kali El Clasico dalam seminggu. Keuntungan dari penjualan hak siar pasti berlimpah!

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.