Eropa Spanyol

Casemiro: Ketika Zinedine Zidane Belajar dari Masa Lalu

Menjaga keseimbangan

Bagi Zidane, yang pernah merasakan sendiri beratnya bermain tanpa penyeimbang yang cerdas, mempertahankan Casemiro adalah sebuah kewajiban. Ia tak ingin memberikan beban yang terlalu berat untuk pemain-pemain dengan spesifikasi yang lebih menyerang. Ia merasakan sendiri pahitnya kebobolan lima gol ketika baru bisa menceploskan empat.

Sikap ini terlihat jelas ketika Zidane tengah begitu tegas menyatakan bahwa jika Florentino Perez mendatangkan Kylian Mbappe, salah satu dari trio Gereth Bale, Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo harus dilepas. Alasannya, ia tak butuh tambahan penyerang lagi. Apalagi mengorbankan keseimbangan tim demi mengakomodasi pemain yang tak dibutuhkan.

Zidane akan lebih memilih Isco Alarcon atau Marco Asensio dan Dani Ceballos, untuk menggantikan salah satu dari trio BBC tersebut, supaya lini tengah tetap seimbang, ketimbang memasukkan juru gedor baru. Oleh sebab itu, ketika Madrid melepas Alvaro Morata dengan ringan, publik seharusnya paham tujuan Zidane yang lebih besar, yaitu demi kebaikan tim.

Zidane bisa saja memainkan Morata atau Mbappe dan mencadangkan Casemiro, lalu membuat Kroos bermain lebih ke dalam. Namun, dengan empat pemain menyerang, Mbappe ditambah trio BBC, lini tengah Madrid tak akan sama lagi. Keseimbangan akan terganggu.

Dengan Casemiro, Kroos, dan Modric, lini tengah Madrid akan seimbang ketika tiga pemain ini bermain bersama. Mencabut satu pemain demi pemain menyerang akan membahayakan tim secara keseluruhan.

Zidane belajar hal ini dengan menelan pil pahit di masa lalu. Ia paham betul dengan situasi jahanam itu. Mempertahankan keseimbangan tim jauh lebih penting ketimbang memboroskan dana besar demi pemain yang tak dibutuhkan. Dan di tengah itu semua, sosok Casemiro menjadi sangat penting. Ia adalah Makelele yang dirindukan publik Santiago Bernabeu, namun dengan spesifikasi lebih modern dan daya ledak yang lebih mematikan.

 

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen